Dosa Besar dan Mendatangkan Murka Allah
Perbuatan zalim tergolong dosa besar yang mendatangkan laknat
dan murka Allah. Orang yang zalim dijanjikan siksa yang berat jika tidak
bertobat.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانْتَصَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا ۗ
وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
kecuali orang-orang
(penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan
mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu
kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (QS. Asy-Syu'ara: 227)
Doa Orang yang Dizalimi Mustajab
Rasulullah SAW bersabda, Kitab Tirmidzi Hadist No – 1937:
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَحْيَى
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذَ بْنَ
جَبَلٍ إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ
بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَنَسٍ
وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ وَأَبِي سَعِيدٍ وَهَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ وَأَبُو مَعْبَدٍ اسْمُهُ نَافِذٌ
Telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki' dari
Zakaria bin Ishaq dari Yahya bin Abdullah bin Shaifi dari Abu Ma'bad dari Ibnu
Abbas bahwasanya Rasulullah saw pernah mengutus Mu'adz bin Jabal ke negeri
Yaman, maka beliau pun bersabda: "Takutlah kamu do'a orang yang
terzhalimi. Sebab, antara do'anya dengan Allah tidak ada hijab (yang akan
menghalanginya)." Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari
Anas, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan Abu Sa'id. Dan hadits ini adalah
hasan shahih. Abu Ma'bad namanya adalah Nafidz.
Kehancuran
Individu dan Bangsa
Sejarah mencatat bahwa banyak
kaum atau bangsa dihancurkan oleh Allah karena kezaliman mereka (lihat kaum
‘Ad, Tsamud, Firaun).
وَتِلْكَ الْقُرَىٰ أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا
وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا
Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka
berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. (QS.
Al-Kahfi: 59)
Menggugurkan Amal Ibadah
Orang yang zalim kepada orang
lain (ghibah, fitnah, ambil hak, dll.) akan kehilangan pahala amalnya di
akhirat karena harus “membayar” kepada korbannya.
Dalam Kitab Muslim Hadist No – 4678 disebutkan:
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا
الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ
فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ
وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ
هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا
عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan 'Ali bin Hujr keduanya berkata;
Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al A'laa dari
Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang
bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut
diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang
bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan
zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta
membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan
kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan
mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap
orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga
akhirnya ia dilemparkan ke neraka.'
Tidak Mendapat Pertolongan Allah
Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah
tidak akan menolong orang zalim, bahkan membiarkannya tersesat lebih jauh.
وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ
“Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.” (QS. Al-Baqarah: 258)
Balasan Setimpal
Menzalimi orang lain bukanlah perkara yang ringan. Hendaknya
setiap muslim berusaha keras untuk menjauhinya.
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ القُرَى
وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
“Demikanlah
siksaan Rabbmu terhadap suatu negeri jika negeri tersebut berbuat kezaliman,
sesungguhnya siksa Allah sangatlah pedih“. (QS Hud: 102)
Penutup: Waspadalah Terhadap Kezaliman
Islam sangat menekankan keadilan,
kasih sayang, dan amanah. Oleh karena itu, seorang Muslim wajib menghindari
segala bentuk kezaliman kecil maupun besar baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam
jabatan. Pada Kitab Ahmad Hadist No – 5568 disebutkan:
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ عَطَاءٍ يَعْنِي ابْنَ السَّائِبِ عَنْ مُحَارِبٍ
يَعْنِي ابْنَ دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ
وَالظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Telah
menceritakan kepada kami Ali bin Ashim dari Atha yakni Ibnu Saib dari Muharib
yakni Ibnu Datsar dari Abdullah bin Umar dia berkata; Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam. bersabda: "Wahai sekalian manusia, jauhilah
kezaliman karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat."
KITAB BUKHARI HADIST NO - 3762
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
السُّلَمِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
حَدَّثَنِي سَالِمٌ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ مِنْ الرَّكْعَةِ
الْآخِرَةِ مِنْ الْفَجْرِ يَقُولُ اللَّهُمَّ الْعَنْ فُلَانًا وَفُلَانًا
وَفُلَانًا بَعْدَ مَا يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ
الْحَمْدُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ إِلَى
قَوْلِهِ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ } وَعَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ سَمِعْتُ
سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عَلَى صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ وَسُهَيْلِ بْنِ
عَمْرٍو وَالْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ فَنَزَلَتْ (لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ
إِلَى قَوْلِهِ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ )
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Abdullah As Sulami telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah
mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri telah menceritakan kepadaku Salim
dari Ayahnya bahwa dia mendengar saat Rasulullah saw mengangkat kepalanya dari
rukuk di rakaat terakhir shalat shubuh, beliau mengucapkan: "Ya Allah,
laknatlah fulan, fulan dan fulan, " yaitu setelah beliau mengucapkan:
"Sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakalhamdu." Setelah itu Allah
menurunkan ayat: '(Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu
-hingga firmanNya- Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ' (Qs. Ali
Imran: 128). Dan dari Hanzhalah bin Abu Sufyan aku mendengar Salim bin Abdullah
berkata, "Rasulullah saw pernah mendo'akan (kejelekkan) kepada Shofwan bin
Umayyah, Suhail bin 'Amru dan Harits bin Hisyam, lalu turunlah ayat: '(Tak ada
sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu -hingga firmanNya-
Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) ' (Qs. Ali Imran: 128).
KITAB BUKHARI HADIST NO - 4193
حَدَّثَنَا حِبَّانُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا
عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي سَالِمٌ
عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِنْ الْفَجْرِ
يَقُولُ اللَّهُمَّ الْعَنْ فُلَانًا وَفُلَانًا وَفُلَانًا بَعْدَ مَا يَقُولُ
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ إِلَى
قَوْلِهِ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ (رَوَاهُ إِسْحَاقُ بْنُ رَاشِدٍ عَنْ
الزُّهْرِيِّ)
Telah menceritakan kepada kami Hibban bin Musa Telah
mengabarkan kepada kami 'Abdullah Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az
Zuhri berkata; Telah menceritakan kepadaku Salim dari Bapaknya bahwasanya dia
mendengar Rasulullah saw ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku pada
raka'at terakhir dari shalat subuh beliau berdoa: "Ya Allah laknatlah
fulan dan fulan." yaitu setelah beliau membaca; 'Sami'allah hu Liman
Hamidah.' maka Allah menurunkan ayat; "Tak ada sedikitpun campur tanganmu
dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka
karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim (Ali Imran: 128)."
diriwayatkan oleh Ishaq bin Rasyid dari Az Zuhri.
