REFLEKSI
HARI PEMUDA MUHAMMADIYAH
02 MEI 1932
– 02 MEI 2020
Oleh:
Alfiatus Sholihah, M.Pd.I.
Penyuluh
Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Kediri
Usia 88 tahun bukanlah usia yang muda lagi, sudah cukup umur dan bahkan
lebih tua dari umur bangsa ini. Usia 88 tahun bisa digambarkan sebagai bentuk
kematangan, kedewasaan dan kesuksesan. Sebab sudah melewati berbagai macam
tantangan masa sulit dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, eksistensi untuk
bisa bertahan dan terus mencerahkan itu suatu prestasi dan hal yang luar biasa,
artinya organisasi ini memang memiliki mental pejuang, mental penggerak serta
mental pemenang sebagaimana apa yang menjadi tujuan dari organisasi ini
didirikan.
Memasuki usia yang semakin dewasa diharapkan pemuda muhammadiyah lebih
mampu lagi memberikan nilai kemanfaatan akan kehadirannya ditengah persoalan
bangsa yang semakin kompleks, pemuda muhammadiyah harus lebih berpikir maju
kedepan untuk terus menggerakkan potensi pemuda ke arah yang diharapkan, pemuda
muhammadiyah diharapkan memperkuat internalisasi diri dan memperbaiki kualitas
ekternalisasi organisasinya.
Umat Islam telah diberikan teladan-teladan oleh para Nabi, bahwa
pemudalah yang mampu melakukan perubahan besar terhadap bangsa, agama dan tanah
airnya. Dalam agama, ada Ibrahim muda yang menentang Namrud demi tegaknya nilai
ketauhidan, ada juga Musa yang menentang Fir’aun yang dzolim, hingga saat
reformasi pemerintahan Indonesia yang berperan dan memberikan andil besar yaitu
para pemuda khususnya para mahasiswa.
Meneguhkan solidaritas, Menebar Kebaikan dan Mencerahkan Semesta, demikianlah
tema milad ke-88 Pemuda Muhammadiyah kali ini. Hal ini merupakan relevansi dari
kondisi yang sedang dihadapi bangsa kita sekarang ini yaitu wabah Covid-19. Seluruh
lini kehidupan nyaris lemes, namun kita semua harus tetap semangat, sabar,
serta beriman kepada Allah swt Sang Pencipta. Solusi kreatif harus muncul untuk
permasalahan yang sedang kita hadapi. Segala hal biasanya dilakukan dengan offline,
kita upayakan online. Biasanya kita menjadikan agama sekedar melaksanakan atas
dasar kewajiban mulai saat ini harus move on, yakni melaksanakan ajaran agama
atas dasar kebutuhan
Dalam mencegah mewabahnya covid-19 kita mesti harus membangun dan
meneguhkan solidaritas terhadap sesama. Selalu bersemangat ta’awani ‘alal birri
wa taqwa harus senantiasa terwujud. Semua
masyarakat tidak boleh frustasi menerima ganjaran ini. Ini merupakan
penyemangat Kita dalam melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya dan
selurus-lurusnya. Untuk itu menyiapkan
bekal keimanan, keilmuan dan kemandirian kepada kader dan anggotanya merupakan
hal yang mesti dan terus dilakukan. Imam syafi’i pun berkata, “Tidaklah mungkin
orang yang punya mimpi dan bercita-cita besar hanya duduk berpangku tangan.
Tinggalkanlah watan dan kenyamanan maka kau akan menemukan gantinya karena
kenikmatan hidup didapatkan setelah kau melewati kelelahan”. Begitupun pepatah
mengajarkan, “Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakitlah
terlebih dahulu, dan bersenang-senaglah kemudian.”
“Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan. Karenanya jika kau ingin
mengetahui bagaimana suatu negara dimasa yang akan datang maka lihatlah
pemudanya yang sekarang”. Begitulah Nabi Muhammad menuturkan. Oleh karena itu
perlu adanya suatu pendidikan moral, pengembangan wawasan, ketrampilan serta
penanaman rasa nasionalisme pada generasi muda, karena merekalah tulang
punggung negara di masa yang akan datang. Tetap menanamkan nilai-nilai agama yaitu
shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan Tabligh
(menyampaikan) hingga mereka mampu bertanggung jawab atas segala tindakan atau
kebijakan yang telah diambilnya.
Pemuda adalah harapan bangsa dan sungguh sebaik-baik manusia adalah
mereka yang paling baik akhlaknya dan paling banyak manfaatnya. Oleh karena itu
jadilah pemuda laksana mutiara dan permata bangsa yang tetap menjadi pelita
ditengah gelap dan suramya generasi muda. Pemuda Muhammadiyah harus menyadari
hal ini dan lebih serius menyiapkan bekal Itu kepada kader dan anggotanya. Ini
guna menyongsong hari esok dan masa depan yang tantangannya akan jauh lebih
besar dari sekarang. Kader Pemuda Muhammadiyah harus tetap eksis meskipun
berada di tengah krisis sekalipun. Begitulah semangatnya.
Semangat milad 88 pemuda muhammadiyah adalah Semangat membangun
kebersamaan dan solidaritas, semangat untuk terus menebar kebaikan terhadap
sesama serta semangat untuk selalu mencerahkan dalam ide dan gagasan, dan
semoga kita sebagai bagian dari keluarga besar pemuda muhammadiyah mampu
menjaga dan terus merawat semangat itu. Fastabiqulkhairat