Selasa, 16 September 2025

Metodologi Penelitian: Landasan Filsafat Bagi Mahasiswa PAI Muhammadiyah

 



Metodologi Penelitian: Landasan Filsafat untuk Menjelajahi Dunia Ilmu

Dalam dunia ilmiah, metodologi penelitian bukan sekadar kumpulan prosedur teknis, melainkan fondasi filosofis bagi upaya manusia memahami realitas. Secara ontologis, metodologi penelitian mengajukan pertanyaan mendasar: apa hakikat fenomena yang hendak diteliti? Bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, realitas itu dapat berupa perilaku keagamaan, praktik pendidikan, atau dinamika sosial umat. Misalnya, mahasiswa dapat meneliti fenomena menurunnya minat remaja masjid terhadap kajian keislaman. Ontologi menuntut mereka mendefinisikan secara jelas objek penelitiannya, apakah yang dimaksud adalah minat religius, perilaku partisipasi, atau faktor lingkungan yang memengaruhi. Tanpa pemahaman ontologis ini, penelitian mudah kehilangan arah dan fokus.

Secara epistemologis, metodologi penelitian memandu cara memperoleh pengetahuan yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam contoh di atas, mahasiswa PAI dapat memilih pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan remaja masjid dan tokoh Muhammadiyah setempat untuk menggali makna dan pengalaman subjektif mereka. Alternatif lain adalah pendekatan kuantitatif, seperti menyebarkan angket kepada sejumlah remaja Muhammadiyah di berbagai ranting untuk memperoleh data statistik tentang faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi. Bahkan, metode campuran (mixed methods) dapat digunakan untuk menggabungkan kedalaman kualitatif dan keluasan kuantitatif. Seperti ditegaskan oleh Fajrillah (2018), pendekatan campuran semakin populer karena memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang fenomena sosial. Dengan demikian, mahasiswa belajar bahwa kebenaran ilmiah tidak bersifat tunggal, tetapi dapat dijangkau melalui beragam cara yang saling melengkapi.

Secara aksiologis, metodologi penelitian mengajarkan bahwa pengetahuan tidak netral: ia memiliki nilai dan tujuan. Bagi mahasiswa PAI Muhammadiyah, penelitian bukan sekadar tugas akademik, melainkan bagian dari pengabdian pada masyarakat dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Misalnya, hasil penelitian tentang minat remaja masjid dapat digunakan untuk merancang strategi dakwah kreatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi muda, seperti pemanfaatan media sosial atau kajian tematik yang relevan dengan isu-isu kekinian. Penelitian semacam ini sejalan dengan pandangan Muhammadiyah tentang Dār al-Ahdi wa al-Syahādah, di mana umat Islam berkewajiban menjaga persatuan bangsa dan memberikan teladan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial.

Contoh lain penerapan metodologi penelitian adalah studi tindakan kelas (Classroom Action Research) bagi mahasiswa PAI yang sedang menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Ontologinya adalah hakikat masalah pembelajaran akidah-akhlak di kelas, epistemologinya adalah prosedur ilmiah untuk memperbaiki praktik pembelajaran (misalnya dengan model cooperative learning), dan aksiologinya adalah peningkatan mutu pendidikan Islam di sekolah Muhammadiyah.

Dalam konteks teknologi, mahasiswa juga dapat memanfaatkan pendekatan metodologis modern. Penelitian Mar’atullatifah (2023) tentang penggunaan augmented reality dalam pembelajaran dapat menginspirasi mahasiswa PAI untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis teknologi. Ini bukan hanya inovasi teknis, tetapi juga perwujudan nilai aksiologis: memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pemahaman agama bagi generasi digital.

Aspek etika tidak boleh diabaikan. Jika penelitian melibatkan santri, remaja masjid, atau masyarakat sekitar, mahasiswa harus memastikan persetujuan yang sadar (informed consent), menghormati privasi responden, dan menjaga integritas data. Ode (2022) menekankan bahwa etika penelitian adalah bagian dari tanggung jawab moral peneliti. Dalam perspektif Muhammadiyah, etika penelitian juga berkaitan dengan akhlak mulia dan tanggung jawab sosial, sehingga hasil penelitian membawa manfaat nyata bagi umat dan bangsa.

Dengan memahami metodologi penelitian dari sudut ontologi (memahami hakikat objek penelitian), epistemologi (menentukan cara memperoleh pengetahuan yang valid), dan aksiologi (menggunakan pengetahuan untuk kemaslahatan), mahasiswa PAI di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dapat menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga relevan dengan misi dakwah dan pendidikan Muhammadiyah. Penguasaan metodologi penelitian akan menuntun mereka menjadi peneliti yang berintegritas, pendidik yang inovatif, dan kader persyarikatan yang mampu memberi kontribusi nyata bagi pembangunan umat dan bangsa.

9 komentar:

Metodologi Penelitian: Landasan Filsafat Bagi Mahasiswa PAI Muhammadiyah

  Metodologi Penelitian: Landasan Filsafat untuk Menjelajahi Dunia Ilmu Dalam dunia ilmiah, metodologi penelitian bukan sekadar kumpulan...