JAGA DIRI
DAN KELUARGA DARI COVID 19
MELALUI GERMAS DALAM BAHASA AGAMA
MELALUI GERMAS DALAM BAHASA AGAMA
(edisi Ke-9: Bila Demam & Sesak
Nafas, Segera Kunjungi Fasilitas Kesehatan)
Oleh: Alfiatu Solikah, S. Ag., M.Pd.I.
Langkah ke-9 dari ikhtiar menjaga diri dan keluarga
dari Covid-19 adalah bila demam dan sesak nafas,
segera ke fasilitas kesehatan. Hal ini adalah sebuah kewajiban untuk menyelamatkan
diri. Begitu cepatnya Covid-19 menular dan mengancam kelangsungan hidup
manusia, maka demi kemaslahatan bersama, sebaiknya orang yang mengalami gejala
di atas, sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter.
إن الله تعالى
أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا
بالحرام
Artinya: “Sesungguhnya Allah
menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada
obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.”
(HR. Abu Dawud dari Abu Darda)
إنَّ اللَّهَ
لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
Artinya: “Sesungguhnya
Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali diturunkan pula baginya obat.”
Dari kedua hadits di atas bisa diambil satu kesimpulan bahwa
ketika Allah memberikan satu penyakit kepada hamba-Nya maka kepadanya pula akan
diberikan obat yang bisa menyembuhkannya. Tentunya orang yang sakit dituntut
untuk berusaha mendapatkan obat tersebut agar teraih kesembuhannya.
COVID-19 adalah
penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV), jenis baru
coronavirus yang pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga
penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pada
11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan nama penyakit
yang disebabkan 2019-nCov, yaitu Coronavirus Disease (COVID-19).
Gejala umum berupa
demam ≥38°C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari
sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara
terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka
terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut
untuk memastikan diagnosisnya.
Penyebaran virus
corona (Covid-19) masih terus meluas ke banyak negara, termasuk Indonesia.
Penderita yang terjangkit virus corona jenis baru ini umumnya akan mengalami
gejala seperti demam, flu, sesak nafas, batuk-batuk, sampai sakit pernafasan
ringan hingga berat. Pada tahap yang lebih parah, infeksi ini dapat menyebabkan
pneumonia, yakni sakit pernafasan parah yang dapat mengakibatkan kematian.
Ketika virus corona
telah menjangkiti manusia, ia akan dapat dengan mudah menularkan kepada sesama
manusia. Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk
atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian
jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Seseorang juga bisa terinfeksi
COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya
mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari
orang yang sakit.
Virus corona
(SARS-CoV-2) bisa mengancam siapa saja dan berbahaya, terutama pada orang tua,
serta orang yang sedang sakit atau memiliki kekebalan tubuh lemah. Virus ini
diperkirakan memiliki masa inkubasi mulai dari satu hingga 14 hari (Harvard
Health Publishing).
Namun, banyak kasus
yang menunjukkan masa inkubasi virus ini bisa lebih dari dua pekan. Jika Anda,
kerabat, atau keluarga terdekat memiliki gejala yang mirip dengan penyakit
tersebut, terutama flu, batuk, pilek, dan demam, dan tidak kunjung sembuh dalam
beberapa hari, lebih baik untuk segera dibawa ke dokter atau rumah sakit guna
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal itu juga untuk memastikan apakah
gejala itu pertanda sakit biasa atau karena Covid-19.
Satu hal yang juga mesti dipahami dan diyakini oleh setiap
orang yang sakit, bahwa ketika ia telah berusaha berobat dan mendapatkan
kesembuhannya maka ia mesti berkeyakinan bahwa yang menyembuhkan penyakitnya
adalah Allah semata, bukan obat yang diminumnya. Usaha berobat yang ia lakukan
adalah ikhtiar seorang hamba untuk mendapatkan anugerah kesembuhan dari
Tuhannya. Obat yang ia minum hanyalah sarana belaka. Sedangkan kesembuhan yang
didapatkannya adalah semata karena kehendak dan anugerah Allah yang tanpa
ikhtiar dan sarana sekalipun Allah berkuasa untuk melakukannya. Rasulullah
bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ
دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرِئَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: “Setiap penyakit memiliki obat. Bila cocok obat
dengan penyakitnya maka akan sembuh dengan izin Allah Ta’ala.”
Karena kesembuhan mutlak kehendak dan anugerah Allah semata
maka juga perlu dipahami bahwa obat yang hanya sebagai sarana bisa berbentuk
apa saja. Obat medis, obat herbal, ramuan tradisional, air putih yang didoakan orang
tua dan lain sebagainya adalah sarana-sarana yang bisa dijadikan obat. Dengan
sarana yang mana seseorang yang sakit akan mendapatkan kesembuhannya hanya
Allah yang tahu sesuai dengan kehendak-Nya.
selanjutnya langkah terakhir (langkah ke-10)
adalah Jangan lupa berdoa klik di sini
adalah Jangan lupa berdoa klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar