Selasa, 14 April 2020

COVID 19 MENGAJAK KEMBALI KEPADA AJARAN AGAMA

COVID 19 MENGAJAK KEMBALI KEPADA AJARAN AGAMA
Oleh: Alfiatus Sholihah
Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Kediri


Sejak pemerintah mengumumkan untuk belajar, bekerja, beribadah dari rumah, yang dilakukan untuk mencegah mewabahnya pandemi covid 19. Dan membiasakan diri untuk hidup bersih, berkumpul hanya dengan keluarga, hanya keluar rumah untuk hal yang sangat penting dan menghindari madharat. Hal ini menghadirkan kepada kita betapa pentingnya kita melaksanakan ajaran agama. Agama memerintahkan untuk:
  1. Makan makanan yang halal serta baik, baik halal jenisnya maupun halal perolehannya.
  2. Menjaga kebersihan dan kesucian, baik bersih dan suci lahir maupun batin.
  3. Melaksanakan ajaran agama hanya untuk Allah, bukan untuk orang lain, untuk pamrih, untuk diketahui orang lain dan sebagainya.
  4. Berolah raga, agar badan tetap sehat dan tidak mudah kena penyakit.
  5. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka, maka utamakan untuk senantiasa berkumpul bersama keluarga bukan bersama orang lain terlebih bukan mukhrimnya.


Kehadiran Covid 19 mengajarkan kepada kita betapa kita harus segera kembali kepada ajaran agama. Karena atas kehadirannya telah memunculkan kebijakan di berbagai negeri. Kebijakan untuk lock down, kebijakan untuk menjaga kebersihan, kebijakan untuk hanya belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Kebijakan menjaga kesehatan. Covid 19 berupaya untuk membentuk kepribadian dan karakter. Dari beberapa hal tersebut, penulis uraian sebagai berikut:

1. Agama memerintahkan untuk makan makanan yang halal serta baik.


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Al-Baqarah: 168)

Kita diperintah untuk makan makanan yang halal dan baik yang kita sukai dan tidak mengikuti jejak langkah setan yang merayu kita agar memakan yang haram atau menghalalkan yang haram. Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama dari segi hukumnya, baik halal dzatnya, dibolehkan oleh agama, misalnya telor, buah-buahan, sayur-mayur dan lain-lain. Makanan halal hakikatnya adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara yang benar menurut agama, misalnya makanan seperti contoh di atas yang diperoleh dengan usaha yang benar, sapi yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan lain-lain. Adapun lawan dari halal adalah haram, yaitu makanan yang secara dzatnya dilarang oleh agama untuk dimakan, misalnya daging babi, daging anjing, darah, bangkai selain bangkai ikan, dan lain-lain. Sedangkan haram karena hakikatnya adalah haram untuk dimakan karena cara memperoleh atau cara mengolahnya, misalnya telor hasil mencuri, daging hasil menipu, dan lain sebagainya.

Adapun makanan yang baik yaitu makanan yang dapat dipertimbangkan dengan akal, dan ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik adalah yang berguna dan tidak membahayakan bagi tubuh manusia dilihat dari sudut kesehatan. Maka makanan yang baik lebih bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia yang bersangkutan, misalnya suatu jenis makanan sangat baik untuk si A, belum tentu baik pula untuk si B atau si C. Makanan yang baik belum tentu halal dan yang halal belum tentu baik.

Covid 19 yang semula muncul di Kota Wuhan China berdasar beberapa penelitian berasal dari kelelawar yang dikonsumsi. Sehingga dengan munculnya Covid 19 mengajak kita untuk kembali kepada ajaran agama dengan memakan makanan yang halal dan baik.

2. Agama memerintahkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian yang meliputi badan, pakaian, tempat tinggal dan lingkungan

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi)

Covid 19 mengajarkan kepada kita untuk menjaga kebersihan, rajin cuci tangan memakai sabun, rajin mengenakan masker, rajin ganti baju setelah kita keluar dari rumah dan sebagainya.

3. Agama mengajarkan kita bersih dalam tindakan, perkataan dan sikap kita. 

Bersih dari tindakan tidak terpuji seperti: 
  • Dholim atau menganiyaya adalah perbuatan yang menyakitkan hati orang lain, sedangkan orang itu tidak berdaya untuk membalas dan hanya mampu bertahan atas semua perlakuan si pelaku; 
  • Bertengkar atau berkelahi; 
  • Mencuri yakni mengambil yang bukan haknya termasuk korupsi; 
  • Membunuh; 
  • Qot’ut Thoriq atau begal jalan; 
  • Tajassus yakni mencari-cari kesalahan orang lain; 
  • dan lain-lain.


Bersih dari ucapan yang tidak terpuji seperti: 
  • Berkata kotor; 
  • Kidzbu atau dusta; 
  • Fitnah adalah melontarkan tuduhan kepada orang lain Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 191:"Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan
  • Namimah atau adu domba; 
  • Ghibah atau menggunjing adalah menceritakan keburukan orang lain; 
  • dan lain-lain.


