Rabu, 04 Juni 2025

Etika Berdakwah di Dunia Maya: Tantangan dan Tanggung Jawab Moral dalam Era Digital

 

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap dakwah Islam, termasuk dalam hal penyampaian dakwah. Dunia maya kini menjadi ruang publik alternatif yang memungkinkan pesan-pesan keagamaan disampaikan secara luas, cepat, dan lintas batas geografis. Namun, transformasi digital ini membawa serta tantangan etis yang kompleks. Etika berdakwah di dunia maya mencakup sejumlah pertimbangan kritis, mulai dari integritas personal da’i, cara penyajian konten, hingga dampak potensial terhadap audiens yang sangat beragam. Para pengdakwah dituntut untuk tidak hanya mahir dalam memanfaatkan media digital, tetapi juga memiliki kepekaan etika yang tinggi terhadap nilai-nilai Islam, konteks sosial, dan dinamika komunikasi digital.

Pertama, aspek integritas merupakan fondasi utama dalam dakwah digital. Para pengdakwah harus menjunjung tinggi kejujuran, keterbukaan, dan tanggung jawab moral dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Integritas ini menjadi penting untuk membangun kepercayaan publik di tengah derasnya informasi yang beredar di dunia maya. Menurut Ridho dan Sabil (2023), diperlukan pedoman etika yang jelas agar para pengdakwah tidak terjebak dalam penyebaran informasi keliru atau menyesatkan, terutama dalam isu-isu sensitif seperti politik, ekonomi, dan konflik sosial.

Kedua, komunikasi digital memiliki karakteristik yang berbeda dari komunikasi langsung. Salah satu tantangan utamanya adalah absennya isyarat non-verbal, yang sering kali menyebabkan miskomunikasi atau kesalahpahaman. Farjami (2012) menekankan bahwa pesan keagamaan yang disampaikan secara daring sangat rentan terhadap pemenggalan konteks dan distorsi makna. Oleh karena itu, para pengdakwah perlu menyampaikan pesan dengan struktur bahasa yang jelas, empatik, dan tidak multitafsir. Kittross dan Gordon (n.d.) juga menegaskan pentingnya kepekaan terhadap konteks digital dan kemungkinan pesan dipotong atau dimanipulasi oleh pihak lain.

Ketiga, produksi konten dakwah di media digital harus mengedepankan prinsip tanggung jawab. Konten yang menarik memang penting untuk menjangkau khalayak luas, namun hal tersebut tidak boleh mengorbankan nilai-nilai keislaman yang luhur. Penggunaan gaya sensasional, provokatif, atau retorika yang memecah belah harus dihindari (Safi’i, 2023; Ridho & Sabil, 2023). Selain itu, keberagaman latar belakang audiens dunia maya mengharuskan para pengdakwah untuk menyampaikan pesan secara inklusif, penuh penghormatan, dan bebas dari narasi diskriminatif. Dakwah yang etis adalah dakwah yang mampu membangun dialog, memperkuat persatuan, dan menebarkan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin.

Sebagai penutup, dunia maya memang membuka peluang besar bagi pengembangan dakwah Islam, namun sekaligus menuntut peningkatan kualitas etika dalam penyampaiannya. Dakwah digital yang etis bukan hanya soal isi pesan, tetapi juga menyangkut cara penyampaiannya, niat di baliknya, serta dampaknya bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, diperlukan kerangka etika yang kokoh dan berlandaskan nilai-nilai Islam dalam praktik berdakwah di dunia maya agar dakwah dapat berfungsi sebagai pencerah, bukan pemecah.


39 komentar:

  1. Di era yang serba mudah ini tentu perlu pintar memilih konten karna yang kurang bahkan tidak bermanfaat jauh lbih banyak dri pada konten yang bermanfaat

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, terima kasih banyak Bu
    Jazaakillah ahsanal jazaa'

    BalasHapus
  3. Ma sya Allah syukron katsiron atas ilmunya bu🙏

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, terimakasih banyak atas ilmunya bu

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah... Trimakasih banyak bu...

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah. Jazaakillah khoiron, Ustadzah.

    BalasHapus
  7. Barakallahu fiik,,jazakillahu khayran sudah berbagi ilmunya bu

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Barakallahufik wa jazakillah khairan bu atas ilmu yang telah dituliskan dan dishare disini, sangat bermanfaat untuk kami semua

    BalasHapus
  10. Ilmu yang sangat bermanfaat bu, semoga bisa mengamalkannya, jazakillah khoiron

    BalasHapus
  11. pemuda yang biasanya lebih kreatif disosmed sepatutnya juga membantu memperbanyak edukasi bijak maupun dakwah islami di era modern ini ...mengingat maraknya pengguna gadget yang tak terkontrol waktunya maupun isinya .

    BalasHapus
  12. terimakasih bu alfi atas ilmu dan jerih pyahnya panjenengan semua semoga berkah selalu bu alfi .

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah Barakallah fiikum, jazakillah khairan Bu atas ilmu yang diberikan kepada kami..

    BalasHapus
  14. Meski di Dunia Maya, Etika Berdakwah tetap di perlukan, karena isi konten dan cara penyampaian bisa memengaruhi atau berdampak terhadap masyarakat luas.
    Barokallohu fiik wa jazaakillah Khoir atas ilmunya Bu Alfi

    BalasHapus
  15. Jazakillah Khoiron katsiron Bu...

    BalasHapus
  16. Semoga Bisa bermanfaat ilmunya ...

    BalasHapus

Hijrah Merdeka: Menjadi Mahasiswa Muslim yang Bebas dari Dosa, Malas, dan Overthinking

Pendahuluan Di tengah gegap gempita peringatan kemerdekaan bangsa, kita sering kali terjebak pada seremoni, tanpa melakukan kontemplasi....