Minggu, 26 April 2020

FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Dalam Bahasa Agama



FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Dalam Bahasa Agama


Oleh:


ALFIATUS SHOLIHAH. S.Ag., M.Pd.I.

Penyuluh Agama Ahli Madya

Kementerian Agama Kabupaten Kediri


 
Sebagai penyuluh agama Islam yang sekaligus juga sebagai kader Posbindu Institusi, penulis merasa memiliki kewajiban menyampaikan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM).  Korban covid-19  ini yang telah menelan kurban ribuan orang. Mereka yang rawan terinveksi adalah mereka memiliki penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker,asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), stroke, diabetes melitus, kanker dan sebagainya (penyakit tidak menular / PMT). Untuk itu idealnya kita tidak menyepelekan PTM.  


Faktor risiko dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah (umur, jenis kelamin dan keturunan/genetik)
2. Faktor risiko yang dapat diubah:
a)    Faktor risiko perilaku: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, konsumsi alcohol, stress
b)      Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya, kendaraan yang tidak layak jalan
c)   Faktor risiko fisiologis: antara lain: obesitas, gangguan metabolism kolesterol dan tekanan darah tinggi

Jika faktor risiko PTM yang dapat dirubah tidak dikendalikan, maka secara alami penyakit akan berjalan menjadi fase akhir PTM seperti penyakit jantung coroner, stroke, diabetes mellitus, kanker, asma dan lain sebagainya. Sebelum menjadi fase akhir, PTM dapat dideteksi secara dini dengan menemukan adanya factor fisiologis seperti obesitas, gangguan metabolism kolesterol dan tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, benjolan payudara, lesi prakanker, dan lain-lain. (Sumber: Modul Pengendalian Faktor Risiko PTM bagi Kader Posbindu Institusi)

Beberapa penyakit tersebut tidak akan menjangkiti kita, jika kita mengikuti pola hidup Rosulullah saw. Pola ibadah, pola makan dan juga pola hidup lainnya.
Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi umat islam dan segala perilakunya menjadi pedoman hidup bagi seluruh manusia. Tidak hanya akhlak yang mulia dan tuntunannya dalam beribadah (baca cara meningkatkan akhlak terpuji), Rasul juga mencontohkan pada umatnya bagaimana cara melakukan sesuatu dengan baik dan benar seperti halnya saat makan. Berikut ini adalah beberapa anjuran dan cara makan rasulullah (baca juga: makan dengan gizi seimbang, klik di sini):
1.   Makan secukupnya dan tidak berlebihan: “Hendaklah kamu makan, minum,berpakaian, dan bersedekah dengan tidak berlebihan dan sombong” (HR Ahmad dan Abu Daud). Adapun sebenarnya kekenyangan dapat mengeraskan hati, memberatkan tubuh, mengurangi kecerdasan, menyebabkan ngantuk dan tidur lebih banyak serta melemahkan seseorang untuk beribadah.
2.      Makan dengan tangan kanan: “Hendaklah kamu sekalian makan dengan tangan kanan. Sebab setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR Muslim)
3.  Membaca Basmalah: Jika lupa membaca Bismillah, bacalah “Bismillahi Awwa-lahu wa Akhirahu”  (Dengan nama Allah dari mula hingga akhir) (HR Abu Dawud dan Attirmidzi)
4.   Duduk saat makan dan tidak bersandar atau berdiri: “Seorang muslim Hendaknya tidak makan atau minum sambil berdiri maupun menyandar dan makan maupun minum sambil duduk lebih utama  dan sebaiknya makanan yang dimakan diletakkan di atas tanah untuk menjaga kerendahan diri (HR Muslim)
5.   Tidak mencela makanan: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan; Jika ia suka dimakannya, jika tidak suka ditinggalkannya”  (HR Al Bukhari dan Muslim)
6.   Dianjurkan untuk makan bersama: “Makanan dua orang cukup untuk tiga orang, makanan untuk tiga orang cukup untuk empat orang” (HR Al Bukhari dan Muslim)
7. Tidak meniup makanan: Rasulullah SAW melarang orang untuk meniup-niup minuman/makanan (HR Abu Dawud)
8.     Makan dari tepian piring: “Berkat itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari tepi-tepinya dan jangan makan dari tengah-tengahnya” (HR Abu Dawud,Attirmidzi)
9.  Mengunyah secara perlahan dan mengecilkan suapan: “Kecilkan suapan dan baguskan Mengunyahnya” “Janganlah mengulurkan tangan pada suapan yang lain sebelum menelan suapan pertama”
10. Tidak menggunakan perkakas makan yang terbuat dari emas dan perak: Rasulullah SAW melarang kami minum dan makan dengan perkakas makan dan minum dari emas dan perak (Mutafaq ‘alaih)
11. Minum dari gelas dan tidak minum sekali teguk: Jangan minum sekaligus, ambillah jeda (ambil nafas) dua sampai tiga kali . Rasulullah jika minum bernafas sampai tiga kali  (HR Al Bukhari dan Muslim). Rasulullah SAW melarang orang yang minum dengan membalik mulut kendi langsung ke mulutnya  (HR Al Bukhari dan Muslim)
12. Menghabiskan makanan yang diambil: Kamu tidak mengetahui di bagian yang manakah makananmu yang berkat (HR Muslim)
13. Membaca hamdalah setelah selasai makan: Rasulullah SAW jika selesai makan dan mengangkat hidangannya membaca: alhamdulillahi hamdan katsiran thoyyiban mubaarokan fihi, ghoiro makfiyin wala mustaghnan ‘anhu rabbana (segala puji bagi Allah, pujian yang sebaik-baiknya, yang baik dan berkat. Tiada terbalas, dan tidak dapat tidak, tentu kami membutuhkan kepadanya, wahai Tuhan kami) (HR Al Bukhari)
14. Tidak memberikan makanan yang tidak disukai pada orang lain: Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya (HR Ahmad)
Demikianlah cara makan Rasulullah yang semestinya dapat ditiru oleh umat Islam karena apa yang dicontohkan oleh Rasul pastilah memiliki sisi positif dan manfaat yang besar bagi manusia, sehingga kita terhindar dari segala macam penyakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...