Pendidikan
Seks Sejak Dini
Pendidikan seks yang merupakan
suatu upaya secara sadar untuk mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan
masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan perkawinan kepada anak sejak
akalnya mulai tumbuh. Hal ini sangat penting dilakukan baik dalam lembaga pendidikan, maupun masyarakat
melalui bimbingan penyuluhan dan bahkan dalam keluarga.
Pengajaran pendidikan seks sejak dini sebuah
tidakan profesional untuk mencapai agar:
- Membantu anak dapat mengetahui dan memahami anggota tubuh dirinya sejak dini
- Menjaga anggota tubuh dan alat reproduksi anak sejak dini agar tetap sehat
- Mengetahui fungsi alat reproduksi sejak anak usia dini
- Menjadikan anak normal sesuai dengan jenis kelaminnya
- Menghindari dari pelecehan seksual dan pemerkosaan
- Menanamkan akhlak mulia.
Sebagai bentuk kontrol dan pembinaan peran orang tua sangat diperlukan dan bahkan menjadi suatu peran penting untuk membina anak tentang pendidikan seks. Mulai dengan menanyakan pesoalan sosialnya saat bergaul di sekolah maupun di masyarakat, memisah tempat tidur setelah di atas umur tujuh tahun, mengajari tidak masuk sembarangan ke kamar orang tua, dan orang tua tidak hanya menanyakan tentang seberapa jauh tingkat intelektual anak.
Bagi sebagian orang mungkin akan
berpikir untuk apa anak yang masih belum waktunya sudah mau dijejali pengajaran
tentang seks. Padahal pada usia dini inilah pendidikan seks sangat tepat untuk
diberikan, mengapa? Sebab pada usia dini berkisar pada umur tujuh tahunan anak
masih belum mempunyai naluri seksual yang hakiki.
Islam sangat mengharapkan dan
menganggap penting pendidikan seks untuk diberikan pada masa anak. Tujuannya
agar anak mampu memahami secara tepat perilaku seksual, sebagai bentuk
persiapan untuk menghadapi fase selanjutnya. Penyiapan pangetahuan seks secara
dini akan menjadikan masa balig sebagai unsur baru yang akan memberi andil pada
kepribadiannya serta tidak membuatnya berada dalam keadaan kritis ketika
dewasa.
Ketentuan mendasar dalam Islam
tentang pendidikan seks, seperti: dimakruhkannya melakukan jima’ didepan anak
mumayiz, mendidik anak meminta izin ketika akan masuk ke tempat orang dewasa
sebelum mencapai usia balig pada tiga kondisi, pemisahan tempat tidur antara
anak laki-laki dengan anak perempuan, dan dilarangnya memasang hal-hal yang
merangsang gairah seksual di hadapan anak-anak, tiada lain merupakan model
persiapan pendidikan seks yang bersifat pengantar.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ
لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ
وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ
ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ
ۚ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ
لَكُمُ الْآيَاتِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang
yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu
hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian
(luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi
kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga
waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S. An Nur: 58).
Secara detail Islam mengajarkan
pendidikan seks pada masa usia dini terebut. Seperti, pembelajaran tentang
bagaimana tatacara bersuci ketika nanti anak laki-laki bermipi jima’ dan anak
perempuan mengalami haid, semua ini sudah dilakukan sebelum anak masuk usia
balig. Juga pengenalan tentang alat kelamin dan tata cara bersuci ketika
selesai membuang hajat.
Para ilmuan Barat berpendapat
semua ini bertujuan untuk mempersiapkan anak laki-laki dan perempuan dalam
menghadapi perubahan-perubahan khusus pada waktu balig. Dalam artian penyiapan
secara psikologis agar terhindar dari penyimpangan dan kekacauan seksual dalam
hidup. Bagi Islam bukan hanya itu, melainkan juga membangun karakter dengan
akhlaq mulia dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk meraih ridho Allah SWT.
Dengan demikian, kesadaran dan
mental anak telah terlatih secara baik. Hingga kekhawatiran terhadap
penyimpangan perilaku seksual menjadi berkurang, dan kekhawatiran terhadap
penyakit menular pun akan terjaga. Sebab, anak telah terdidik secara matang
sejak dini.
Cara pandang terhadap seks itu
sendiri harus telah terkonstruk secara rapi bahwa seks tidak hanya tentang
sesuatu yang jorok. Melainkan suatu hal yang lebih luas dari pada kejorokan
itu. misalnya seks berbicara tentang perbedaan kelamin, menjelaskan fungsi
anggota tubuh, bagaimana seharusnya bersikap antar lawan jenis, dan banyak lagi
yang lainnya.
Literatur:
Madani, Yousef. Pendidikan Seks
Usian dini bagi Anak Muslim: Panduan bagi orang tua dan guru, agar anak tidak
menjadi korban, terj. Irwan Kurniawan. Jakarta: Zahra, 2014.
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul.
Al-Lu’lu’ wal Marjan Fima Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikhani Al-Bukhari wa Muslim,
ter. Arif Rahman Hakim. Jawa Tengah:Insan Kamil Solo, 2015.
Fahmi. “Pendidikan Seks Anak Usia
Dini dalam Pendidikan Islam”. JURNAL QATHRUNÂ Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar