Rabu, 22 April 2020

MAKANAN DIMASAK SEMPURNA & HINDARI DAGING YANG BERPOTENSI MENULARKAN

JAGA DIRI DAN KELUARGA DARI COVID 19 MELALUI GERMAS
DALAM BAHASA AGAMA

(Langkah Ke-8: Makan Makanan Yang Dimasak Sempurna Dan Jangan Makan Daging Dari Hewan Yang Berpotensi Menularkan)

Oleh: Alfiatu Solikah, S. Ag., M.Pd.I.



Langkah ke-8 dari upaya mencegah diri dan keluarga dari Covid-19 adalah makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan daging hewan yang berpotensi menularkan. Sebagaimana pembahasan sebelumnya, tulisan tetap mengacu kepada aturan Kementerian Kesehatan dalam bahasa agama. Penulisan berikut berisi tentang tips memasak yang benar, tips menjaga kebersihan dapur, etika memasak di dalam Islam, agar masakan membawa berkah serta beberapa makanan yang dikhawatirkan berpotensi menularkan covid-19.

Memasak yang benar

WHO telah menyarankan setidaknya untuk mencuci dan memasak bahan makanan dengan benar. Meski makanan tidak termasuk dalam media penyebaran virus corona, namun mengikuti semua protokol keamanan pangan perlu dilakukan. Memasak dengan benar secara signifikan bisa mengurangi konsentrasi virus (Donald W. Schaffner, Director of the Food Science Graduate Program at Rutgers University, Today, Rabu 15/4/2020). Rekomendasi terbaik dalam memasak makanan sebenarnya berbeda-beda, tergantung jenis bahan pangan. Misalnya untuk unggas, para ahli menyarankan agar dimasak dalam panas 165º C. Sedangkan untuk daging sapi setidaknya dimasak 160º C.

Adapun cara desinfeksi makanan dan dapur untuk menjamin semuanya bersih dan steril. Hal ini perlu dipraktekkan di tengah pandemi virus corona seperti sekarang. Ritual makan bersama keluarga tetap perlu dilakukan di tengah wabah virus corona, sebab kebiasaan ini bisa menguatkan satu sama lain (Epidemiolog Aubree Gordon dari Universitas Michigan, Amerika Serikat).

Tips dari para pakar untuk menjaga kebersihan dapur selama pandemi virus corona:
  1. Bersihkan dapur lebih dari sekali sehari. Cara membersihkan dapur yang tepat akan berhasil menyingkirkan virus. Virus corona lebih menempel pada permukaan plastik dan stainless steel alih-alih di permukaan tembaga atau kertas karton. Virus ini bertahan sampai 72 jam di plastik dan stainless steel. Manfaatkan cairan pembersih dapur untuk melakukan hal ini (Brian Sansoni, American Cleaning Institute).
  2. Area yang perlu dibersihkan diantaranya permukaan meja dan lemari dapur, meja makan jika ada di dapur, pintu kulkas, talenan, dan tombol-tombol kompor. Lebih baik jika menggunakan campuran air dan sabun untuk membersihkan area tersebut. Gunakan spons agar lebih efektif. Terakhir, jangan lupa cuci spons sampai bersih (Ahli kimia William F. Carroll Jr. dari Indiana University).
  3. Desinfeksi dengan cairan pembersih. Di pasaran ada cairan pembersih dapur yang bisa dimanfaatkan. Pilih yang bersifat 'bleach', biasanya mengandung larutan natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida yang memiliki fungsi mensterilkan.
  4. Pakai air sabun ketimbang cuka. Virus corona rentan terhadap air sabun. Karenanya pakai larutan ini dibanding cuka. Larutan cuka kurang efektif membunuh bakteri dan virus termasuk corona.
  5. Pakai sarung tangan tak masalah. Saat membersihkan dapur, tak masalah jika ingin pakai sarung tangan sekali pakai. Kalau tak ada, bisa pakai tangan telanjang. Hanya saja pastikan sering mencuci tangan dengan benar.
  6. Bersihkan wadah-wadah makanan. Wadah makanan seperti kotak penyimpanan juga perlu dilap dan dibersihkan. Wadah ini bisa dipakai untuk menyimpan bahan makanan kering seperti pasta atau sereal.
  7. Cuci buah dan sayur. Buah, sayur, dan bahan makanan segar lain tak perlu dicuci dengan larutan desinfeksi. Cukup dengan membilasnya menggunakan air atau merendamnya. Mulai dari sayuran hijau, sayuran akar, sampai sayuran dan buah yang teksturnya keras, berikut cara mencucinya.
  8. Sering cuci tangan, penting untuk selalu mencuci tangan dengan benar. Paling tidak selama 20 detik. Gunakan sabun cuci tangan. Setelah itu keringkan dengan handuk bersih. Jangan sampai mengelap tangan kotor di handuk bersih (Andi Annisa Dwi Rahmawati, Cara Desinfeksi Dapur dan Makanan dari Virus Corona)


