Metodologi Penelitian: Landasan Filsafat untuk
Menjelajahi Dunia Ilmu
Dalam dunia ilmiah, metodologi
penelitian bukan sekadar kumpulan prosedur teknis, melainkan fondasi filosofis
bagi upaya manusia memahami realitas. Secara ontologis, metodologi
penelitian mengajukan pertanyaan mendasar: apa hakikat fenomena yang hendak
diteliti? Bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah, realitas itu dapat berupa perilaku keagamaan, praktik pendidikan,
atau dinamika sosial umat. Misalnya, mahasiswa dapat meneliti fenomena
menurunnya minat remaja masjid terhadap kajian keislaman. Ontologi menuntut
mereka mendefinisikan secara jelas objek penelitiannya, apakah yang dimaksud
adalah minat religius, perilaku partisipasi, atau faktor lingkungan yang
memengaruhi. Tanpa pemahaman ontologis ini, penelitian mudah kehilangan arah
dan fokus.
Secara epistemologis,
metodologi penelitian memandu cara memperoleh pengetahuan yang sahih dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam contoh di atas, mahasiswa PAI dapat memilih
pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan remaja masjid dan tokoh
Muhammadiyah setempat untuk menggali makna dan pengalaman subjektif mereka.
Alternatif lain adalah pendekatan kuantitatif, seperti menyebarkan angket
kepada sejumlah remaja Muhammadiyah di berbagai ranting untuk memperoleh data
statistik tentang faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi. Bahkan, metode
campuran (mixed methods) dapat digunakan untuk menggabungkan kedalaman
kualitatif dan keluasan kuantitatif. Seperti ditegaskan oleh Fajrillah (2018),
pendekatan campuran semakin populer karena memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang fenomena sosial. Dengan demikian, mahasiswa belajar bahwa kebenaran
ilmiah tidak bersifat tunggal, tetapi dapat dijangkau melalui beragam cara yang
saling melengkapi.
Secara aksiologis,
metodologi penelitian mengajarkan bahwa pengetahuan tidak netral: ia memiliki
nilai dan tujuan. Bagi mahasiswa PAI Muhammadiyah, penelitian bukan sekadar
tugas akademik, melainkan bagian dari pengabdian pada masyarakat dan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar. Misalnya, hasil penelitian tentang minat remaja masjid
dapat digunakan untuk merancang strategi dakwah kreatif yang lebih sesuai
dengan kebutuhan generasi muda, seperti pemanfaatan media sosial atau kajian
tematik yang relevan dengan isu-isu kekinian. Penelitian semacam ini sejalan
dengan pandangan Muhammadiyah tentang Dār al-Ahdi wa al-Syahādah, di
mana umat Islam berkewajiban menjaga persatuan bangsa dan memberikan teladan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial.
Contoh lain penerapan metodologi
penelitian adalah studi tindakan kelas (Classroom Action Research) bagi
mahasiswa PAI yang sedang menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Ontologinya adalah hakikat masalah pembelajaran akidah-akhlak di kelas,
epistemologinya adalah prosedur ilmiah untuk memperbaiki praktik pembelajaran
(misalnya dengan model cooperative learning), dan aksiologinya adalah
peningkatan mutu pendidikan Islam di sekolah Muhammadiyah.
Dalam konteks teknologi,
mahasiswa juga dapat memanfaatkan pendekatan metodologis modern. Penelitian
Mar’atullatifah (2023) tentang penggunaan augmented reality dalam pembelajaran
dapat menginspirasi mahasiswa PAI untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif
berbasis teknologi. Ini bukan hanya inovasi teknis, tetapi juga perwujudan
nilai aksiologis: memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pemahaman agama bagi
generasi digital.
Aspek etika tidak boleh
diabaikan. Jika penelitian melibatkan santri, remaja masjid, atau masyarakat
sekitar, mahasiswa harus memastikan persetujuan yang sadar (informed consent),
menghormati privasi responden, dan menjaga integritas data. Ode (2022) menekankan
bahwa etika penelitian adalah bagian dari tanggung jawab moral peneliti. Dalam
perspektif Muhammadiyah, etika penelitian juga berkaitan dengan akhlak mulia
dan tanggung jawab sosial, sehingga hasil penelitian membawa manfaat nyata bagi
umat dan bangsa.
Dengan memahami metodologi
penelitian dari sudut ontologi (memahami hakikat objek penelitian), epistemologi
(menentukan cara memperoleh pengetahuan yang valid), dan aksiologi
(menggunakan pengetahuan untuk kemaslahatan), mahasiswa PAI di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah dapat menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi standar
akademik, tetapi juga relevan dengan misi dakwah dan pendidikan Muhammadiyah.
Penguasaan metodologi penelitian akan menuntun mereka menjadi peneliti yang
berintegritas, pendidik yang inovatif, dan kader persyarikatan yang mampu
memberi kontribusi nyata bagi pembangunan umat dan bangsa.
Alvina hadir
BalasHapusAris tri hidayat hadir
BalasHapusTri Hariyanto Agustin hadir
BalasHapus
BalasHapusLilies hadir
Ambar Prastyaningrum hadir Ibu,,,,,
BalasHapusSulistyowati hadir
BalasHapusShodiq Nur Rifai Hadir
BalasHapusSriana hadir
BalasHapusFaridatul Maryam hadir bu
BalasHapus