Bersih dari penyakit hati seperti: 
  • Khianat 
  • Ghadhab atau marah 
  • Thoma’ atau Tamak adalah perasaan serakah atas harta dan kenikmatan dunia; 
  • Khiqdu atau benci; 
  • Dendam 
  • Takabbur atau Sombong ("Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar dzarrah dari sifat sombong"). 
  • Sum’ah adalah melakukan sesuatu kebaikan agar didengar oleh orang lain. 
  • Riya adalah melakukan suatu kebaikan agar dirinya dilihat dan dinilai baik oleh orang lain. surat Al-Maun ayat 4-5: "Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) Orang-orang yang lalai dari sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya
  • Iri hati 
  • Hasud atau dengki adalah perasaan tidak senang atas nikmat yang diterima oleh orang lain, berkeinginan agar nikmat itu hilang, dan merasa senang jika orang lain mendapatkan musibah; 
  • Kufur terhadap nikmat dan rohmat Allah; 
  • Nifak berpura-pura dengan menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukannya. 
  • Syirik adalah menyekutukan Allah SWT; 
  • Yaksu atau putus asa adalah perasaan tidak akan pernah mendapatkan rohmat dan nikmat dari Allah SWT, dan lain-lain.


Covid 19 mengajarkan kepada kita untuk lock down, dengan belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Hal ini secara langsung menegur kepada manusia yang kelihatannya beribadah ke masjid, ke majlis ta’lim, bahkan tanah sucitetapi dalam batinnya ada rasa riya’, nifak, hasud, takbur dan sebagainya.

4. Agama mengajarkan kepada kita untuk rajin berolah raga, agar kita tumbuh sehat dan kuat tidak mudah terkena penyakit. 
Rosulullah mengajarkan beberapa olah raga seperti: 
  • lomba lari: Diceritakan oleh Aisyah RA: "Rasulullah SAW mendahuluiku, kemudian aku mendahului beliau, begitulah seterusnya. Hingga saat badanku sudah gemuk, kami pernah berlomba dan beliau yang memenangkan perlombaan itu. Kata beliau, "Kemenangan kali ini merupakan balasan atas kekalahan yang lalu." (HR. Ahmad dan Abu Daud). 
  • Bergulat: “Sesungguhnya Rasulullah gulat dengan Rukanah yang terkenal kekuatannya itu, kemudian ia berkata; Domba lawan domba. Kemudian Rasulullah bergulat dan beliau bersabda : Berjanjilah denganku untuk (melakukan gulat) lagi di lain waktu. Kemudian Rasulullah bergulat seraya bersabda: Berjanjilah denganku, lalu Rasulullah saw bergulat untuk ketiga kalinya. Kemudian orang itu bertanya; apa yang harus saya katakan kepada keluargaku? Rasulullah saw menjawab: Katakan “domba telah dimakan oleh serigala, dan seekor dombapun lari.” Kemudian apa pula yang saya katakan untuk yang ketiga? Rasulullah saw menjawab : Kami tidak dapat mengalahkan kamu untuk bergulat karena itu ambillah hadiahmu.” (HR. Abu Daud). 
  • Panahan: Rasulullah bersabda : “Lemparlah panahmu itu, dan saya bersama kamu sekalian.” (HR. Bukhari). “Kamu harus belajar memanah, karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (HR. Bazzar dan Thabrani). 
  • Anggar: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata : “Ketika orang-orang Habasyah sedang bermain anggar di hadapan Nabi , tiba-tiba Umar masuk kemudian mengambil kerikil dan melemparkannya kepada mereka. kemudian Rasulullah berkata kepada Umar : Biarkanlah mereka itu, wahai Umar.” (HR. Bukhari dan Muslim). 
  • Berkuda: “Sesungguhnya Rasulullah pernah mengadakan pacuan kuda dan memberi hadiah kepada pemenangnya.” (HR. Muslim).
  • Berenang: Rasulullah SAW bersabda: "Ajarilah anakmu (olahraga) berenang dan memanah " (HR. Dailami).


Covid 19 mengajak kita untuk rajin berjemur dan berolah raga untuk memperkuat daya tahan tubuh. Hadist-hadist di atas menjelaskan bahwa Islam sangat peduli dengan kesehatan, yuk mulai terapkan gaya hidup sehat mulai sekarang!

5. Agama memerintahkan untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (at Tahrim: ayat 6).

Demikian agama memerintahkan diri kita untuk memelihara diri dan keluarga dari api neraka. Namanya menjaga sudah jalas berada di dalam keluarga. Bukan berada di tempat lain. Seperti halnya satpam dalam sebuah perusahaan, maka satpam tersebut tidak akan pergi ke manapun, karena dia bertugas menjaga sebuah perusahaan. Maka demikian halnya kita yang harus menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Kita hanya biasakan menjaga diri dan keluarga dengan saling percaya, dengan pantauan gadget maupun komunikasi yang lain. Padahal hal ini kadang masih banyak kejadian kecolongan, anak ternyata tidak berangkat sekolah, istri tidak berangkat bekerja dan sebagainya. Dengan demikian yang mesti digarisbawahi yakni betapapun sibuknya kita, keluarga adalah yang utama sebagai pertanggungjawaban kita di hadapan Allah kelak, agar selamat dari siksa api neraka.

Covid 19 memberikan pembelajaran kepada kita kembali menjadi guru untuk anak-anak kita yang selama kita titipkan kepada bapak ibu guru di sekolah. Kembali bersama-sama belajar dengan anak-anak kita, bermain dengan anak-anak kita, beribadah dengan anak-anak kita. Kembali ke rumah untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Proses pembelajaran untuk kita umat agar selalu waspada dan senantiasa peduli dengan kehidupan kita. COVID 19 tidak memandang bulu bagi yg terinfeksi muda, tua, pejabat, rakyat dan lain-lain bisa terkena. Belajar menjadi manusia pembelajar untuk tidak saling menyalahkan, tidak membully, tidak melakukan perundungan. Belajar menjadi manusia yg bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga. Belajar untuk bisa bertawaqal kepada allah swt. Belajar untuk menjadi manusia bermanfaat untuk orang banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...