KITAB BUKHARI HADIST NO - 4263
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ
سُلَيْمَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ) وَلَمْ
يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ (قَالَ
أَصْحَابُهُ وَأَيُّنَا لَمْ يَظْلِمْ فَنَزَلَتْ)إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ(
Telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin Basysyar Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi dari Syu'bah
dari Sulaiman dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah ra dia berkata; Tatkala
turun ayat; "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman
mereka dengan kezaliman… (Al An'am: 82). Para sahabat berkata; 'Mana ada di
antara kita yang tidak pernah berbuat zhalim? lalu turunlah ayat: "sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
KITAB BUKHARI HADIST NO - 4317
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ
زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ وَهِشَامٌ قَالَا حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ
صَفْوَانَ بْنِ مُحْرِزٍ قَالَ بَيْنَا ابْنُ عُمَرَ يَطُوفُ إِذْ عَرَضَ رَجُلٌ
فَقَالَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَوْ قَالَ يَا ابْنَ عُمَرَ سَمِعْتَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّجْوَى فَقَالَ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُدْنَى الْمُؤْمِنُ مِنْ
رَبِّهِ وَقَالَ هِشَامٌ يَدْنُو الْمُؤْمِنُ حَتَّى يَضَعَ عَلَيْهِ كَنَفَهُ
فَيُقَرِّرُهُ بِذُنُوبِهِ تَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا يَقُولُ أَعْرِفُ يَقُولُ رَبِّ
أَعْرِفُ مَرَّتَيْنِ فَيَقُولُ سَتَرْتُهَا فِي الدُّنْيَا وَأَغْفِرُهَا لَكَ
الْيَوْمَ ثُمَّ تُطْوَى صَحِيفَةُ حَسَنَاتِهِ وَأَمَّا الْآخَرُونَ أَوْ
الْكُفَّارُ فَيُنَادَى عَلَى رُءُوسِ الْأَشْهَادِ {
هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ } وَقَالَ
شَيْبَانُ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zura'i Telah menceritakan
kepada kami Sa'id dan Hisyam keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami
Qatadah dari Shafwan bin Muhriz dia berkata; ketika Ibnu 'Umar sedang thawaf,
tiba-tiba seseorang menghadangnya seraya berkata; wahai Abu 'Abdur Rahman, atau
wahai Ibnu 'Umar apa kamu mendengar dari Nabi saw mengenai An-Najwa (bisikan
dihari kiamat)? Ibnu Umar menjawab: "Aku mendengar Nabi saw bersabda:
Nanti di hari kiamat, seorang mukmin mendekat kepada Rabb-nya. Hisyam berkata;
'Seorang mukmin mendekat hingga Dia meletakkan naungan-Nya ke atasnya, yaitu
menutupi (dosa-dosa) -nya kemudian Dia berkata, "Apakah kamu mengakui dosa
ini?" dia menjawab, "Wahai Rabb-ku, saya mengetahuinya."
-sebanyak dua kali- Allah berfirman kepadanya: "Saya telah menutupinya
(merahasiakannya) di dunia dan pada hari ini aku telah mengampuninya
bagimu." Kemudian diberikanlah kepadanya catatan kebaikan-kebaikannya. Adapun
yang lainnya atau orang-orang kafir, maka mereka dipanggil dihadapan semua
manusia dan dikatakan: "Inilah mereka yang telah mendustakan Rabb mereka,
ketahuilah bahwa laknat Allah berlaku atas orang-orang yang zalim." (Hud:
18). Dan Syaiban berkata; Dari Qatadah Telah menceritakan kepada kami Shafwan.
KITAB BUKHARI HADIST NO - 4403
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ
عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ
هَذِهِ الْآيَةُ(الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ) شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالُوا أَيُّنَا لَمْ
يَلْبِسْ إِيمَانَهُ بِظُلْمٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيْسَ بِذَاكَ أَلَا تَسْمَعُ إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لِابْنِهِ
(إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ)
Telah menceritakan kepada kami
Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari
Ibrahim dari Al Qamah dari Abdullah ra dia berkata; Tatkala turun ayat:
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman…. (Al An'am: 82). Maka hal itu terasa berat bagi para sahabat
Rasulullah saw, mereka berkata; Siapakah di antara kami yang tidak pernah
mencampuri keimanannya dengan kezhaliman? Lalu Rasulullah saw bersabda:
"Bukan itu maksudnya, bukankah kalian pernah mendengar perkataan Lukman
kepada anaknya Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezhaliman yang besar?.
(Luqman: 13).
KITAB BUKHARI HADIST NO - 6053
حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ
لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ
حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami
Ismail mengatakan, telah menceritakan kepadaku Malik dari Sa'id Al Maqburi dari
Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang
memiliki kezhaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta dihalalkan, sebab
dinar dan dirham (dihari kiamat) tidak bermanfaat, kezalimannya harus dibalas
dengan cara kebaikannya diberikan kepada saudaranya, jika ia tidak mempunyai
kebaikan lagi, kejahatan kawannya diambil dan dipikulkan kepadanya."
KITAB BUKHARI HADIST NO - 6424
حَدَّثَنَا
إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ (الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ) شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالُوا أَيُّنَا لَمْ يَظْلِمْ
نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ كَمَا
تَظُنُّونَ إِنَّمَا هُوَ كَمَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ (يَا بُنَيَّ لَا
تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ)
Telah
menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Telah mengabarkan kepada kami Waki'
-lewat jalur periwayatan lain-Telah menceritakan kepada kami Yahya telah
menceritakan kepada kami Waki' dari Al A'masy dari Ibrahim dari Alqomah dari
'Abdullah ra mengatakan; tatkala turun ayat ini; 'Sesungguhnya orang yang
beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman'
(QS.Luqman 82), ayat ini sangat menggusarkan para sahabat Nabi saw, sehingga
mereka bertanya; “Siapa diantara kami
yang tidak melakukan kezaliman terhadap dirinya sendiri? “ lantas Rasulullah saw
bersabda: "Bukan seperti yang kalian sangka, banyasanya yang dimaksudkan
adalah seperti ucapan Luqman kepada anaknya; “Wahai anakku, janganlah engkau
menyekutukan Allah, sebab menyekutukan Allah adalah kezhaliman yang besar"
(QS.Luqman 82).
KITAB BUKHARI HADIST NO - 6452
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ زَيْنَبَ
بِنْتِ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ وَإِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ
وَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا أَسْمَعُ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ مِنْ حَقِّ
أَخِيهِ شَيْئًا فَلَا يَأْخُذْ فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنْ النَّارِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Katsir dari Sufyan dari Hisyam dari Urwah dari Zainab binti Ummi
Salamah dari Ummu Salamah dari Nabi saw bersabda: "Saya hanyalah manusia
biasa, dan kalian mengadukan sengketa kepadaku, siapa tahu sebagian diantara
kalian lebih pandai bersilat lidah dengan alasannya dari sebagian lain,
sehingga aku memutuskan sebatas yang aku dengar, maka barangsiapa kuputuskan
menang dengan mendzalimi hak saudaranya, janganlah ia mengambilnya, sebab aku
akan mengambil sulutan api neraka baginya."
