Kamis, 30 September 2021

Tinjauan Pustaka dalam Penelitian Kualitatif

 


Tujuan:

Membantu mahasiswa dalam menyusun proposal dengan mempertimbangkan literatur-literatur yang memiliki kesesuaian dengan tema penelitian yang diambil, serta menuliskan tinjauan pustaka untuk proposalnya.

Pendahuluan

Sebelum merancang proposal, Anda harus melakukan kajian pustaka terkait dengan tema penelitian yang akan Anda bahas. Dengan demikian, Anda harus memulainya dengan mencari topik apa yang bisa diteliti dan kemudian mengeksplorasi literatur-literatur dengan menerapkan beberapa langkah penting. Untuk melakukan tinjauan pustaka, Anda harus memprioritaskan beberapa literatur untuk direview, menyusun peta literatur yang berhubungan dengan tema yang Anda ambil, menuliskan abstaksi, menggunakan petunjuk-petunjuk gaya serta mendefinikan istilah-istilah yang Anda anggap penting. Tinjauan pustaka akan membantu peneliti untuk menentukan apakah tema yang diambil layak atau tidak. Tinjauan pustaka juga membantu peneliti membatasi ruang lingkup penelitiannya.

Langkah yang dilakukan dalam kegiatan peninjauan pustaka

Identifikasi Topik / Tema

  • Sebelum mempertimbangkan pustaka/literatur yang akan ditinjau, pertimbangkan terlebih dahulu, topik/tema yang akan diteliti bermanfaat secara praktis atau tidak.
  • Topik/tema, harus dipilih oleh peneliti bukan oleh pembimbing.
  • Pertimbangkan alasan-alasan utama mengapa topik penelitian tersebut benar-benar dapat dan perlu diteliti.
  • Beberapa hal yang melabarbelakangi, mulai dari sekedar menambah pengetahuan yang sudah ada, sekedar menduplikasi penelitian sebelumnya, menyuarakan kembali hak-hak kelompok marginal yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, membantu kelompok marginal memperoleh hak pendidikan yang layak, atau bahkan mentransformasikan penelitian sebelumnya. Maka solusinya adalah perbanyaklah membaca penelitian terdahulu.
  • Pertimbangkan penelitian Anda memiliki sesuatu yang baru, tanyakan pada diri sendiri: “Bagaimana proyek saya ini memiliki kontribusi pada literatur?”; “Apakah penelitian saya membahas topik yang belum diteliti?”; “ataukah menduplikasi penelitian sebelumnya?”

Bahan Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berarti menempatkan dan menyimpulkan kajian-kajian tentang suatu topik tertentu. Kajian tersebut seringkali berupa studi-studi penelitian (karena anda memang sedang menggarap suatu penelitian), bisa juga berupa artikel atau pemikiran yang memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan, yakni:  (1) menginformasikan kepada pembaca tentang hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukannya; (2) menghubungkan penelitiannya dengan literatur yang telah ada; (3) mengisi celah-celah dalam penelitian sebelumnya; (4) menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur untuk mempertegas pentingnya penelitiannya; (5) membandingkan hasilnya dengan penemuan-penemuan lain.

Pemanfaatan pustaka/literatur

Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara konsisten dan tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi peneliti. Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa penelitian tersebut eksploratif. Peneliti harus berusaha mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman berdasarkan apa yang ia dengar. Penggunakan literatur dalam penelitian dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan beragam cara:

Model Penggunaan

Kriteria

Strategi Penelitian yang sesuai

Tinjauan pustaka disajikan dalam pendahuluan untuk menjelaskan kerangka “teoritis-kronologis” masalah penelitian

Harus ada beberapa literatur yang tersedia

Model ini biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif, apa pun itu jenis strateginya

Tinjauan pustaka disajikan dalam bagian terpisah dengan judul “Tinjauan Pustaka”

Pendekatan ini lebih disukai oleh para pembaca yang sudah terbiasa dan nyaman dengan pendekatan pospositivis tradisional untuk tinjaun pustaka

Pendekatan ini biasanya diterapkan dalam penelitian-penelitian yang menggunakan teori yang sudah kuat di awal penelitian, seperti etnografi dan kajian teori kritis

Tinjauan pustaka disajikan di akhir penelitian.

Biasanya berjudul “Bacaan/Literatur untuk membandingkan dan membedakan hasil penelitian dengan apa yang terdapat dalam literatur”

Pendekatan ini cocok untuk penelitian kualitatif yang bersifat induktif; literatur tidak membimbing dan mengarahkan penelitian, tetapi menjadi petunjuk dan pembanding atas pola-pola atau kategori-kategori yang diperkenalkan dalam penelitian

Pendekatan ini dapat diterapkan di semua jenis rancangan kualitatif, tetapi lebih sering diterapkan dalam penelitian grounded theory dimana seseorang dapat membedakan dan membandingkan satu teori dengan teori yang lain yang terdapat dalam literatur

Langkah dalam Melakukan Tinjauan Pustaka

Ada banyak cara dalam menggarap tinjauan pustaka, tetapi sebagian besar sarjana melakukannya dengan cara yang sistematis untuk menangkap, mengecaluasi dan menyimpulkan literatur yang ada. Beberapa ini adalah langkah yang direkomendasikan oleh Creswell:

    1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci penelitian.
    2. Kunjungi perpustakaan untuk menemukan jurnal dan buku terkait topik penelitian.
    3. Berusahalah menemukan sedikitnya 50 laporan penelitian, seperti jurnal atau buku yang terkait dengan penelitian
    4. Bacalah sepintas sekumpulan artikel atau bab-bab dalam buku, lalu salinlah yang relevan dengan topik Anda.
    5. Mulailah merancang peta literatur
    6. Buatlah ringkasan dari beberapa artikel yang relevan. Ringkasan inilah yang akan diinput sebagai tinjauan pustakan Anda. Masukkan referensinya sesuai dengan petunjuk kampus Anda.
    7. Membuat tinjauan pustaka secara tematis atau berdasarkan konsep-konsep penting. Di akhir tinjauan pustaka, utarakan pandangan umum anda tentang tema keseluruhan yang anda peroleh dari literatur yang ada, lalu jelaskan “mengapa penelitian anda ini benar-benar memiliki kebaruan tersendiri dibandingkan dengan literatur sebelumnya?”
Peta Literatur Penelitian

Peta literatur merupakan ringasan visual dari penelitian yang sudah dilakukan oleh orang lain. Peta ini disusun dalam bentuk gambar dan bisa disusun dalam berbagai cara. Salah satunya adalah secara hirarkis, yakni menyajikan literatur dengan top-down, bisa juga flawchart dan sebagainya mana yang sekiranya efektif.

Mengabstrasikan Literatur

Abstraksi literatur merupakan tinjauan singkat atas literatur dalam bentuk paragrap pendek yang meringkas elemen-elemen utama, agar pembaca dapat memahami keunggulan dasar dari setiap literatur. Untuk membuat abstraksi, peneliti perlu mempertimbangkan materi apa yang akan diringkas dari literatur yang ada. Abstraksi yang baik mencakup beberapa point berikut:

    1. Menyatakan masalah yang akan dibahas
    2. Menyatakan tujuan dan fokus penelitian
    3. Menyatakan secara singkat tentang populasi, sampel atau data
    4. Membahas hasil inti penelitian
    5. Tunjukkan kekurangan teknis dari metodologis dalam literatur tersebut (jika tinjauan pustakanya bersifat metodologis)


Area Penelitian Pendidikan Agama Islam

 



1.       Lembaga Pendidikan Agama Islam

A.      Formal (Madrasah, PT Islam, Pesantren)

B.      Non Formal  (Majelis Ta’lim, Masjid, Musholla, Remas, Remus, TPQ)

C.      Informal (Keluarga)

2.       Komponen Pendidikan Agama Islam

A.      Kepala Madrasah

B.      Guru

C.      Siswa

D.      Kurikulum

E.       Metode

F.       Strategi

G.     Lingkungan



Mananajemen Pendidikan Islam dan Implikasinya


 

MPI adalah proses pengelolaan LPI secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Yang dimaksud sumber belajar adalah segala hal yang dapat dimanfaatkan untuk memfasiltasi belajar seseorang. Dari definisi tersebut, terdapat beberapa implikasi yang saling terkait yang membentuk kesatuan, dengan penjabaran sebagai berikut:

Pertama, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami.

Aspek ini menghendaki adanya muatan-muatan nilai Islami dalam proses pengelolaan LPI. Antara lain, penekanan pada manfaat, maslahah, kualitas, kemajuan dan pemberdayaan. Selanjutnya upaya pengeloaan agar selalu menjaga sifat Islami, yakni bersandar pada pesan-pesan al Qur’an dan Hadits.

Kedua, terhadap lembaga pendidikan Islam.

Aspek ini menunjuk pada obyek manajemen yang secara khusus  untuk menangani pendidikan Islam dengan segala keunikannya. Maka manajemen ini dapat mendiskripsikan cara pengelolaan madrasah, pesantren, perguruan tinggi Islam dan sebagainya.

Ketiga, Proses pengelolaan LPI secara Islami menghendaki adanya sifat inklusif dan eksklusif.

Sifat inklusif, di mana kaidah yang digunakan dalam manajerial lembaga pendidikan Islam dapat pula dipakai pada selain LPI jika ada kesesuaian sifat dan misinya. Sedangkan yang dimaksud sifat eksklusif di sini adalah LPI disebut sebagai obyek langsung (special). Kaidah lembaga pendidikan umum juga dapat dipakai LPI selama sesuai dengan nilai-nilai Islam, realita dan kultur yang dihadapi LPI.

Keempat, dengan cara menyiasati.

Hal ini mengandung strategi yang menjadi pembeda dengan manajemen. Manajemen merupakan siasat/strategi untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan MPI yang senantiasa diwujudkan melalui strategi tertentu, yang terkadang strategi tersebut sesuai dengan strategi dalam mengelola lembaga pendidikan secara umum, namun kadang juga berbeda sebab yag dihadapi berbeda situasi dengan LPI.

Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait.

Sumber belajar berupa: (1) manusia (guru, ustadz/ah, dosen, siswa/santri/mahasiswa, pegawai, pengurus yayasan); (2) bahan (perpustakaan, buku paket, buku ajar, dsb); (3) lingkungan; (4) alat dan peralatan (laboratorium, dst); (5) Aktivitas (sosio politik, sosio klutural, sosio ekonomik, sosio religius).

Keenam, tujuan pendidikan Islam.

Arah dari seluruh kegiatan pengelolaan LPI sehingga tujuan ini sangat mempengaruhi komponen lainnya, bahkan mengendalikannya.

Ketujuh, efektif dan efisien.

Berhasil guna dan berdaya guna. Berhasil mencapai tujuan dengan penghematan daya, waktu dan biaya.

Jumat, 24 September 2021

Mengenal Metodologi Penelitian

 


I.        Penelitian Kualitatif

A.   Pengertian

Penelitian dalam dunia akademik khususnya di perguruan tinggi merupakan sebuah kewajiban, setiap jenjang pendidikan tinggi yang akan menyelesaikan studi harus melewati tahapan yang disebut penelitian meskipun dikemas dalam nama yang berbeda. Di jenjang S1 disebut dengan Skripsi, S2 disebut dengan Tesis dan S3 disebut dengan Disertasi. Selain mahasiswa, di perguruan tinggi yang menjunjung tinggi Tri Darma yaitu Pendidikan/pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat maka dosen/pengajar pun dituntut untuk mengembangkan diri melalui penelitian.

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melalui upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema khusus menuju ke tema-tema yang bersifat umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus pada makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Cresswell, 2012)

Penelitian kualitatif bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moelong, 2011)

Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Instrumen yang digunakan adalah orang atau human instrument yaitu peneliti sendiri. Untuk itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. 

B.        Karakteristik

Karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut :

  1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci;
  2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka;
  3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau hasil;
  4. Penelitian kualitatif menganlisi data secara induktif;
  5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna.

Karakteristik penelitian kualitatif berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Aspek

Karakteristik Metode Kualitatif

Desain

  • Umum
  • Fleksibel
  • Berkembang dan muncul dalam proses penelitian

Tujuan

  • Menentukan pola hubungan yang bersifat interaktif
  • Menemukan teori
  • Menggambarkan realitas yang kompleks
  • Memperoleh pemahaman data

Teknik Pengumpulan data

  • Participant Observation
  • In Depth Interview
  • Dokumentasi
  • Triangulasi

Instrumen Penelitian

  • Peneliti sebagai Instrumen (human instrument)
  • Buku catatan, tape – recorder, camera, handycam, dan lain-lain

Data

  • Deskriptif kualitatif
  • Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dan lain-lain

Sampel/Sumber Data

  • Kecil
  • Tidak representatif
  • Purposive, snowball
  • Berkembang selama proses penelitian

Analisis

  • Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian
  • Induktif
  • Mencari pola, model, tema dan teori

Hubungan dengan Responden

  • Empati, akrab supaya diperoleh pemahaman yang  mendalam
  • Kedudukan sama, bahkan sebagai guru, konsultan
  • Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis.

