Kamis, 10 Juni 2021

Pendidikan Seks Sejak Dini

 

Pendidikan Seks Sejak Dini



Pendidikan seks yang merupakan suatu upaya secara sadar untuk mengajarkan, memberi pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang menyangkut seks, naluri, dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh. Hal ini sangat penting dilakukan  baik dalam lembaga pendidikan, maupun masyarakat melalui bimbingan penyuluhan dan bahkan dalam keluarga.

Pengajaran pendidikan seks sejak dini sebuah tidakan profesional untuk mencapai agar:

  1. Membantu anak dapat mengetahui dan memahami anggota tubuh dirinya sejak dini
  2. Menjaga anggota tubuh dan alat reproduksi anak sejak dini agar tetap sehat
  3. Mengetahui fungsi alat reproduksi sejak anak usia dini
  4. Menjadikan anak normal sesuai dengan jenis kelaminnya
  5. Menghindari dari pelecehan seksual dan pemerkosaan
  6. Menanamkan akhlak mulia.

Sebagai bentuk kontrol dan pembinaan peran orang tua sangat diperlukan dan bahkan menjadi suatu peran penting untuk membina anak tentang pendidikan seks. Mulai dengan menanyakan pesoalan sosialnya saat bergaul di sekolah maupun di masyarakat, memisah tempat tidur setelah di atas umur tujuh tahun, mengajari tidak masuk sembarangan ke kamar orang tua, dan orang tua tidak hanya menanyakan tentang seberapa jauh tingkat intelektual anak.

Bagi sebagian orang mungkin akan berpikir untuk apa anak yang masih belum waktunya sudah mau dijejali pengajaran tentang seks. Padahal pada usia dini inilah pendidikan seks sangat tepat untuk diberikan, mengapa? Sebab pada usia dini berkisar pada umur tujuh tahunan anak masih belum mempunyai naluri seksual yang hakiki.

Islam sangat mengharapkan dan menganggap penting pendidikan seks untuk diberikan pada masa anak. Tujuannya agar anak mampu memahami secara tepat perilaku seksual, sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi fase selanjutnya. Penyiapan pangetahuan seks secara dini akan menjadikan masa balig sebagai unsur baru yang akan memberi andil pada kepribadiannya serta tidak membuatnya berada dalam keadaan kritis ketika dewasa.

Ketentuan mendasar dalam Islam tentang pendidikan seks, seperti: dimakruhkannya melakukan jima’ didepan anak mumayiz, mendidik anak meminta izin ketika akan masuk ke tempat orang dewasa sebelum mencapai usia balig pada tiga kondisi, pemisahan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak perempuan, dan dilarangnya memasang hal-hal yang merangsang gairah seksual di hadapan anak-anak, tiada lain merupakan model persiapan pendidikan seks yang bersifat pengantar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ ۚ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S. An Nur: 58).

Secara detail Islam mengajarkan pendidikan seks pada masa usia dini terebut. Seperti, pembelajaran tentang bagaimana tatacara bersuci ketika nanti anak laki-laki bermipi jima’ dan anak perempuan mengalami haid, semua ini sudah dilakukan sebelum anak masuk usia balig. Juga pengenalan tentang alat kelamin dan tata cara bersuci ketika selesai membuang hajat.

Para ilmuan Barat berpendapat semua ini bertujuan untuk mempersiapkan anak laki-laki dan perempuan dalam menghadapi perubahan-perubahan khusus pada waktu balig. Dalam artian penyiapan secara psikologis agar terhindar dari penyimpangan dan kekacauan seksual dalam hidup. Bagi Islam bukan hanya itu, melainkan juga membangun karakter dengan akhlaq mulia dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk meraih ridho Allah SWT.

Dengan demikian, kesadaran dan mental anak telah terlatih secara baik. Hingga kekhawatiran terhadap penyimpangan perilaku seksual menjadi berkurang, dan kekhawatiran terhadap penyakit menular pun akan terjaga. Sebab, anak telah terdidik secara matang sejak dini.

Cara pandang terhadap seks itu sendiri harus telah terkonstruk secara rapi bahwa seks tidak hanya tentang sesuatu yang jorok. Melainkan suatu hal yang lebih luas dari pada kejorokan itu. misalnya seks berbicara tentang perbedaan kelamin, menjelaskan fungsi anggota tubuh, bagaimana seharusnya bersikap antar lawan jenis, dan banyak lagi yang lainnya.

 

Literatur:

Madani, Yousef. Pendidikan Seks Usian dini bagi Anak Muslim: Panduan bagi orang tua dan guru, agar anak tidak menjadi korban, terj. Irwan Kurniawan. Jakarta: Zahra, 2014.

Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul. Al-Lu’lu’ wal Marjan Fima Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikhani Al-Bukhari wa Muslim, ter. Arif Rahman Hakim. Jawa Tengah:Insan Kamil Solo, 2015.

Fahmi. “Pendidikan Seks Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam”. JURNAL QATHRUNÂ Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...