KITAB MUSLIM HADIST NO - 3372
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ
ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ وَهَذَا
حَدِيثُهُ أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَنَفِيُّ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
الْمَجِيدِ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ وَهُوَ ابْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي إِيَاسُ بْنُ
سَلَمَةَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ قَدِمْنَا الْحُدَيْبِيَةَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً
وَعَلَيْهَا خَمْسُونَ شَاةً لَا تُرْوِيهَا قَالَ فَقَعَدَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَبَا الرَّكِيَّةِ فَإِمَّا دَعَا
وَإِمَّا بَصَقَ فِيهَا قَالَ فَجَاشَتْ فَسَقَيْنَا وَاسْتَقَيْنَا قَالَ ثُمَّ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانَا لِلْبَيْعَةِ
فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ قَالَ فَبَايَعْتُهُ أَوَّلَ النَّاسِ ثُمَّ بَايَعَ
وَبَايَعَ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي وَسَطٍ مِنْ النَّاسِ قَالَ بَايِعْ يَا
سَلَمَةُ قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ
قَالَ وَأَيْضًا قَالَ وَرَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَزِلًا يَعْنِي لَيْسَ مَعَهُ سِلَاحٌ قَالَ فَأَعْطَانِي رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَفَةً أَوْ دَرَقَةً ثُمَّ بَايَعَ
حَتَّى إِذَا كَانَ فِي آخِرِ النَّاسِ قَالَ أَلَا تُبَايِعُنِي يَا سَلَمَةُ
قَالَ قُلْتُ قَدْ بَايَعْتُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي أَوَّلِ النَّاسِ وَفِي
أَوْسَطِ النَّاسِ قَالَ وَأَيْضًا قَالَ فَبَايَعْتُهُ الثَّالِثَةَ ثُمَّ قَالَ
لِي يَا سَلَمَةُ أَيْنَ حَجَفَتُكَ أَوْ دَرَقَتُكَ الَّتِي أَعْطَيْتُكَ قَالَ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيَنِي عَمِّي عَامِرٌ عَزِلًا فَأَعْطَيْتُهُ
إِيَّاهَا قَالَ فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَقَالَ إِنَّكَ كَالَّذِي قَالَ الْأَوَّلُ اللَّهُمَّ أَبْغِنِي حَبِيبًا هُوَ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي ثُمَّ إِنَّ الْمُشْرِكِينَ رَاسَلُونَا الصُّلْحَ
حَتَّى مَشَى بَعْضُنَا فِي بَعْضٍ وَاصْطَلَحْنَا قَالَ وَكُنْتُ تَبِيعًا
لِطَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَسْقِي فَرَسَهُ وَأَحُسُّهُ وَأَخْدِمُهُ وَآكُلُ
مِنْ طَعَامِهِ وَتَرَكْتُ أَهْلِي وَمَالِي مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلَمَّا اصْطَلَحْنَا نَحْنُ وَأَهْلُ
مَكَّةَ وَاخْتَلَطَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ أَتَيْتُ شَجَرَةً فَكَسَحْتُ شَوْكَهَا
فَاضْطَجَعْتُ فِي أَصْلِهَا قَالَ فَأَتَانِي أَرْبَعَةٌ مِنْ الْمُشْرِكِينَ
مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَجَعَلُوا يَقَعُونَ فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْغَضْتُهُمْ فَتَحَوَّلْتُ إِلَى شَجَرَةٍ أُخْرَى
وَعَلَّقُوا سِلَاحَهُمْ وَاضْطَجَعُوا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَادَى
مُنَادٍ مِنْ أَسْفَلِ الْوَادِي يَا لِلْمُهَاجِرِينَ قُتِلَ ابْنُ زُنَيْمٍ
قَالَ فَاخْتَرَطْتُ سَيْفِي ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَى أُولَئِكَ الْأَرْبَعَةِ وَهُمْ
رُقُودٌ فَأَخَذْتُ سِلَاحَهُمْ فَجَعَلْتُهُ ضِغْثًا فِي يَدِي قَالَ ثُمَّ
قُلْتُ وَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ لَا يَرْفَعُ أَحَدٌ مِنْكُمْ رَأْسَهُ
إِلَّا ضَرَبْتُ الَّذِي فِيهِ عَيْنَاهُ قَالَ ثُمَّ جِئْتُ بِهِمْ أَسُوقُهُمْ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَجَاءَ عَمِّي
عَامِرٌ بِرَجُلٍ مِنْ الْعَبَلَاتِ يُقَالُ لَهُ مِكْرَزٌ يَقُودُهُ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَرَسٍ مُجَفَّفٍ فِي
سَبْعِينَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دَعُوهُمْ يَكُنْ لَهُمْ بَدْءُ الْفُجُورِ
وَثِنَاهُ فَعَفَا عَنْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَنْزَلَ اللَّهُ (وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ
عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ) الْآيَةَ
كُلَّهَا قَالَ ثُمَّ خَرَجْنَا رَاجِعِينَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَنَزَلْنَا
مَنْزِلًا بَيْنَنَا وَبَيْنَ بَنِي لَحْيَانَ جَبَلٌ وَهُمْ الْمُشْرِكُونَ
فَاسْتَغْفَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَنْ رَقِيَ
هَذَا الْجَبَلَ اللَّيْلَةَ كَأَنَّهُ طَلِيعَةٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ قَالَ سَلَمَةُ فَرَقِيتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ
مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِظَهْرِهِ مَعَ رَبَاحٍ غُلَامِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَعَهُ وَخَرَجْتُ مَعَهُ
بِفَرَسِ طَلْحَةَ أُنَدِّيهِ مَعَ الظَّهْرِ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ الْفَزَارِيُّ قَدْ أَغَارَ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَاقَهُ أَجْمَعَ وَقَتَلَ رَاعِيَهُ قَالَ فَقُلْتُ يَا
رَبَاحُ خُذْ هَذَا الْفَرَسَ فَأَبْلِغْهُ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ
وَأَخْبِرْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ
الْمُشْرِكِينَ قَدْ أَغَارُوا عَلَى سَرْحِهِ قَالَ ثُمَّ قُمْتُ عَلَى أَكَمَةٍ
فَاسْتَقْبَلْتُ الْمَدِينَةَ فَنَادَيْتُ ثَلَاثًا يَا صَبَاحَاهْ ثُمَّ خَرَجْتُ
فِي آثَارِ الْقَوْمِ أَرْمِيهِمْ بِالنَّبْلِ وَأَرْتَجِزُ أَقُولُ أَنَا ابْنُ
الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّ
سَهْمًا فِي رَحْلِهِ حَتَّى خَلَصَ نَصْلُ السَّهْمِ إِلَى كَتِفِهِ قَالَ قُلْتُ
خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ
وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ فَوَاللَّهِ مَا
زِلْتُ أَرْمِيهِمْ وَأَعْقِرُ بِهِمْ فَإِذَا رَجَعَ إِلَيَّ فَارِسٌ أَتَيْتُ
شَجَرَةً فَجَلَسْتُ فِي أَصْلِهَا ثُمَّ رَمَيْتُهُ فَعَقَرْتُ بِهِ حَتَّى إِذَا
تَضَايَقَ الْجَبَلُ فَدَخَلُوا فِي تَضَايُقِهِ عَلَوْتُ الْجَبَلَ فَجَعَلْتُ
أُرَدِّيهِمْ بِالْحِجَارَةِ قَالَ فَمَا زِلْتُ كَذَلِكَ أَتْبَعُهُمْ حَتَّى مَا
خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَعِيرٍ مِنْ ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَّا خَلَّفْتُهُ وَرَاءَ ظَهْرِي وَخَلَّوْا بَيْنِي وَبَيْنَهُ
ثُمَّ اتَّبَعْتُهُمْ أَرْمِيهِمْ حَتَّى أَلْقَوْا أَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثِينَ
بُرْدَةً وَثَلَاثِينَ رُمْحًا يَسْتَخِفُّونَ وَلَا يَطْرَحُونَ شَيْئًا إِلَّا
جَعَلْتُ عَلَيْهِ آرَامًا مِنْ الْحِجَارَةِ يَعْرِفُهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ حَتَّى أَتَوْا مُتَضَايِقًا مِنْ
ثَنِيَّةٍ فَإِذَا هُمْ قَدْ أَتَاهُمْ فُلَانُ بْنُ بَدْرٍ الْفَزَارِيُّ
فَجَلَسُوا يَتَضَحَّوْنَ يَعْنِي يَتَغَدَّوْنَ وَجَلَسْتُ عَلَى رَأْسِ قَرْنٍ
قَالَ الْفَزَارِيُّ مَا هَذَا الَّذِي أَرَى قَالُوا لَقِينَا مِنْ هَذَا
الْبَرْحَ وَاللَّهِ مَا فَارَقَنَا مُنْذُ غَلَسٍ يَرْمِينَا حَتَّى انْتَزَعَ
كُلَّ شَيْءٍ فِي أَيْدِينَا قَالَ فَلْيَقُمْ إِلَيْهِ نَفَرٌ مِنْكُمْ
أَرْبَعَةٌ قَالَ فَصَعِدَ إِلَيَّ مِنْهُمْ أَرْبَعَةٌ فِي الْجَبَلِ قَالَ
فَلَمَّا أَمْكَنُونِي مِنْ الْكَلَامِ قَالَ قُلْتُ هَلْ تَعْرِفُونِي قَالُوا
لَا وَمَنْ أَنْتَ قَالَ قُلْتُ أَنَا سَلَمَةُ بْنُ الْأَكْوَعِ وَالَّذِي
كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَطْلُبُ رَجُلًا
مِنْكُمْ إِلَّا أَدْرَكْتُهُ وَلَا يَطْلُبُنِي رَجُلٌ مِنْكُمْ فَيُدْرِكَنِي
قَالَ أَحَدُهُمْ أَنَا أَظُنُّ قَالَ فَرَجَعُوا فَمَا بَرِحْتُ مَكَانِي حَتَّى
رَأَيْتُ فَوَارِسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَتَخَلَّلُونَ الشَّجَرَ قَالَ فَإِذَا أَوَّلُهُمْ الْأَخْرَمُ الْأَسَدِيُّ
عَلَى إِثْرِهِ أَبُو قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيُّ وَعَلَى إِثْرِهِ الْمِقْدَادُ
بْنُ الْأَسْوَدِ الْكِنْدِيُّ قَالَ فَأَخَذْتُ بِعِنَانِ الْأَخْرَمِ قَالَ
فَوَلَّوْا مُدْبِرِينَ قُلْتُ يَا أَخْرَمُ احْذَرْهُمْ لَا يَقْتَطِعُوكَ حَتَّى
يَلْحَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَالَ
يَا سَلَمَةُ إِنْ كُنْتَ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتَعْلَمُ
أَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ فَلَا تَحُلْ بَيْنِي وَبَيْنَ
الشَّهَادَةِ قَالَ فَخَلَّيْتُهُ فَالْتَقَى هُوَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ
فَعَقَرَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَرَسَهُ وَطَعَنَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَقَتَلَهُ
وَتَحَوَّلَ عَلَى فَرَسِهِ وَلَحِقَ أَبُو قَتَادَةَ فَارِسُ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ فَطَعَنَهُ فَقَتَلَهُ
فَوَالَّذِي كَرَّمَ وَجْهَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَتَبِعْتُهُمْ أَعْدُو عَلَى رِجْلَيَّ حَتَّى مَا أَرَى وَرَائِي مِنْ أَصْحَابِ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا غُبَارِهِمْ شَيْئًا حَتَّى
يَعْدِلُوا قَبْلَ غُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى شِعْبٍ فِيهِ مَاءٌ يُقَالُ لَهُ ذَو
قَرَدٍ لِيَشْرَبُوا مِنْهُ وَهُمْ عِطَاشٌ قَالَ فَنَظَرُوا إِلَيَّ أَعْدُو
وَرَاءَهُمْ فَخَلَّيْتُهُمْ عَنْهُ يَعْنِي أَجْلَيْتُهُمْ عَنْهُ فَمَا ذَاقُوا
مِنْهُ قَطْرَةً قَالَ وَيَخْرُجُونَ فَيَشْتَدُّونَ فِي ثَنِيَّةٍ قَالَ
فَأَعْدُو فَأَلْحَقُ رَجُلًا مِنْهُمْ فَأَصُكُّهُ بِسَهْمٍ فِي نُغْضِ كَتِفِهِ
قَالَ قُلْتُ خُذْهَا وَأَنَا ابْنُ الْأَكْوَعِ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعِ قَالَ
يَا ثَكِلَتْهُ أُمُّهُ أَكْوَعُهُ بُكْرَةَ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ يَا عَدُوَّ
نَفْسِهِ أَكْوَعُكَ بُكْرَةَ قَالَ وَأَرْدَوْا فَرَسَيْنِ عَلَى ثَنِيَّةٍ قَالَ
فَجِئْتُ بِهِمَا أَسُوقُهُمَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ وَلَحِقَنِي عَامِرٌ بِسَطِيحَةٍ فِيهَا مَذْقَةٌ مِنْ لَبَنٍ
وَسَطِيحَةٍ فِيهَا مَاءٌ فَتَوَضَّأْتُ وَشَرِبْتُ ثُمَّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللّ
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami Hasyim Ibnul Qasim. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan
kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu Amir Al Aqadi
keduanya dari Ikrimah bin Ammar. (dalam jalur lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Abdurrahman Ad Darimi dan ini adalah
haditsnya. Telah mengabarkan kepada kami Abu Ali Al Hanafi Ubaidullah bin Abdul
Majid telah menceritakan kepada kami Ikrimah -yaitu Ibnu Ammar- telah
menceritakan kepadaku Iyas bin Salamah dari ayahnya dia berkata, "Kami
pernah ikut perang bersama Rasulullah saw ke Hudaibiyah, pada saat itu kami
berjumlah seribu empat ratus orang, dan kami hanya membawa lima puluh ekor
kambing, sehingga air susu kambing sejumlah itu tidak cukup untuk kami minum.
Setelah itu, Rasulullah saw duduk di dekat sumur sambil berdo'a atau
meludahinya. Berkat do'a yang dibacakan Rasulullah saw kepada air susu kambing
tersebut, maka kami semua dapat meminum air susu dengan sepuas-puasnya.
Kemudian Rasulullah saw mengajak kami untuk berbai'at kepada beliau di bawah
pohon. Aku berbaiat kepada Rasulullah saw pada rombongan pertama. Kemudian
beliau terus menerima pembaiatan dari para sahabat yang hadir pada saat itu.
