Kamis, 30 September 2021

Mananajemen Pendidikan Islam dan Implikasinya


 

MPI adalah proses pengelolaan LPI secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Yang dimaksud sumber belajar adalah segala hal yang dapat dimanfaatkan untuk memfasiltasi belajar seseorang. Dari definisi tersebut, terdapat beberapa implikasi yang saling terkait yang membentuk kesatuan, dengan penjabaran sebagai berikut:

Pertama, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami.

Aspek ini menghendaki adanya muatan-muatan nilai Islami dalam proses pengelolaan LPI. Antara lain, penekanan pada manfaat, maslahah, kualitas, kemajuan dan pemberdayaan. Selanjutnya upaya pengeloaan agar selalu menjaga sifat Islami, yakni bersandar pada pesan-pesan al Qur’an dan Hadits.

Kedua, terhadap lembaga pendidikan Islam.

Aspek ini menunjuk pada obyek manajemen yang secara khusus  untuk menangani pendidikan Islam dengan segala keunikannya. Maka manajemen ini dapat mendiskripsikan cara pengelolaan madrasah, pesantren, perguruan tinggi Islam dan sebagainya.

Ketiga, Proses pengelolaan LPI secara Islami menghendaki adanya sifat inklusif dan eksklusif.

Sifat inklusif, di mana kaidah yang digunakan dalam manajerial lembaga pendidikan Islam dapat pula dipakai pada selain LPI jika ada kesesuaian sifat dan misinya. Sedangkan yang dimaksud sifat eksklusif di sini adalah LPI disebut sebagai obyek langsung (special). Kaidah lembaga pendidikan umum juga dapat dipakai LPI selama sesuai dengan nilai-nilai Islam, realita dan kultur yang dihadapi LPI.

Keempat, dengan cara menyiasati.

Hal ini mengandung strategi yang menjadi pembeda dengan manajemen. Manajemen merupakan siasat/strategi untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan MPI yang senantiasa diwujudkan melalui strategi tertentu, yang terkadang strategi tersebut sesuai dengan strategi dalam mengelola lembaga pendidikan secara umum, namun kadang juga berbeda sebab yag dihadapi berbeda situasi dengan LPI.

Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait.

Sumber belajar berupa: (1) manusia (guru, ustadz/ah, dosen, siswa/santri/mahasiswa, pegawai, pengurus yayasan); (2) bahan (perpustakaan, buku paket, buku ajar, dsb); (3) lingkungan; (4) alat dan peralatan (laboratorium, dst); (5) Aktivitas (sosio politik, sosio klutural, sosio ekonomik, sosio religius).

Keenam, tujuan pendidikan Islam.

Arah dari seluruh kegiatan pengelolaan LPI sehingga tujuan ini sangat mempengaruhi komponen lainnya, bahkan mengendalikannya.

Ketujuh, efektif dan efisien.

Berhasil guna dan berdaya guna. Berhasil mencapai tujuan dengan penghematan daya, waktu dan biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...