Selasa, 01 Oktober 2019

NIKAH sebagai IBADAH


1. Pernikahan itu ibadah yang paling lama kita jalani, ia setengah dari agama yang kita yakini
2. Pernikahan adalah ibadah yang terlama, maka harus dipersiapkan dengan sebaiknya
3. Kecukupan pernikahan tidak disyaratkan pada materi, namun lebih kepada keimanan serta pada kedewasaan emosi
4. Nafkah tidak pernah jadi syarat bolehnya menikah, hanya saja yang sudah menikah wajib memberi nafkah
5. Yang menentukan lelaki siap atau tidaknya menikah, Kapan kita mengetahui nikah itu akan jadi ibadah.
6. Bagi lelaki arti kata "mampu" adalah bila dia dapat meyakinkan, baik meyakinkan dirinya dan meyakinkan calon istrinya meyakinkan walinya dan meyakinkan wali calon istrinya, meyakinkan diri sendiri untuk menikah bisa didapatkan, bila dia memahami betul apa tujuannya menikah
7. Tujuan menikah itu:
a) Memuliakan sunnah,
b) Sesuai fitrah penciptaan,
c) Membentuk keluarga ibadah, dan mendidik anak-anak, agar jadi pengemban dakwah, untuk melanjutkan perjuangan dan menyeru manusia menyembah Allah
8. saat seorang lelaki mengerti arti "lillah", maka dia pasti yakin untuk menikah
9. sedang meyakinkan calon istri yang salihah, hanya bisa dilakukan oleh lelaki salih
10. Lelaki salih sibuk memantaskan diri untuk mengetahui, hak dan kewajibannya sebagai seorang suami dan ayah
11. Lelaki salih akan belajar menguatkan aqidahnya, karena dia tahu dia akan jadi tumpuan
12. Dia akan mengetahui tentang halal-haram syariatnya, karena dia memimpin dan dijadikan tempat bertanya
13. Dia akan belajar jadi teladan dalam Islam dengan berdakwah, karena dia berada di depan dan jadi panutan keluarganya
14. Lelaki salih mengeraskan tangannya dalam bekerja, saat bersama istri dia melembutkan untuk menyayangi
15. Lantang suaranya dalam berdakwah, namun santun dalam menasihati
16. Mampu menguasai emosi
17. Tenang saat diterpa masalah dan bersegera mencari solusi, berpikir untuk masa depan bukan hanya saat ini
18. Bertanggungjawab atas dirinya dan apa yang dipimpinnya , diam dan berbicara pada saat yang tepat dan benar
19. Mudah memaafkan saat yang lain salah, diam saat amarah dan mendahulukan meminta maaf saat salah
20. Bukan menyalahkan tapi menuntun, bukan menghina tapi membimbing
21. Berilah dia makan sebagaimana ayahnya memberinya, berilah dia kasih sayang sebagaimana ayahnya mengasihinya
22. Bermainlah dengannya dan bercandalah dengannya, layaknya ayahnya menjaga dan melindungi putrinya
23. Ajari, pimpin dan tuntun ia ke surganya Allah, halangi, kawal dia dari murka Allah, sebagaimana ayahnya telah melakukannya
24. Lindungi dia dan berilah dia kenyamanan disisimu, sebagaimana ayahnya telah memeluk dan melindungi

Revitalization of intellectual consciousness HMI-Wati dalam Membangun Eksistensi KOHATI Komisariat IAIN Kediri yang Progresif

Pendahuluan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), didirikan di Yogyakarta oleh Lafran Pane bersama 14 orang temannya pada tanggal 14 Februari 19...