Ketika sampai pada rombongan yang berada di tengah, Rasulullah saw bersabda
kepadaku: "Barbaiatlah wahai Salamah." Aku pun berkata kepada beliau,
"Aku telah berbaiat kepada anda pada rombongan pertama wahai
Rasulullah." Namun beliau justru bersabda kepadaku: "Berbaiatlah lagi
wahai Salamah." Aku akhirnya menuruti permintaan beliau. Ketika beliau
melihat aku tidak membawa senjata sama sekali, maka Rasulullah saw memberikan
tameng atau perisai kepadaku. Selanjutnya beliau menerima pembaiatan lagi dari
rombongan yang terakhir. Pada saat itu, beliau kembali bertanya kepada aku:
"Mengapa kamu tidak ikut berbaiat kepadaku wahai Salamah?" Aku
menjawab, "Aku telah berbaiat kepadamu wahai Rasulullah, bahkan tadi aku
telah berbaiat kepada anda hingga dua kali, yaitu pada rombongan pertama dan
rombongan pertengahan." Lalu Rasulullah saw bersabda: "Berbaiatlah
sekali lagi wahai Salamah!" Akhirnya aku ikut berbaiat kepada beliau untuk
yang ketiga kalinya. Selesai berbaiat, Rasulullah saw bertanya kepadaku:
"Wahai Salamah, mana tameng dan perisai yang aku berikan kepadamu?"
aku mencoba menjelaskan pertanyaan beliau, "Wahai Rasulullah, tadi aku
bertemu dengan pamanku, Amir, ternyata dia juga tidak mempunyai senjata sama
sekali, maka tameng itu aku berikan kepadanya." Mendengar penjelasan itu,
Rasulullah saw tersenyum sambil bersabda: "Sesungguhnya kamu seperti apa
yang dikatakan oleh orang-orang dahulu, 'Ya Allah, ya Rabbku, berikanlah aku
seorang kekasih yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri'."
Beberapa
hari kemudian, kaum Musyrikin mengajak kami berdamai dengan cara mengirim kurir
terlebih dahulu. Setelah mengalami proses yang tidak begitu lama, akhirnya kami
sepakat untuk berdamai. Dahulu aku adalah pelayan Thalhah bin Ubaidillah,
tugasku memberi minum kuda dan memandikannya. Sebagai imbalan dari pelayanannya
tersebut, aku mendapatkan makan darinya. Aku memang bertekat untuk meninggalkan
keluarga dan hartaku untuk berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya. Ketika
kesepakatan perjanjian damai antara kami dengan penduduk Makkah telah terjalin,
hingga kami sudah bisa saling berbaur, maka suatu hari aku pergi menuju
pepohonan untuk beristirahat di bawahnya. Pada saat berbaring di bawah pohon
itulah, tiba-tiba datang empat orang Musyrikin dari peduduk kota Makkah yang
tengah menggunjing Rasulullah saw hingga membuat aku geram terhadap mereka.
Lalu aku pidah ke batang pohon lainnya sambil melihat mereka menggantungkan
senjatanya dan setelah itu mereka tertidur. Pada saat itulah, tiba-tiba
terdengar suara orang yang menyeru dari dasar jurang, "Hai kaum Muhajirin,
Ibnu Zunaim telah terbunuh." Seketika itu juga aku cabut sambil mendatangi
keempat orang musyrikin yang tengah tidur tersebut, aku ambil senjata
mereka." Salamah melanjutkan, "Setelah itu aku berkata kepada mereka,
'Demi dzat yang telah memuliakan wajah Muhammad, barangsiapa ada di antara
kalian berani mengangkat kepalanya, maka akan kutebas lehernya.' Akhirnya
keempat orang kafir Qurasiy tersebut aku giring ke hadapan Rasulullah saw. Pada
saat yang bersamaan aku melihat Amir, paman aku. Ternyata dia juga tengah
menggiring seorang laki-laki Quraisy yang bernama Mikraz untuk di ajukan ke
hadapan Rasulullah saw. Lelaki Quraisy yang bernama Mikraz tersebut dibiarkan
mengendarai seekor kuda yang ternyata diikuti sekitar tiga puluh orang
musyrikin dari anak buahnya. Sejenak Rasulullah saw memandangi mereka sambil
bersabda: "Biarkanlah mereka, karena mereka akan menanggung kezalimannya
dari awal sampai akhir." Kemudian Rasulullah saw memaafkan mereka, maka Allah
menurunkan ayat: '(Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan)
kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Makkah
setelah Allah memenangkan kamu atas mereka) ' (Qs. Al Fath: 24). Setelah
kejadian itu, kami kembali pulang bersama-sama ke kota Madinah dengan membawa
kemenangan. Namun sebelumnya, kami berhenti di suatu tempat. Sedangkan jarak
kami dengan Bani Lihyan saat itu hanya dipisahkan oleh gunung, menurut
informasi yang aku ketahui, kaum Bani Lihyan juga termasuk dari orang-orang
Musyrik. Kemudian Rasulullah saw menyatakan bahwa beliau akan mengampuni
seseorang yang sanggup mendaki gunung tersebut pada malam hari. Memang, gunung
yang ada di hadapan mereka itu seakan-akan sedang menantang Rasulullah saw dan
para sahabat yang hadir saat itu. Pada malam itu juga, aku berhasil mendaki
gunung tersebut sebanyak dua atau tiga kali. Akhirnya kami tiba di kota
Madinah. Lalu Rasulullah saw mengutus Rabbah -pelayan beliau- untuk mengawal
unta yang tengah membawa muatan yang cukup besar, lalu aku juga ikut menyertai
Rabbah dengan menaiki kuda milik Thalhah. Keesokan harinya, aku mendengar
informasi bahwa Abdurrahman Al Fazari hendak mencegat rombongan kami. Ternyata
informasi itu benar, Abdurrahman dapat menawan unta Rasulullah saw beserta
muatannya. Bahkan kami dengar, dia berhasil membunuh orang yang mengendarai
unta tersebut. Saat itu aku telah mengatakannya kepada Rabbah, 'Wahai Rabbah,
ambillah kuda ini dan serahkanlah kepada Thalhah bin Ubaidullah, jangan sampai
lupa, beritahukan kepada Rasulullah saw bahwa orang-orang Musyrikin telah
menawan rombongan unta yang beliau utus.' Setelah itu, aku naik ke atas bukit,
sambil menghadap kota Madinah, aku berteriak dengan suara lantang, 'Wahai para
penduduk! ' Sebanyak tiga kali berturut-turut. Kemudian aku turun dari atas
bukit sambil terus melepaskan anak panah ke arah sasaran musuh, sementara itu
untuk menghibur hati, aku bersenandung, 'Aku adalah putra Al Akwa', hari ini
adalah hari kebinasaan! ' Dalam perjelanan mengejar musuh, aku bertemu seorang
laki-laki dari kaum Musyrikin. Lalu aku mulai membidikkan anak panah ke
arahnya. Tidak lama kemudian, aku berhasil menancapkan sebatang anak panah
tepat mengenai bahunya, dari kejauhan aku katakan kepadanya, 'Rasakanlah anak
panah itu, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari kebinasaan'."
Salamah berkata, "Demi Allah, aku tetap terus melancarkan anak panah ke
arah musuh. Tiba-tiba dari arah depan, aku melihat seorang musuh yang sedang
menunggang kuda menuju ke arahku. Lalu aku bersembunyi di balik pohon yang
rimbun. Begitu musuh yang menunggang kuda itu melintas, segera aku melepaskan
anak panahku hingga berhasil melukainya. Tidak beberapa lama, datang lagi
beberapa pasukan musuh. Namun seperti sebelumnya, aku langsung memanjat ke atas
bukit. Dari atas bukit tersebut aku berupaya menahan laju mereka dengan cara
melemparkan bebatuan ke arah mereka, dan ternyata cara tersebut berhasil.
