Senin, 20 April 2020

GUNAKAN MASKER & BILA BERSIN SERTA BATUK TUTUP MULUT DENGAN LENGAN ATAS BAGIAN DALAM


JAGA DIRI DAN KELUARGA DARI COVID 19 MELALUI GERMAS
DALAM BAHASA AGAMA

(Edisi Ke-6: Gunakan Masker dan Bila Bersin serta Batuk
Tutup Mulut dengan Lengan Atas Bagian Dalam)

Oleh: Alfiatu Solikah, S. Ag., M.Pd.I.



Langkah keenam dari ikhtiar menjaga diri dan keluarga dari Covid 19 adalah menggunakan masker serta tutup mulut dengan lengan bagian dalam. Sebagaimana pembahasan langkah-langkah sebelumnya, penulisan ini tetap mengacu pada aturan kementerian kesehatan dalam bahasa agama. Penulis dalam hal ini mendasarkan pada perintah agama tentang taat kepada ulil amri.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (an Nisa’ ayat 59).

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk taat kepada-Nya dan taat kepada Rasul dengan menjalankan perintah keduanya baik yang wajib maupun sunnah serta menjauhi setiap larangannya. Juga dalam ayat tersebut disebutkan perintah untuk taat pada ulil amri. Yang dimaksud ulil amri di sini adalah yang mengatur urusan umat. Ulil amri di sini adalah penguasa, penegak hukum dan pemberi fatwa (para ulama). Urusan agama dan urusan dunia dari setiap orang bisa berjalan lancar dengan menaati mereka-mereka tadi. Ketaatan pada mereka adalah sebagai bentuk ketaatan pada Allah dan bentuk mengharap pahala di sisi-Nya. Namun dengan catatan ketaatan tersebut bukanlah dalam perkara maksiat pada Allah. Kalau mereka memerintah pada maksiat, maka tidaklah ada ketaatan pada makhluk dalam bermaksiat pada Allah. Dalam hadits disebutkan,

السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ حَقٌّ ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِالْمَعْصِيَةِ ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ

“Patuh dan taat pada pemimpin tetap ada selama bukan dalam maksiat. Jika diperintah dalam maksiat, maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan.” (HR. Bukhari, no. 2955)

Dalam ayat ini berisi perintah untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri kita. Apa yang dimaksud ulil amri dalam ayat di atas? Ulil amri dalam ayat di atas ada empat tafsiran dari para ulama, yaitu ada ulama yang berpendapat bahwa mereka adalah penguasa. Ada juga pendapat lainnya yang menyatakan bahwa ulil amri adalah para ulama. Dua pendapat lainnya menyatakan bahwa ulil amri adalah sahabat Nabi saw, juga ada yang menyebut secara spesifik bahwa ulil amri adalah Abu Bakr dan Umar sebagaimana pendapat dari ‘Ikrimah. Apabila yang dimaksudkan ulil amri adalah penguasa, maka perintah mereka memang wajib ditaati selama bukan dalam perkara maksiat.

Sedangkan tentang etika batuk dan bersin, dalam hadits Rosulullah saw memerintahkan hendaknya orang yang bersin untuk merendahkan suaranya dan tidak secara sengaja mengeraskan suara bersinnya. Hal tersebut berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ.

“Bahwasanya apabila Nabi saw bersin, beliau menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” [HR. Ahmad II/439, al-Hakim IV/264, Abu Dawud no. 5029, at-Tirmidzi no. 2746. Lihat Shahih at-Tirmidzi II/355 no. 2205]

Demikianlah Allah memberikan perintah kepada kita. Untuk itu, marilah kita mentaati aturan kesehatan  dalam hal ini Kementerian Kesehatan selaku ulil amri yang membidangi kesehatan. Untuk kesehatan masyarakat disampaikan kepada semua orang untuk memakai masker dan bila bersin maupun batuk tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam. Berdasarkan ayat al Qur’an dan hadits di atas, kita taati aturan pemerintah. Dengan demikian apabila kita melaksanakan aturan tersebut, berarti kita taat kepada Allah yang sekaligus tercatat sebagai ibadah, berkah manfaat iman dan takwa  serta sekaligus kesehatan.

Penggunaan masker kain kini telah diimbau oleh pemerintah dan WHO dalam rangka pencegahan virus corona. Bukan lagi mereka yang sakit, yang sehat pun wajib menggunakannya saat akan bepergian ke luar rumah.


Berbicara tentang pemakaian masker kain, masyarakat pun perlu mengerti cara benar memasangnya. Meski terbilang mudah, masih banyak orang yang melakukan kesalahan sehingga meningkatkan risiko terjangkit covid-19. Agar tidak salah langkah, berikut adalah beberapa panduannya.

  1. Tangan wajib bersih sebelum memakai masker. Sumber penularan virus pertama datang dari tangan sehingga sebelum menggunakan masker kain sangat disarankan untuk mencuci tangan. Adapun ini dikerjakan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik. Kemudian, dengan tangan yang bersih, barulah pasang masker.
  2. Periksa apakah ada kain yang lubang atau rusak.  Jika ya, maka penggunaannya harus diganti dengan yang baru sebab masker tersebut tidak bisa memberikan proteksi sebagaimana masker kain pada umumnya dalam menangkal mikroorganisme.
  3. Tutup mulut, hidung, dan dagu anda, pastikan bagian masker yang berwarna berada di bagian depan.
  4. Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung Anda dan tarik ke belakang ke bagian bawah dagu.
  5. Masker kain tidak boleh longgar. Masker kain memiliki banyak ukuran dan jenis. Sebaiknya untuk mendapatkan proteksi aman, pilih masker yang pas dan tidak longgar sebab ini bisa menjadi tempat masuknya virus dan bakteri. Pastikan pula masker kain bisa menutupi seluruh area hidung, mulut, hingga ke dagu.
  6. Hanya boleh menyentuh bagian pengait masker saat akan dilepas. Saat akan melepas masker, memegang bagian depan sangat dilarang sebab itu bisa terkontaminasi setelah penggunaannya seharian penuh. Amannya, peganglah bagian pengait atau gagang masker kain saja. Setelah itu, jangan lupa kembali mencuci kain dan tangan agar kuman dan bakteri dipastikan mati.
  7. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan ke dalam tempat sampah.
  8. Biar bersih, ganti masker anda secara rutin apabila kotor atau basah (Sumber: Kemenkes).

Dengan menggunakan masker, maka anda telah melakukan salah satu upaya pencegahan untuk meminimalisir penyakit. Selain itu anda juga bisa tetap sehat setiap hari dengan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat serta melaksanakan GERMAS setiap hari.

Sedangkan untuk batuk dan bersin, etikanya adalah:
  1. Tutupi mulut dan hidung Anda dengan tisu saat Anda batuk atau bersin.
  2. Masukkan tisu bekas bersin Anda ke keranjang sampah.
  3. Jika Anda tidak memiliki tisu, batuk atau bersin ke lengan atas Anda (siku), bukan tangan Anda.
  4. Jangan lupa mencuci tangan dengan sabun setelah bersin. Sebab, menjaga kebersihan tangan adalah salah satu cara untuk menghindari sakit dan menyebarkan kuman ke orang lain.
  5. Jika sabun dan air tidak tersedia gunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol setidaknya 60 persen untuk membersihkan tangan (Sumber: Kemenkes).



Bersambung ke langkah ke-7: Minum air mineral 8 gelas per  hari klik di sini

2 komentar:

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...