Kamis, 27 Mei 2021

USIA 40 TAHUN

 


 

Sungguh kita merasakan bahwa perjalanan waktu yang kita lewati saat ini terasa terlalu cepat berlalu, sehingga tak terasa umur kita sudah mencapai 20 an, 30 an,40 an dan bahkan ada yang 60/70 an. Pada dasarnya waktu, usia dan hidup ini adalah kesempatan sekaligus merupakan ujian disisi Allah. Kesempatan apapun yang kita miliki dari umut waktu, harta benda ilmu pengetahuan, jabatan dan sebagainya akan sirna bersamaan dengan berjalannya waktu dan akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah. Karena itulah Allah mengingatkan kepada kita untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah dan mempersiapkan bekal sebaik-baiknya untuk kehidupan akhirat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyar: 18).

Bicara tentang umur atau usia, maka usia 40 tahun adalah suatu usia yang mendapat perhatian khusus di dalam Al-Qur'an. Bahkan menurut ahli tafsir Imam Syaukani menjelaskan bahwa Allah tidak mengutus seseorang Nabi, kecuali jika telah mencapai usia 4o tahun. Karena, kematangan berpikir itu dimulai pada saat seseorang berusia sekira sepuluh tahun sebelum 40 tahun. Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsirnya menyebut awal kematangan berpikir dan kematangan emosional seseorang terjadi pada usia 30 atau 33 tahun. Sementara puncak kematangan manusia jatuh pada usia 40 tahun. 

وَعَاشَ حَتَّى "إذَا بَلَغَ أَشُدّهُ" هُوَ كَمَال قُوَّته وَعَقْله وَرَأْيه أَقَلّه ثَلَاث وَثَلَاثُونَ سَنَة أَوْ ثَلَاثُونَ "وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَة" أَيْ تَمَامهَا وَهُوَ أَكْثَر الْأَشُدّ

Artinya, “Seseorang hidup (hingga apabila dia telah dewasa) yaitu sempurna kekuatan, logika, dan pandangannya, minimal usia 33 atau 30 tahun, (dan umurnya sampai 40 tahun) kesempurnaan usia, yaitu puncak kematangan” (Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, [tanpa keterangan kota, tanpa keterangan penerbit: 2002 M/1423 H], cetakan pertama, tahqiq oleh Sa‘ad bin Abdurrahman Al-Hushayyin, halaman 503). 

 وَوَصَّيْنَاالْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Artinya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,” (Surat Al-Ahqaf: 15).

Di dalam ayat ini Allah menyebutkan usia 40 tahun secara khusus, mengapa demikian karena usia 40 tahun menurut ulama shalafus sholeh adalah satu titik perubahan seseorang, bagi mereka yang menginginkan petuniuk dan mengharapkan kebaikan. Usia 40 tahun adalah usia perenungan akan amal perbuatan yang telah lampau, dan perenungan terhadap apa yang seharusnya dilakukan paska usia 4o tahun. penyesalan atas segala kekeliruan/kesalahan yang pernah diperbuat. Memantapkan tekad/niat yang benar serta kesungguhan yang kuat untuk mengakhiri kehidupannya dengan kebaikan husnul khatimah). Usia 40 tahun satu batas usia persimpangan apakah seseorang maunmenuju jalan Allah swr yang lurus ataukah kepada keraguraguan yang menyeret manusia ke jalan kesesatan. Allah berfirman:

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun (Faathir ayat 37)

Manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah data dan mendayagunakan akal. Oleh karenanya, jalan hidup seseorang hingga akhirnya dapat dilihat setelah usia 40 tahun.

 من جملة ما نصحه به رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته قوله عليه السلام: علامة إعراض الله تعالى عن العبد اشتغاله بما لا يعنيه. وإن امرأ ذهبت ساعة من عمره  في غير ما خلق له من العبادة لجدير أن تطول  عليه حسرته ومن جاوز الأربعين  ولم يغلب خيره عى شره فليتجهز إلى النار

Artinya: “Salah satu nasihat Rasulullah SAW untuk umatnya adalah sabdanya, ‘Salah satu tanda Allah telah berpaling dari hamba-Nya adalah kesibukan hamba yang bersangkutan pada hal yang tidak perlu baginya. Sungguh, seseorang yang berlalu sesaat dalam usianya untuk selain ibadah yang menjadi tujuan penciptaannya, maka layak menjadi penyesalan panjang baginya. Orang yang melewati usia 40 tahun, dan kebaikannya tidak melebihi keburukannya, hendaklah ia menyiapkan diri untuk neraka” (Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ayyuhal Walad, [Indonesia-Singapura-Jeddah, Al-Haramain: tanpa catatan tahun], hal 3).

Ats Tsa'laby menambahkan bahwa "sesungguhnya Allah menyebut usia 40 tahun secara khusus karena hal itu sebagai batasan bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatan. Sementara itu Ibrahim An-Nakha'i mengatakan bahwa jika seseorang berada pada suatu perangai/akhlak tertentu, maka ia susah berubah hingga ajal menjemputnya.

Pada usia ini seseorang pada umumnya telah melewati berbagai macam pengalaman yang cukup banyak dan mengalami berbagai macam kehidupan yang beragam, sehingga ia memperoleh pengalaman tertentu yang menjadikannya memiliki sudut pandang yang kritis dan tajam. Pada usia ini secara umum akal seseorang telah mencapai puncaknya, dan pemahaman serta kelembutannya juga telah sempurna.

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَىٰ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Qashash: 14).

Usia 40 tahun ini adalah puncak dalam kekuatan dan pertumbuhannya, yang kemudian setelah itu akan menjadi permulaan menuju kepada penurunan. Allah berfirman:

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (Ar-rum: 54).

Ketika Allah memberikan perhatian khusus terhadap usia 40 tahun ini bukan berarti bahwa usia sebelum kita mencapai usia tersebut, menjadi usia yang tidak bermakna, tidak produktif dan boleh di gunakan semau kita untuk maksiat kepada Allah. Akan tetapi usia sebelumnya adalah satu usia yang harus kita mamfaat dan pergunakan untuk membentuk/membangun diri kita memiliki sifat-sifat ketaqwaankepada Allah.

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan ketika usia kita sudah mencapai 40 tahun?, berdasarkan surat al-Ahqab ayat 15, yang kita lakukan:

  1. Memperbanyak doa kepada Allah agar kita diberi ilham untuk senantiasa menjadi manusia yang selalu bersyukur kepadanya atas segala nikmat yang diberikannya.
  2. Memohon kepada Allah agar kita senantiasa diberikan kekuatan untuk dapat melakukan amal shaleh/amal yang terbaik yang diridhai Allah.
  3. Memohon kepada Allah agar memperbaiki keturunan kita sehingga menjadi keturunan yang sholeh/sholehah, ahli ilmu ahli hikmah, ahli kebaikan, ahli tha'at dan ahli ibadah kepada Allah. 
  4. Selalu memperbaharui taubat dan kembali kepada jalan yang benar bertekad untuk melakukannya disetiap waktu dan kesempatan.
  5. Menjadi orang yang lebih dekat lagi dengan Allah melalui pelaksanaan berbagai macam ibadah atau berusaha menjadi orang yang senantiasa tunduh patuh dan berserah diri kepada Allah dalam kehidupan.

Semoga Allah meniadikan umur kita penuh keberkahan, memberikan petunjuk dan menyadarkan kita dari berbagai kesalahan, memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat mengisi setiap lembaran-lembaran tambahan usia kita dengan amal shaleh yang semakin baik dari waktu kewaktu. Amin ya rabbal "alamin

1 komentar:

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...