Mereka mundur secara teratur dan membiarkan aku terus mengejarnya. Karena
merasa keberatan dengan beban yang mereka bawa, akhirnya mereka menjatuhkan
sebagian besar perbekalan mereka dari unta Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam yang mereka ambil, agar lebih ringan dan dapat melarikan kendaraannya.
Aku pun terus mengikuti laju mereka sambil melemparkan anak panah. Aku juga
membuat jejak di jalan-jalan dengan bebatuan supaya dapat diketahui oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya, dari apa yang
telah aku lakukan terhadap musuh-musuh tersebut. Dengan berhimpit-himpitan,
pasukan kaum Musyrikin berusaha turun dari bukit dengan melewati jalan sempit
yang ada di bukit. Untungnya, Fulan bin Badri Al Fazari telah siap menanti di
bawah untuk membantu mereka. Kemudian mereka duduk sambil beristirahat karena
kelelahan, sementara aku duduk di atas bukit. Dari atas bukit, aku mendengar Al
Fazari bertanya kepada teman-temannya yang baru saja turun dari bukit, 'Ada apa
ini? Apa yang telah terjadi pada kalian? ' mereka menjawab, 'Kami telah
mengalami kepayahan, demi Allah, tidaklah kami melalui akhir malam, melainkan
kami selalu dihujani anak panah, sehingga kami membuang sebagian besar
perbekalan kami.' Lalu Al Fazari memerintahkan empat orang dari mereka untuk
menghadapiku, akhirnya keempat orang tersebut bergegas naik ke atas bukit untuk
menghadapiku. Ketika jarak antara aku dengan mereka sudah semakin dekat, hingga
memungkinkan mereka mendengar suara aku, maka aku berseru, "Hai kalian
berempat, apakah kalian mengenalku? ' mereka menjawab, 'Tidak, kami tidak
mengenalmu, siapa sebenarnya kamu? ' aku menjawab, 'Aku adalah Salamah bin Al
Akwa', demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad, aku tidak akan membiarkan
kalian hidup, mungkin begitu pula dengan kalian yang tidak mungkin membiarkan
aku hidup.' Lalu aku mendengar salah seorang dari keempat orang tersebut
menjawab seperti yang aku katakan. Belum sampai aku pindah tempat, tiba-tiba
aku melihat beberapa orang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang
tengah mengendarai kuda keluar dari balik semak-semak pepohonan menuju arah
tempat aku berada." Salamah berkata, "Pertama kali yang aku lihat
adalah Akhram Al Asadi, disusul oleh Abu Qatadah Al Anshari. Setelah itu,
muncullah Miqdad bin Aswad Al Kindi." Salamah melanjutkan, "Lalu aku
memegang tali kekang kuda milik akhram, ternyata mereka bergegas hendak maju
membantu aku, segera aku berkata, "Wahai Akhram, hati-hatilah terhadap
mereka, jangan sampai mereka melukai atau mencelakaimu, hingga datang bala
bantuan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat yang
lain." Dia menjawab, "Wahai Salamah, jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan Allah dan hari Kiamat, serta kamu yakin bahwa surga dan neraka
itu sesuatu yang benar, maka janganlah kamu menghalangiku untuk memperoleh
syahid." Salamah berkata, "Kemudian aku membiarkannya maju untuk
bertempur satu lawan satu, lalu Abdurrahman maju ke hadapan menghadapi Akhram,
pada awalnya dia dapat melukai kuda Abdurrahman, namun akhirnya Abdurrahman
dapat menikam akhram hingga dia gugur. Abdurrahman lantas menaiki kudanya.
Setelah itu, majulah Abu Qatadah -prajurit penunggang kuda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam- menghadapi Abdurrahman. Lalu Abu Qatadah dapat
menikam Abdurrahman dan membunuhnya, demi dzat yang memuliakan wajah Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam, aku terus membuntuti mereka dengan berjalan kaki
hingga tak kulihat satupun sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan
tidak juga debunya. Menjelang matahari terbenam, mereka menuju ke jalan di
bukit yang terdapat mata airnya bernama Dzu Qard, untuk mereka minum karena
kehausan." Salamah berkata, "Kemudian mereka melihatku berlari
membuntuti mereka, kuhalangi mereka dari telaga itu sehingga mereka tak bisa
meneguk setetes air." Salamah berkata, "Lantas mereka meninggalkan
tempat tersebut dengan bersusah payah menyusuri lereng-lereng bukit." Salamah
melanjutkan, "Lalu aku berlari dan menjumpai seseorang dari mereka, lantas
kutusuk dengan anak panah tepat mengenai ujung tulang bahu." Salamah
melanjutkan, "Lalu kukatakan dengan nada mengejek, 'Coba kau cabut anak
panah yang kutusukkan, aku adalah putra Al Akwa', hari ini adalah hari
kebinasaan.' Sang musuh berujar, 'Pagi yang sial, betulkah kamu Akwa'? ' Aku
menjawab, 'Betul hai musuh Allah, akulah Akwa' yang pagi dini membawa kesialan
bagimu.' Akwa' meneruskan, "Musuh mencelakai dua ekor kudanya di lereng
gunung. Kugiring keduanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Amir
menyusulku dengan membawa geriba kulit berkantung dua, satu berisi susu
campuran, dan satunya berisi air murni. Aku berwudlu dan minum, lantas kutemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau tengah berada di sumber air
yang kuhalangi musuh meminumnya. Ternyata Rasulullah telah mengambil seluruh
unta dan segala yang kuselamatkan dari pasukan musyrik, juga tombak dan kain
burdah. Saat itu, Bilal telah menyembelih seekor unta dari beberapa unta yang
aku selamatkan dari orang Musyrik, kemudian dia mengambil hatinya dan punuknya
dan membakarnya, setelah itu ia mempersembahkannya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam." Salamah melanjutkan, 'Aku berkata, 'Wahai
Rasulullah, biarkanlah aku memilih seratus orang dari pasukan musuh, kemudian
aku mengikuti mereka hingga tidak ada lagi yang menginformasikan posisi kita
melainkan aku tebas batang lehernya'." Salamah berkata, "Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum sehingga gigi geraham beliau
terlihat jelas siang hari itu. Kemudian beliau bertanya: "Wahai Salamah,
apakah kamu telah siap dengan apa yang akan kamu lakukan itu?" aku
menjawab, "Tentu, demi dzat yang telah memuliakan anda." Selanjutnya
beliau bersabda: "Ketahuilah wahai Salamah, sesungguhnya mereka sekarang
sedang berada di wilayah kekuasaan orang-orang Ghathafan." Salamah
berkata, "Lalu datanglah seorang laki-laki dari Ghathafan seraya berkata,
"Si fulan telah menyembelih unta untuk mereka, ketika mereka menguliti hewan
tersebut, tiba-tiba mereka melihat debu mengepul, hingga mereka lari
terbirit-birit." Keesokan harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sebaik-baik prajurit penunggang kuda saat ini adalah Abu
Qatadah, sedangkan sebaik-baik prajurit pejalan kaki adalah salamah."
Salamah melanjutkan, "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memberikan dua batang tombak kepadaku, yaitu; tombak untuk pasukan berkuda dan
tombak untuk pejalan kaki, dan saat itu aku menggabungkan menjadi satu. Kemudian
kami kembali ke Madinah dan aku membonceng di belakang Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dengan menaiki Adzba`." Salamah berkata, "Ketika
kami berada di tengah jalan, -Salamah berkata- ada seorang sahabat Anshar yang
mengajak kami untuk lomba lari cepat. Salamah berkata, "Lalu sahabat
Anshar itu berkata, 'Tidakkah ada orang yang mau berlomba lari menuju Madinah?
