Manajemen
kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan,
agar pendidikan berjalan dengan lancar, tertib, teratur, serta mampu mencapai
tujuan pendidikan sekolah. Yang dimaksud kesiswaan di sini berlaku pula untuk
santri dan mahasiswa. Manajemen kesiswaan meliputi tahap penerimaan siswa
(penjaringan), tahap proses pembelajaran (pemrosesan) dan tahap persiapan studi
lanjut/bekerja (pendistribusian). Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka
diperlukan proses yang maksimal dalam setiap tahap.
Tahap
penerimaan siswa/santri/mahasiswa baru
Ada beberapa
langkah yang dapat ditempuh, yakni:
- Promosi dan publikasi sepanjang tahun, terutama pada moment penting
- Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi
- Memiliki media promosi pribadi, seperti radio untuk memaksimalkan publikasi
- Membentuk group khusus sesuai minat masyarakat sekitar. Misalnya jika masyarakat hobby basket, maka sekolah/madrasah/pesantren/perguruan tinggi dalam membentuk kelompok tersebut.
- Melakukan pembinaan pada lembaga yang memiliki level lebih rendah, yang diharapkan dapat menjadi basis calon siswa.
- Menjalin hubungan baik dengan pemimpin lembaga pendidikan pada level yang lebih rendah
- Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci (key people)
- Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dan lemah secara ekonomi
- Memberikan kebebasan seluruh biaya pendidikan dan memberikan tambahan fasilitas kepada siswa yang berprestasi terbaik.
- Menerima siswa/santri/mahasiswa dari seluruh lapisan intelektual, sosial dan budaya meskipun masing-masing juga perlu pembatasan (Mujamil, 2016).
Manajer
lembaga pendidikan Islam, baik pada level lembaga yang baru berkembang maupun
yang sudah maju, harus menekankan proses untuk mencapai tujuan yang maksimal
baik pada ranah kognitif, afektif, psikomotorik, serta metakognitif. Inilah misi
pendidikan Islam yang sebenarnya yakni mengubah keadalah siswa/santri/mahasiswa
menjadi keadaan yang positif-konstruktif, dinamis emansipatoris dan
potensial-kompetitif.
Pada
pesantren tradisional, terdapat penerimaan santri sewaktu-waktu. Hal ini
sebenarnya tidak mempermudah dalam proses pengajaran.
Penerimaan
siswa baru terdapat beberapa pendekatan, yang perlu ditempuh, yakni:
- Pendekatan formal: melalui brosur, spanduk, baliho, radio, televisi dan media massa.
- Pendekatan sosial: pemberian santunan
- Pendekatan kultural: mendirikan club sesuai minat masyarakat
- Pendekatan rasional-profesional: menunjukkan kelebihan lembaga pendidikan Islam yang sedang dikelola
- Pendekatan ideologis: ditempuh dengan menggunakan bahasa agama
Tahap
Pembelajaran
Setelah
siswa/santri/mahasiswa diterima, ada beberapa langkah lanjutan yang ditempuh,
yakni:
- Pengelompokkan secara homogen atau heterogen
- Penentuan program belajar
- Penentuan strategi pembelajaran
- Pembinaan disiplin dan partisipasi siswa dalam belajar
- Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
- Penentuan kenaikkan kelas atau prestasi belajar
Terkait
dengan tahapan diatas, terdapat prinsipdasar dalam manajemen kesiswaan, yakni
sebagai berikut:
- Siswa diperlakukan sebagai subjek. Siswa diharapkan berperan aktif, berinisiatif, dan berkreasi dalam proses pembelajaran di sekolah.
- Kondisi siswa beragam baik fisik, intelektual, ekonomi, minat dan sebagainya. Mereka tidak dapat dipaksa untuk melakukan hal yang sama. Keragaman perlakuan bukan dimaksudkan untuk mendiskriminasikan, akan tetapi penyesuaian yang bersifat solutif.
- Siswa akan termotivasi belajar, jika mereka menyukai apa yang diajarkan. Guru diharapkan mampu menampilkan pola-pola pembelajaran bagi siswa dengan berbagai metode dan media. Siswa tidak dibebani dengan tugas yang memberatkan, guru hendaknya dapat membuat pikiran siswa rileks dan nyaman, akan tetapi proaktif dan menggembirakan.
- Pengembangan potensi siswa meliputi kognitif, afektif, psikomotorik (Mujamil, 2016) serta metakognitif.. Sebagai pengalaman Thomas Alfa Edison yang dikeluarkan dari sekolah, karena kognitifnya dinilai lemah. padahal ternyata psikomotoriknya sangat menonjol, hingga menemukan listrik yang sangat bermanfaat bagi umat sejagad raya
Persiapan
studi lanjut atau bekerja
Pada
tahap ini, masih banyak lembaga pendidikan yang tidak memperhatikan nasib
siswa. Hal ini adalah sebagai kewajiban, bagi guru mengarahkan dan mengambil
langkah bimbingan atau penyuluhan untuk mengelola mereka, sesuai dengan bakat
dan minatnya, kemampuan mereka, ekonomi serta intelektual mereka.
Lembaga
pendidikan bisa melakukan jaringan kerjasama dengan instansi terkait. Pada saat
wisuda instansi atau perusahaan terkait dapat diundang untuk menyaksi dan
sekaligus menjadi wahana penyaluran lebih lanjut.
Siapapun
yang menjadi manajer dan apapun nama lembaga pendidikannya, selama pihak
lembaga dapat mempromosikan para alumninya, maka lembaga tersebut akan mereka
serbu. Karena orientasi siswa atau mahasiswa belajar terkadang bukan semata
mencari ilmu melainkan untuk memperoleh pekerjaan.
Kecenderungan pragmatis diatas, perlu dibaca, dipahami dan direspon melalui pelaksanaan strategi pengembangan siswa, sehingga para calon siswa tertarik memasuki lembaga pendidikan Islam. Kelebihan lembaga harus dijaga, seperti unggul dalam intelektual, unggul dalam kepedulian, unggul dalam mengakses lapangan kerja.