Rabu, 22 April 2020

BILA DEMAM & SESAK NAFAS, SEGERA KUNJUNGI FASILITAS KESEHATAN


JAGA DIRI DAN KELUARGA DARI COVID 19 
MELALUI GERMAS DALAM BAHASA AGAMA

(edisi Ke-9: Bila Demam & Sesak Nafas, Segera Kunjungi Fasilitas Kesehatan)

Oleh: Alfiatu Solikah, S. Ag., M.Pd.I.


Langkah ke-9 dari ikhtiar menjaga diri dan keluarga dari Covid-19 adalah bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas kesehatan. Hal ini adalah sebuah kewajiban untuk menyelamatkan diri. Begitu cepatnya Covid-19 menular dan mengancam kelangsungan hidup manusia, maka demi kemaslahatan bersama, sebaiknya orang yang mengalami gejala di atas, sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter.
إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام
Artinya: “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abu Darda)
إنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali diturunkan pula baginya obat.”

Dari kedua hadits di atas bisa diambil satu kesimpulan bahwa ketika Allah memberikan satu penyakit kepada hamba-Nya maka kepadanya pula akan diberikan obat yang bisa menyembuhkannya. Tentunya orang yang sakit dituntut untuk berusaha mendapatkan obat tersebut agar teraih kesembuhannya.

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis baru coronavirus yang pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pada 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan nama penyakit yang disebabkan 2019-nCov, yaitu Coronavirus Disease (COVID-19).

Gejala umum berupa demam ≥38°C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Penyebaran virus corona (Covid-19) masih terus meluas ke banyak negara, termasuk Indonesia. Penderita yang terjangkit virus corona jenis baru ini umumnya akan mengalami gejala seperti demam, flu, sesak nafas, batuk-batuk, sampai sakit pernafasan ringan hingga berat. Pada tahap yang lebih parah, infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia, yakni sakit pernafasan parah yang dapat mengakibatkan kematian.

Ketika virus corona telah menjangkiti manusia, ia akan dapat dengan mudah menularkan kepada sesama manusia. Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Seseorang juga bisa terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Virus corona (SARS-CoV-2) bisa mengancam siapa saja dan berbahaya, terutama pada orang tua, serta orang yang sedang sakit atau memiliki kekebalan tubuh lemah. Virus ini diperkirakan memiliki masa inkubasi mulai dari satu hingga 14 hari (Harvard Health Publishing).
Namun, banyak kasus yang menunjukkan masa inkubasi virus ini bisa lebih dari dua pekan. Jika Anda, kerabat, atau keluarga terdekat memiliki gejala yang mirip dengan penyakit tersebut, terutama flu, batuk, pilek, dan demam, dan tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari, lebih baik untuk segera dibawa ke dokter atau rumah sakit guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal itu juga untuk memastikan apakah gejala itu pertanda sakit biasa atau karena Covid-19.

Satu hal yang juga mesti dipahami dan diyakini oleh setiap orang yang sakit, bahwa ketika ia telah berusaha berobat dan mendapatkan kesembuhannya maka ia mesti berkeyakinan bahwa yang menyembuhkan penyakitnya adalah Allah semata, bukan obat yang diminumnya. Usaha berobat yang ia lakukan adalah ikhtiar seorang hamba untuk mendapatkan anugerah kesembuhan dari Tuhannya. Obat yang ia minum hanyalah sarana belaka. Sedangkan kesembuhan yang didapatkannya adalah semata karena kehendak dan anugerah Allah yang tanpa ikhtiar dan sarana sekalipun Allah berkuasa untuk melakukannya. Rasulullah bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرِئَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: “Setiap penyakit memiliki obat. Bila cocok obat dengan penyakitnya maka akan sembuh dengan izin Allah Ta’ala.”
Karena kesembuhan mutlak kehendak dan anugerah Allah semata maka juga perlu dipahami bahwa obat yang hanya sebagai sarana bisa berbentuk apa saja. Obat medis, obat herbal, ramuan tradisional, air putih yang didoakan orang tua dan lain sebagainya adalah sarana-sarana yang bisa dijadikan obat. Dengan sarana yang mana seseorang yang sakit akan mendapatkan kesembuhannya hanya Allah yang tahu sesuai dengan kehendak-Nya.



selanjutnya langkah terakhir (langkah ke-10)
adalah Jangan lupa berdoa klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...