Rabu, 17 November 2021

Strategi Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam

 


 

Apapun bentuknya LPI, baik pesantren, madrasah, sekolah serta perguruan tinggi harus dikelola hingga menghantarkannya pada kemajuan. Strategi yang dipilih harus mempertimbangkan berbagai kondisi, sehingga menjadi strategi yang fungsional. Sehingga menjadi strategi yang benar-benar solutif. Strategi semacam ini harus berbentuk langkah-langkah operasional yang dapat diterapkan dan memberikan solusi.

Pengelolaan LPI meliputi 4 langkah:

  1. Peningkatan kualitas
  2. Pengembangan inovasi dan kreativitas
  3. Membangun kerjasama (networking)
  4. Pelaksanaan otonomi daerah (H.A.R. Tilaar, 2000: Paradigma Baru Pendidikan Nasional)

Skala prioritas dari langkah diatas disesuaikan dengan problem yang dihadapi LPI seperti akademik, fisik, kultural dan sebagainya. Diprioritaskan mana yang lebih emergency. Skala prioritas ini sebagai upaya agar penanganan LPI bisa fokus dan tidak setengah-setengah. Apalagi ketika masing-masing berkaitan antara satu dengan lainnya.

Dalam mengembangkan kualitas LPI ada dua sisi yang harus dipenuhi:

  • Pertama, perhatian terhadap daya dukung, meliputi ketenagaan, kurikulum, sarana dan prasarana, perndanaan, serta manajemen yang tangguh;
  • Kedua, harus ada cita-cita, etos, dan semangat yang tinggi dari semua pihak yang terlibat di dalamnya (Imam Suprayogo, 1999: Reformasi Visi Pendidikan Islam)

LPI harus mampu meningkatkan mutu:

  1. Interaktif
  2. Edukatif
  3. Komunikatif (Malik Fadjar)

Dalam mewujudkan kualitas tersebut, dari awal pendidikan Islam harus memiliki misi yang bersifat teoritis dan aplikatif. Sehingga, pendidikan Islam harus mampu:

  1. Membebaskan akal peserta didik dari semua kekakangan/belenggu. Membebaskan dari kondisi yang menyebabkan peserta didik tidak memiliki saluran kreativitas, akibat dari aturan/tata tertib yang dibuat guru dalam proses pembelajaran.
  2. Membangkitkan indra dan perasaan peserta didik sebagai pintu untuk berpikir
  3. Membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat membersihkan akal dan meninggikan derajat peserta didik.

Pada tingkat institusional, Imam Suprayoga (2019) berpendapat untuk membangun sebuah lembaga pendidikan yang siap menghadapi tantangan di masa yang akan datang haruslah dapat menjadi:

  1. Ideal dan kondusif bagi pengembangan keislaman, keilmuan dan kebudayaan;
  2. Sarana dan prasarananya haruslah menggambarkan representasi bagi terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang kondusif;
  3. LPI harus bersifat komunikatif bagi kehidupan masyarakat luas.

Ada beberapa strategi yang perlu ditawarkan dalam mengelola dan mengembangkan LPI baik berupa pesantren, madrasah, sekolah, serta perguruan tinggi, yaitu sebagai berikut:

  1. Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga secara jelas serta berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan-kegiatan riil sehari-hari.
  2. Membangun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan mazhab dalam menempuh kebijakan lembaga).
  3. Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggungjawab terhadap kesuksesan peserta didiknya.
  4. Menyempurnakan strategi rekrutmen peserta didik
  5. Memberikan kesadaran pada peserta didik, bahwa belajar adalah kewajiban dan kebutuhan yang menentukan masa depan
  6. Merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat
  7. Menggali strategi pembelajaran
  8. Menggali sumber-sumber keuangan
  9. Membangun sarana dan prasarana
  10. Mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan keilmuan, kreativitas dan ketrampilan
  11. Memperkuat metodologi baik dalam hal pembelajaran, pemikiran maupun penelitian
  12. Mengkondisikan lingkungan pembelajaran yang nyaman
  13. Mengkondisikan lingkungan yang Islami
  14. Berusaha meningkatkan kesejahteraan
  15. Mewujudkan etos kerja yang tinggi
  16. Memberikan pelayanan yang prima
  17. Meningkatkan promosi membangun citra lembaga
  18. Mempublikasikan kualitas proses
  19. Membangun jaringan kerjasama
  20. Menjalin hubungan erat dengan masyarakat
  21. Beradaptasi dengan budaya lokal
  22. Menyinkronkan kebijakan lembaga dengan kebijakan pendidikan nasional

Sebaliknya, ada juga keadaan yang harus dihindari dan sedapat mungkin berusaha dikeluarkan dari LPI, sebagai berikut:

  1. Politik kepentingan
  2. Kecenderungan bisnis pribadi
  3. Pemborosan waktu, biaya, tenaga, dan strategi

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...