Pada beberapa hari terakhir, warganet dibikin heboh oleh Paris Pernandes melalui sapaannya “salam dari Binjai” yang selanjutnya diikuti dengan aksi meninju pohon pisang hingga roboh. Video yang diunggah oleh thik-thoker ini menyedot perhatian jutaan pemirsa. Setelah salam dari binjei viral, menyusul salam dari Tembung yang selanjutnya diikuti aksi Rizky Akbar yang mengupas kelapa menggunakan gigi.
Aksi meninju pohon pisang tersebut telah menginspirasi beberapa siswa SMP di Lamongan Jawa Timur. Mereka mengikuti gaya Paris Pernandes, dengan meninju 50 pohon pisang yang menjelang panen hingga roboh. Kerugian yang diderita korban (pemilik pohon pisang) adalah tidak berhasil panen. Secara materi kerugian pihak kurban ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan kerugian yang diderita pelaku, ketika tangan mereka sakit. Tangan sakit, biayanya lebih besar dari pisang sekalipun 50 tandan.
Disamping aksi meninju pohon pisang yang viral melalui “salam dari Binjai” yang sangat digemari para remaja dengan gaya amati, tiru, dan merusak, selanjutnya muncul “salam dari Tembung” yang mulai digemari remaja dengan aksi mengupas kelapa dengan gigi. Aksi ini bila diikuti jelas merugikan diri sendiri.
Para petinju agar ahli dalam olah raga tinju adalah melalui tahapan sekolah, berlatih, berlatih, berlatih dan bertanding. Mana bagian yang harus dihindari dan diselamatkan. Bagaimana pukulan jab, silang, hook, uppercut, serta pukulan kombinasi. Meninju juga menggunakan sarung pengaman, bukan ngawur tanpa memikirkan keselamatan diri.
Kasus meniru aksi-aksi diatas, seyogyanya tidak perlu lagi terjadi. Sebagai penyuluh agama yang notobene adalah pendidik masyarakat, saatnya perlu kita ingatkan kembali kepada para remaja tentang ajaran mensyukuri nikmat. Para remaja yang terlahir dengan kondisi fisik yang sehat dan normal harus disyukuri dan dibarengi dengan sehat yang sempurna bukan hanya sehat fisik, tetapi juga psikis, sosial dan spiritual.
Bagaimana bersyukur itu, ada beberapa cara yang diwujudkan, yakni:
- Meyakini dan mengakui bahwa kesehatannya adalah sebagai nikmat dari Allah swt;
- Berucap hamdalah serta membicarakan kenikmatan kesehatannya terhadap orang lain;
- Menggunakan tubuhnya dengan melakukan ketaatan kepada Allah swt;
- Senantiasa bertafakur;
- Melakukan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah;
- Senantiasa memuji Allah swt;
- Menjaga kesehatan yang otomatis harus meninggalkan beberapa aksi yang dapat mencelakakan diri;
- Menjalankan pola hidup sehat;
- Senantiasa menjaga kebersihan: “tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang menjaga kebersihan (HR. Thabrani)
- Memberikan energi postif melalui senyuman;
- Mengadakan acara tasyakuran
- Mempergunakan harta sebagai sarana berjihad
- Menunaikan zakat dan berhaji
- Aktif dalam kegiatan sosial, seperti kerja bhakti
Allah swt berfirman:
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".(Q.S. Ibrahim:7)
Berdasarkan firman Allah tersebut, marilah kita bersyukur atas
karunia Allah berupa sempurnanya fisik antara lain tangan yang sehat dan kuat. Maka
ia harus kita syukuri dengan beberapa cara diatas, bukan dirusak sendiri hanya
karena terinspirasi oleh aksi yang mencelakakan. Pohon pisang adalah tumbuhan
yang wajib kita rawat, ia adalah salah satu buah surga yang sangat baik untuk
kesehatan. Untuk itu marilah kita dampingi remaja kita, tidak perlu melakukan
hal-hal yang mengarah kepada kufur nikmat agar Allah tidak memberikan azab
kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar