Minggu, 14 Februari 2021

AGAMA ITU, MENINGGALKAN MAKSIAT & MENGERJAKAN TAAT

 Agama Itu, Meninggalkan Maksiat & Mengerjakan Taat

Meninggalkan maksiat adalah lebih berat daripada mengerjakan taat, karana mengerjakan taat senang dilihat oleh banyak orang tetapi meninggalkan syahwat (maksiat) adalah berat dan hanya dapat Dirasakan oleh diri sendiri. Meninggalkan maksiat dilaksanakan oleh mereka yang melangkah pada jalan yang benar.

Maka kerana itu Rasulullah saw bersabda: "Orang yang berhijrah dengan sebenarnya ialah orang yang berhijrah daripada kejahatan (meninggalkan kejelekan).

"Dan mujahid yang sebenarnya ialah orang yang memerangi hawa nafsunya."

أفضلُ الْمُؤْمِنينَ إسْلاماً مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسانِهِ وَيَدِه وأفْضَلُ المُؤْمِنينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً وأفْضَلُ المُهاجِرِينَ مَنْ هَجَرَ مَا نَهى اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ وأفضلُ الجهادِ منْ جاهَدَ نَفْسَهُ فِي ذاتِ اللَّهِ عزّ وجَل

Mukmin yang paling utama keislamannya adalah umat Islam yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah. (Hadits ini diriwayatkan dalam Musnad Ahmad, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Abi dawud, dan Shahih Ibn Hibban)

Setiap orang memiliki nafsu dan nafsu itu ternyata menjadi bagian dari diri seseorang. Oleh karena itu perang melawan hawa nafsu menjadi benar-benar amat sulit dan berat, oleh karena musuh itu tidak kelihatan, tidak tampak, dan bahkan tidak dirasakan.

Nafsu yang dimaksudkan itu adalah dorongan dari dalam diri seseorang. Dorongan itu bermacam-macam, misalnya dorongan agar semakin dihargai oleh orang lain, semakin kaya raya, semakin berpangkat atau memiliki jabatan tinggi, semakin menang dari orang lain, atau semakin hebat dalam berbagai halnya. Dorongan itu kadang tidak terkendali. Bahkan, keputusan akalnya sendiri saja tidak diikuti. Akalnya mengatakan tidak, tetapi nafsunya mendorong terus hingga apa yang diinginkan itu tercapai.

Seseorang yang terlalu mengikuti hawa nafsu akan berakhir dengan merugi dan bahkan celaka. Artinya, tatkala hawa nafsu sudah menjadi sesuatu yang harus diikuti, maka yang bersangkutan telah mengalami kekalahan. Tentu mereka tidak merasakan bahwa dirinya sedang kalah perang, yaitu perang dengan dirinya sendiri. Akalnya berusaha untuk memberikan pertimbangan, tetapi nafsunya tidak berhasil dikendalikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri itu bisa kita temukan pada setiap saat, dan bahkan juga termasuk ada pada diri kita sendiri. Seseorang sudah dikaruniai jabatan, kekayaan, kehormatan dan lain-lain, namun ternyata masih bernafsu menambah yang lebih tinggi. Berbagai usaha tanpa mengenal lelah diusahakan hingga menempuh jalan yang tidak seharusnya dilalui. Untuk memenuhi dorongan nafsu yang terlalu kuat itu, seseorang berani menempuh cara-caya yang tidak patut. Na'udzu billahi min dzalika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."

Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...