' dan ia mengulanginya sampai beberapa kali." Salamah melanjutkan,
"Setelah aku mendengar perkataannya, aku berkata, 'Apakah kamu hendak
memuliakan orang yang mulia, ataukah hendak memperoleh wibawa di hadapan orang
yang terpandang? ' dia menjawab, "Tidak, namun untuk Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam." Salamah melanjutkan, "Aku berkata,
"Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku, biarkanlah aku melayani tantangan
lomba lari laki-laki itu!" Beliau menjawab: "Silahkan jika kamu
mau." Salamah berkata, "Ayo mulai." Lalu aku berlari dengan
kakiku, memang aku sengaja membiarkan dia hingga ia mendaki satu atau dua
bukit, sebab aku khawatir akan kehabisan tenaga, kemudian aku berlari melewati
jejaknya dan aku masih membiarkan dia mendaki satu atau dua bukit. Kemudian aku
pacu lagi lariku sekencang-kencangnya sehingga aku dapat menjumpainya."
Salamah berkata, "Kemudian aku menepuk di antara pundaknya." Salamah
melanjutkan, "Aku berkata, 'Demi Allah, kamu telah didahului'."
-Iyasy berkata; aku kira Salamah berkata- "aku telah mendahuluinya ke
Madinah." Salamah melanjutkan, "Demi Allah, kami waktu
KITAB
MUSLIM ADIST
NO - 4092
وحَدَّثَنَاه
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا
وَكِيعٌ و قَالَ أَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ
مِسْعَرٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ عَامِرٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ
مَالِكٍ يَقُولُا احْتَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَكَانَ لَا يَظْلِمُ أَحَدًا أَجْرَهُ
Dan telah menceritakannya kepada kami Abu Bakr
bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib berkata; Abu Bakr Telah menceritakan kepada kami
Waki'. Dan berkata; Abu Kuraib dan lafazh ini miliknya; Telah mengabarkan
kepada kami Waki' dari Mis'ar dari 'Amru bin 'Amir Al Anshari dia berkata; Aku
mendengar; Anas bin Malik berkata; 'Rasulullah saw pernah berbekam dan beliau
tidak pernah mendzalimi seorangpun dalam memberi upah.'
KITAB MUSLIM HADIST NO - 4681
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو
الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ اقْتَتَلَ غُلَامَانِ غُلَامٌ مِنْ
الْمُهَاجِرِينَ وَغُلَامٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَنَادَى الْمُهَاجِرُ أَوْ
الْمُهَاجِرُونَ يَا لَلْمُهَاجِرِينَ وَنَادَى الْأَنْصَارِيُّ يَا لَلْأَنْصَارِ
فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا هَذَا
دَعْوَى أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا أَنَّ
غُلَامَيْنِ اقْتَتَلَا فَكَسَعَ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ قَالَ فَلَا بَأْسَ
وَلْيَنْصُرْ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا إِنْ كَانَ ظَالِمًا
فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نَصْرٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
'Abdullah bin Yunus; Telah menceritakan kepada kami Zuhair; Telah menceritakan
kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir dia berkata; "Pada suatu hari, ada
dua orang pemuda sedang berkelahi, masing-masing dari kaum Muhajirin dan kaum
Anshar. Pemuda Muhajirin itu berteriak; 'Hai kaum Muhajirin, (berikanlah
pembelaan untukku!) ' Pemuda Anshar pun berseru; 'Hai kaum Anshar, (berikanlah
pembelaan untukku!) ' Mendengar itu, Rasulullah saw keluar dan bertanya: 'Ada
apa ini? Bukankah ini adalah seruan jahiliah? ' Orang-orang menjawab; 'Tidak ya
Rasulullah. Sebenarnya tadi ada dua orang pemuda yang berkelahi, yang satu
mendorong yang lain.' Kemudian Rasulullah bersabda: 'Baiklah. Hendaklah
seseorang menolong saudaranya sesama muslim yang berbuat zhalim atau yang
sedang dizhalimi. Apabila ia berbuat zhalim/aniaya, maka cegahlah ia untuk
tidak berbuat kezhaliman dan itu berarti menolongnya. Dan apabila ia
dizalimi/dianiaya, maka tolonglah ia! '
KITAB ABUDAUD HADIST NO - 1320
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ
أُظْلَمَ
Telah menceritakan kepada Kami Musa bin
Ismail, telah menceritakan kepada Kami Hammad, telah mengabarkan kepada Kami
Ishaq bin Abdullah dari Sa'id? bin Yasar dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw
pernah mengucapkan: "Allaahumma Innii A'uudzu Bika Minal Faqri
Walqillati Wadz Dzillati, Wa A'uudzu Bika Min An Azhlima Au Uzhlama"
(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan dan kehinaan dan
aku berlindung kepada-Mu dari aku berbuat dzalim atau didzalimi).
KITAB ABUDAUD HADIST NO - 1354
حَدَّثَنَا
عَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا
بِشْرُ بْنُ عُمَرَ عَنْ أَبِي الْغُصْنِ عَنْ صَخْرِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ جَابِرِ بْنِ عَتِيكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَيَأْتِيكُمْ رُكَيْبٌ مُبْغَضُونَ فَإِنْ
جَاءُوكُمْ فَرَحِّبُوا بِهِمْ وَخَلُّوا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَبْتَغُونَ
فَإِنْ عَدَلُوا فَلِأَنْفُسِهِمْ وَإِنْ ظَلَمُوا فَعَلَيْهَا وَأَرْضُوهُمْ
فَإِنَّ تَمَامَ زَكَاتِكُمْ رِضَاهُمْ وَلْيَدْعُوا لَكُمْ قَالَ أَبُو دَاوُد
أَبُو الْغُصْنِ هُوَ ثَابِتُ بْنُ قَيْسِ بْنِ غُصْنٍ
Telah menceritakan kepada Kami Abbas bin
'Abdul 'Azhim dan Muhammad bin Al Mutsanna, mereka berkata; telah menceritakan
kepada Kami Bisyr bin Umar dari Abu Al Ghushn dari Shakhr bin Ishaq dari
Abdurrahman bin Jabir bin 'Atik dari ayahnya bahwa Rasulullah saw bersabda: akan
datang kepada kalian para petugas pengambil
zakat, jika mereka
sudah datang kepada kalian, maka sambutlah mereka dan biarkanlah mereka
mengambil apa yang mereka inginkan, jika mereka berbuat adil maka itu adalah
kebaikan buat kalian dan jika mereka berbuat dzalim maka dosanya bagi mereka,
buatlah mereka ridha, sebab kesempurnaan zakat kalian pada keridhaan mereka,
dan hendaklah mereka mendo'akan kalian.
Abu Daud berkata; Abu Al Ghushn adalah Tsabit bin Qais bin Ghushn.