Etika Memasak

dalam Islam segala sesuatu telah ada  tuntunannya. termasuk memasak. Bagaimana etika memasak ? antara lain dengan doa-doa berikut:

Doa Masuk Dapur:
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Q.S. Al Kahfi ayat 10)

Doa Waktu menimbang beras:
 الحَمدُ للهِ الَذي اطْعَمَنَا  مِنْ جُوعٍ
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan daripada kelaparan.

Doa membuka periuk:
 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
Ya Allah berkatilah kami daripadanya dan kurniakanlah kami makanan yang lebih baik darinya (At-Tarmizi 5/506. Sahih At-Tarmizi 3/158.)

Zikir Waktu Masak:
 لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ كَاشِفَةٌ ۗ
Tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari itu) selain Allah (Q.S. an Najm, ayat 58).


Doa Potong Sayur & Buah
 فَذَبَحُوْهَا وَمَا كَادُوْا يَفْعَلُوْنَ ࣖ
Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah) itu (Q.S. al Baqarah: 71)

Doa meletak periuk
 فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. al Baqarah: 137)


Doa simpan beras
 وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
Engkau jualah yang memberi rezeki kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dengan tiada hitungan hisabnya. (Q.S. Ali Imron: 27)

Demikianlah beberpa doa ketika di dapur, agar makanan yang dimasak berkah, rumahtangga kita bahagia, terhindar daripada perkara-perkara yang tak diingini dan sebagainya. Semoga rumahtangga kita sentiasa dibawah naungan keberkatan Allah jua.

Makanan yang dikhawatirkan 
Beberapa hewan yang berpotensi menularkan virus corona antara lain kera, kucing, ular, serta kelelawar. 
------------------------------------------------------------
Baca juga 
dan 
-------------------------------------------------------------
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Al Baqarah: 168)

Kita diperintah untuk makan makanan yang halal dan baik yang kita sukai dan tidak mengikuti jejak langkah setan yang merayu kita agar memakan yang haram atau menghalalkan yang haram. Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama dari segi hukumnya, baik halal dzatnya, dibolehkan oleh agama, misalnya telor, buah-buahan, sayur-mayur dan lain-lain. Makanan halal hakikatnya adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara yang benar menurut agama, misalnya makanan seperti contoh di atas yang diperoleh dengan usaha yang benar, sapi yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan lain-lain. Adapun lawan dari halal adalah haram, yaitu makanan yang secara dzatnya dilarang oleh agama untuk dimakan, misalnya daging babi, daging anjing, darah, bangkai selain bangkai ikan, dan lain-lain. Sedangkan haram karena hakikatnya adalah haram untuk dimakan karena cara memperoleh atau cara mengolahnya, misalnya telor hasil mencuri, daging hasil menipu, dan lain sebagainya.

Adapun makanan yang baik yaitu makanan yang dapat dipertimbangkan dengan akal, dan ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik adalah yang berguna dan tidak membahayakan bagi tubuh manusia dilihat dari sudut kesehatan. Maka makanan yang baik lebih bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia yang bersangkutan, misalnya suatu jenis makanan sangat baik untuk si A, belum tentu baik pula untuk si B atau si C. Makanan yang baik belum tentu halal dan yang halal belum tentu baik.

Covid 19 yang semula muncul di Kota Wuhan China berdasar beberapa penelitian berasal dari kelelawar yang dikonsumsi. Sehingga dengan munculnya Covid 19 mengajak kita untuk kembali kepada ajaran agama dengan memakan makanan yang halal dan baik. 


Lanjut ke langkah ke Sembilan:
Bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas kesehatan ! Klik disni


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...