Usulan Desain

  • Singkat, umum bersifat sementara
  • Tidak dirumuskan hipotesis karena justru akan menemukan hipotesis
  • Prosedur bersifat umum, seperti merencanakan piknik.
  • Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
  • Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan

Kapan penelitian dianggap selesai ?

Setelah tidak ada data yang dianggap baru / jenuh

Kepercayaan terhadap hasil penelitian

Pengujian kredibilitas, dependabilitas, proses dan hasil penelitian


C.   Penggunaan Metode Kualitatif

Berikut ini beberapa alasan yang perlu diperhatikan sehingga kita harus menggunakan metode kualitatif:

  1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak atau tambang emas, dan lain – lain.
  2. Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam dan observasi serta dokumentasi.

  3. Meneliti sejarah perkembangan, termasuk sejarah perkembangan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif

  4. Untuk memastikan kebenaran data melalui teknik pengumpulan dengan secara trianggulasi/gabungan maka kepastian data akan lebih terjamin.

  5. Untuk mengembangkan teori melalui data yang diperoleh di lapangan

  6. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas. 

II.        Penelitian Kuantitatif

A.       Pengertian

Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten, mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Creswell, 2012).

Metode penelitian kuantitatif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada  populasi dimana sampel tersebut diambil. 

B.        Karakteristik

Karakteristik penelitian kuantitatif berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Aspek

Karakteristik Metode Kuantitatif

Desain

  • Spesifik, jelas dan terinci
  • Ditentukan secara mantap sejak awal
  • Menjadi pegangan langkah demi langkah 

Tujuan

  • Menunjukkan hubungan antar variabel
  • Menguji teori
  • Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif

Teknik Pengumpulan data

  • Kuesioner
  • Observasi dan wawancara terstruktur

Instrumen Penelitian

  • Tes, angket, wawancara terstruktur
  • Instrumen yang telah terstandar 

Data

  • Kuantitatif
  • Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen 

Sampel/Sumber Data

  • Besar
  • Representatif
  • Sedapat mungkin random
  • Ditentukan sejak awal 

Analisis

  • Setelah selesai pengumpulan data
  • Deduktif
  • Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis 

Hubungan dengan Responden

  • Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
  • Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
  • Jangka pendek sampai hipotesis dapat dbuktikan 

Usulan Desain

  • Luas dan rinci
  • Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
  • Prosedur yang spesifik dan rinci langkah langkahnya
  • Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas.
  • Hipotesis dirumuskan dengan jelas
  • Ditulis secara rinci sebelum terjun ke lapangan.  Singkat, umum bersifat sementara

Kapan penelitian dianggap selesai ?

Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan

Kepercayaan terhadap hasil penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas isntrumen


C.        Penerapan Metode Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif dapat digunakan / diterapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut :

  1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
  2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode ini cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas maka dapat menggunakan sampel.
  3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Metode eksperimen paling cocok digunakan.
  4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
  5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena empiris dan dapat diukur.
  6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori atau produk tertentu. 

 

III.           Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

A.            Pengertian

Alasan mengapa lahir mixed method research adalah:  bahwa kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan bila hanya menggunakan salah satu pendekatan saja”. Mixed method research bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif.

Metode kombinasi atau biasa juga disebut dengan metode penelitian gabungan adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan  antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kuatitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik (bila dibandingkan dengan satu metode) (Cresswell, 2012). 

B.        Penerapan Penelitian Kombinasi (Mixed methods)

Metode penelitian kombinasi sebagaimana dijelaskan sebelumnya yang merupakan penggabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Meskipun sulit menggabungkan keduanya dalam satu proses penelitian. Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan apabila ingin menerapkan metode kombinasi yaitu sebagai berikut:

  1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama tetapi tujuan yang berbeda. Kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis sedangkan kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis.
  2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan kualitatif sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif.
  3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data (bukan metodenya), seperti penggunaan trianggulasi dalam penelitian kualitatif.
  4. Dapat menggunakan metode tesebut secara bersamaan, asal keduanya telah difahami degan jelas dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian. 



Revitalization of intellectual consciousness HMI-Wati dalam Membangun Eksistensi KOHATI Komisariat IAIN Kediri yang Progresif

Pendahuluan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), didirikan di Yogyakarta oleh Lafran Pane bersama 14 orang temannya pada tanggal 14 Februari 19...