Kamis, 16 Desember 2021

Masalah Etis dalam Penelitian

 



 

A.       Masalah Etis yang Perlu Diantisipasi

Selain mengkonsep proses penulisan bagian-bagian proposal, peneliti juga perlu mengantisipasi masalah etis yang dapat terjadi dalam penelitiannya. Untuk memahami masalah etis yang perlu diantisipasi, peneliti harus terlibat langsung dalam pengumpulan data dari ataupun tentang orang lain.

Masalah-masalah etis harus dipahami guna membangun argumentasi dalam penelitian dan menetapkan suatu topik penting untuk format proposal. Peneliti harus:

  1. Memproteksi para partisipan mereka
  2. Membangun kepercayaan kepada partisipan
  3. Jujur dalam penelitian
  4. Mencegah kelalaian dan kecerobohan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi dan atau institusinya
  5. Berupaya menyelesaikan masalah yang dihadapi secara arif dan bijaksana.

Permasalahan etis dapat terjadi seperti pembocoran rahasia individu, autentisitas dan kredibilitas laporan penelitian, peran peneliti dalam konteks lintas-budaya hingga masalah-masalah privasi dari data-data internet (Hesse-Bieber & Leavey, 2006; Punch, 2006; Isreal & Hey, 2006, Creswell, 2014). 

B.      Masalah Etis dalam Masalah Penelitian

Bagaimana masalah etis masuk dalam bagian latar belakang masalah penelitian?. Dalam pendahuluan proposal, peneliti mengidentifikasi satu masalah atau isu yang penting untuk diteliti dan menyajikan rasionalisasi atas pentingnya penelitian tersebut. Selain itu peneliti juga perlu mengidentifikasi suatu masalah yang menguntungkan invidu yang akan diteliti, yakni suatu masalah yang nantinya akan berguna bagi orang lain.

Gagasan inti penelitian aksi/partisipatoris adalah peneliti tidak boleh memarginalisasi atau melemahkan partisipan yang ditelitinya. Hal ini kadang terjadi, sehingga masalah penelitiannya justru semakin memarginalkan para partisipan yang diteliti. Untuk menghindari hal ini terjadi, peneliti harus membuat proyek utama agar kepercayaan partisipan dapat terbangun sehingga peneliti dapat mendeteksi marginalisasi apa saja yang tidak boleh dilakukan sebelum penelitian benar-benar dilaksanakan (Punch, 2005).

 

C.    Masalah Etis dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah

Dalam merancang tujuan penelitian dan rumusan masalah, peneliti perlu menjelaskan tujuan penelitian kepada para partisipan. Penipuan terkadang juga muncul ketika partisipan memahami satu tujuan, tetapi penelitian memiliki tujuan lain yang berbeda. Untuk menyelesaikan masalah ini, peneliti perlu menentukan permasalahan penelitiannya. Misalnya, dalam merancang surat-surat pendahuluan untuk penelitian survey, sponsorship merupakan elemen penting yang dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas intrumen survey yang disebarkan peneliti (Sarantakos, 2005).

 

D.       Masalah Etis dalam Pengumpulan Data

Selain mempersiapkan data apa yang akan dikumpulkan, peneliti juga perlu respek terhadap para partisipan dan tempat-tempat yang akan diteliti. Banyak masalah etis muncul selama tahap pengumpulan data.  Peneliti jangan sampai membahayakan partisipan, dan juga harus menghargai kelompok-kelompok yang rawan kekerasan. Pada beberapa perguruan tinggi dibentuk Institutional Review Board (IRB) / Intitusi peninjau atau lembaga sejenis. Komite IRB dibangun atas dasar peraturan pemerintah untuk mencegah adanya kekerasan atau pelanggaran HAM. Bagi seorang peneliti, IRB dibutuhkan untuk meninjau kemungkinan terjadinya resiko-resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis, sosial, ekonomi, atau hukum (Sieber, 1998) yang mungkin saja muncul secara tiba-tiba.

Peneliti juga mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan tertentu bagi komunitas yang rawan kekerasan, seperti: anak dibawah usia 19 tahun, partisipan yang lemah mental, korban kekerasan dan bencana, para napi, pengidap AIDS.

Peneliti juga harus menyimpan proposal penelitian yang berisi prosedur-prosedur dan informasi mengenai partisipan di komite IRB kampus yang bertugas meninjau proposal penelitian. selain proposal, peneliti juga harus membuat formulir izin tertulis yang ditanda-tangani oleh partisipan sebelum mereka terlibat dalam penelitian. Formulir ini menjelaskan bahwa hak-hak partisipan akan dijaga selama mengumpulkan data. Eleman dalam formulir tersebut meliputi beberapa informasi:

  1. Informasi mengenai peneliti
  2. Informasi mengenai institusi yang mensponsori
  3. Informasi mengenai prosedur-prosedur pemilihan partisipan
  4. Informasi mengenai tujuan penelitian
  5. Informasi mengenai keuntungan bagi partisipan
  6. Informasi mengenai tingkatan dan jenis keterlibatan partisipan
  7. Jaminan kerahasiaan bagi partisipan
  8. Jaminan bahwa partisipan dapat mundur kapan saja
  9. Klausa nama-nama person yang dapat dihubungi jika ada pertanyaan (Sarantakos, 2005)

Selain prosedur etis di atas, prosedur etis yang harus dipahami peneliti dalam pengumpulan data adalah persetujuan individu yang berwenang, seperti satpam yang memberikan akses peneliti untuk melakukan penelitian.

Peneliti juga harus respek pada lokasi yang diteliti agar mereka tidak memperoleh gangguan setelah melakukan penelitian.

E.        Masalah Etis dalam Analisis dan Interpretasi Data

Ketika peneliti menganalisis dan menginterpretasi data, tidak jarang masalah-masalah muncul yang mengharuskan peneliti untuk membuat keputusan etis yang tepat. Dalam mengantisipasi masalah etis ini, mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  1. Peneliti memproteksi anonimitas individu (menggunakan nama alias) untuk memproteksi identitas mereka
  2. Data harus dijaga kerahasiannya dan setelah selesai penelitian harus dibuang agar tidak jatuh ke tangan peneliti lain yang ingin menyalahgunkannya (Sieber, 1998).
  3. Harus ada proses saling memahami antara peneliti, partisipan dan pihak fakultas (Punch, 2005)
  4. Dalam interpretasi data, peneliti perlu memastikan bahwa informasi yang diperoleh benar-benar akurat.

 

F.         Masalah Etis dalam Menulis dan Menyebarluaskan Hasil Penelitian

Selain masalah pengumpulan dan analisis data, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan:

  1. Peneliti tidak menggunakan bahasa yang bias
  2. Menekan pemalsuan dan praktik curang
  3. Memberikan gandaan publikasi pada pihak yang diteliti
  4. Tidak perlu eksploitasi nama staf akademik, jika mereka tidak terlibat dalam suksesnya penelitian
  5. Peneliti harus mengeskpos detil penelitian, agar pembaca dapat mengetahui kridebilitas penelitian tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keutamaan Haji Mabrur

  Amalan Paling Utama حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَا حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ حَدَّثَ...