KITAB ABUDAUD HADIST NO - 1723
حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الشَّيْبَانِيِّ عَنْ
زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَاجًّا فَكَانَ النَّاسُ
يَأْتُونَهُ فَمَنْ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ سَعَيْتُ قَبْلَ أَنْ أَطُوفَ أَوْ
قَدَّمْتُ شَيْئًا أَوْ أَخَّرْتُ شَيْئًا فَكَانَ يَقُولُ لَا حَرَجَ لَا حَرَجَ
إِلَّا عَلَى رَجُلٍ اقْتَرَضَ عِرْضَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ وَهُوَ ظَالِمٌ فَذَلِكَ
الَّذِي حَرِجَ وَهَلَكَ
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Asy Syaibani dari Ziyad bin
'Ilaqah dari Usamah bin Syarik, ia berkata; aku keluar bersama Nabi saw untuk
melakukan haji. Dan orang-orang datang kepada beliau, maka ada yang mengatakan;
wahai Rasulullah, aku telah melakukan sa'i sebelum melakukan thawaf. Atau aku
telah mendahulukan sesuatu dan mengakhirkan sesuatu. Dan beliau mengatakan:
"Tidak mengapa, tidak mengapa." Kecuali terhadap seseorang yang telah
mencoreng kehormatan seorang muslim dan ia berbuat kedzaliman, maka itulah
orang yang berdosa lagi binasa.
KITAB ABUDAUD HADIST NO - 3858
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ مُرَّ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَهُودِيٍّ مُحَمَّمٍ
مَجْلُودٍ فَدَعَاهُمْ فَقَالَ هَكَذَا تَجِدُونَ حَدَّ الزَّانِي فَقَالُوا
نَعَمْ فَدَعَا رَجُلًا مِنْ عُلَمَائِهِمْ قَالَ لَهُ نَشَدْتُكَ بِاللَّهِ
الَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى أَهَكَذَا تَجِدُونَ حَدَّ الزَّانِي
فِي كِتَابِكُمْ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا وَلَوْلَا أَنَّكَ نَشَدْتَنِي بِهَذَا
لَمْ أُخْبِرْكَ نَجِدُ حَدَّ الزَّانِي فِي كِتَابِنَا الرَّجْمَ وَلَكِنَّهُ
كَثُرَ فِي أَشْرَافِنَا فَكُنَّا إِذَا أَخَذْنَا الرَّجُلَ الشَّرِيفَ
تَرَكْنَاهُ وَإِذَا أَخَذْنَا الرَّجُلَ الضَّعِيفَ أَقَمْنَا عَلَيْهِ الْحَدَّ
فَقُلْنَا تَعَالَوْا فَنَجْتَمِعُ عَلَى شَيْءٍ نُقِيمُهُ عَلَى الشَّرِيفِ
وَالْوَضِيعِ فَاجْتَمَعْنَا عَلَى التَّحْمِيمِ وَالْجَلْدِ وَتَرَكْنَا
الرَّجْمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ
إِنِّي أَوَّلُ مَنْ أَحْيَا أَمْرَكَ إِذْ أَمَاتُوهُ فَأَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ
فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنْكَ
الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِلَى قَوْلِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ
هَذَا فَخُذُوهُ وَإِنْ لَمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا إِلَى قَوْلِهِ وَمَنْ لَمْ
يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمْ الْكَافِرُونَ فِي الْيَهُودِ
إِلَى قَوْلِهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمْ
الظَّالِمُونَ فِي الْيَهُودِ إِلَى قَوْلِهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمْ الْفَاسِقُونَ) قَالَ هِيَ فِي الْكُفَّارِ كُلُّهَا
يَعْنِي هَذِهِ الْآيَةَ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul
'Ala berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Al A'masy dari
Abdullah bin Murrah dari Al bara bin Azib ia berkata, "Seorang yahudi yang
wajahnya menghitam (karena dilumuri arang) dan telah dicambuk dibawa melewati
Rasulullah saw, beliau lantas memanggil mereka seraya bertanya: "Beginikah
kalian mendapati hukum bagi pezina?" Mereka menjawab, "Benar."
Beliau lalu memanggil seorang laki-laki dari ulama mereka, beliau bersabda:
"Kami bersumpah kepada Allah atas kamu, Dzat yang menurunkan Taurat kepada
Musa. Apakah begini kalian mendapati hukuman bagi pezina dalam kitab
kalian?" Laki-laki itu berkata, "Demi Allah, tidak. Sekiranya engkau
tidak bersumpah kepada Allah aku tidak akan mengabarimu. Kami mendapati hukum
bagi pezina dalam kitab kami adalah dengan hukum rajam. Tetapi perzinaan itu
justru banyak terjadi dikalangan orang-orang terhormat di antara kami, ketika
kami mendapati mereka melakukannya, kami tidak memberlakukan hukuman rajam tersebut.
Namun jika itu dilakukan oleh orang-orang rendahan di antara kami, maka kami
melaksanakannya. Lalu kami berembuk untuk mencari hukuman yang bisa kami
terapkan kepada pezina baik dari kalangan terhormat maupun kalangan rendahan di
antara kami. Maka kami bersepakat dengan hukuman tahmim (mencoreng muka dengan
arang) dan hukuman cambuk." Rasulullah saw lalu bersabda: "Ya Allah,
sungguh aku adalah orang pertama yang menghidupkan kembali perintah-Mu (hukuman
had) ketika mereka mematikannya (tidak melaksanakannya)." Beliau lalu
memerintahkan agar pezina itu dirajam, akhirnya pezina itu pun dirajam. Allah
Azza Wa Jalla lalu menurunkan ayat: '(Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu
disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya..) ',
hingga firman-Nya; '(Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di
robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang
bukan ini maka hati-hatilah'), hingga firman-Nya; '(Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir) ', ayat ini berkenaan dengan orang-orang yahudi, hingga
firman-Nya; '(Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim) ', ayat
ini berkenaan dengan orang-orang yahudi, hingga firman-Nya; '(Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik) ', semua ayat-ayat tersebut berkenaan dengan
orang-orang kafir."
KITAB ANNASA’I HADIST NO - 140
أَخْبَرَنَا
مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ حَدَّثَنَا يَعْلَى قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
جَدِّهِ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَسْأَلُهُ عَنْ الْوُضُوءِ فَأَرَاهُ الْوُضُوءَ ثَلَاثًا ثَلَاثًا
ثُمَّ قَالَ هَكَذَا الْوُضُوءُ فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ
وَتَعَدَّى وَظَلَمَ
Telah mengabarkan kepada kami Mahmud bin
Ghailan dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ya'la berkata; telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Musa bin Abu Aisyah dari Amru bin Syu'aib
dari ayahnya dari kakeknya berkata; "Seorang Badui datang kepada
Rasulullah saw untuk bertanya perihal wudlu. Lalu Rasulullah saw memperlihatkan
kepadanya cara berwudlu yang semuanya tiga kali - tiga kali. Kemudian Beliau
bersabda, 'Beginilah cara berwudlu'."Barang siapa menambah lebih dari ini,
dia berbuat kejelekan dan berlebihan, serta berbuat dzalim'."
KITAB
DARIMI HADIST NO - 2473
حَدَّثَنَا
خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ وَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ
فَلْيَتْبَعْ
Telah menceritakan kepada kami Khalid bin
Makhlad telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj
dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah saw bersabda: "Mengulur-ulur
waktu pembayaran hutang bagi yang mampu adalah kedzaliman, tapi jika piutangmu
dialihkan kepada orang yang kaya, maka terimalah."