Apakah pahlawan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama. Islam sebagai sebuah agama yang menghargai prestasi, pengorbanan dan pengabdian memandang, bahwa siapapun yang bermanfaat dan berkontribusi kepada sesamanya, maka pribadi tersebut pantas disebut sebagai pahlawan atau sebaik-baiknya manusia, Nabi Muhammad bersabda, “Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang bermanfaat bagi manusia” (HR. Bukhori dan Muslim)
Seorang pahlawan ialah mereka yang mampu menempatkan diri pada tempatnya, tidak menzalimi orang lain, bersikap adil dalam segala tindakannya, dan mampu untuk objektif melihat sesuatu, serta bisa menahan gejolak emosi, karena orang kuat adalah pribadi yang kuat membendung kemarahanya ketika ia marah. Nabi bersabda, “orang yang kuat bukanlah seorang yang menang dalam pergulatan, tetapi manusia yang kuat adalah siapa yang mampu mengendalikan dirinya ketika dia marah.” (HR. Bukhari)
Jika berkaca kepada sejarah kepahlawanan dalam Islam, kita akan menemukan figur-figur luar biasa yang memang pantas disebut sebagai pahlawan sejati. Nabi Muhammad adalah sosok utama yang layak menyandang predikat tersebut, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al-Ahzab: 21)
Untuk menjadi pahlawan sejati sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, kita membutuhkan apa yang dinamakan dengan kesabaran, sebab tanpanya mustahil manusia mampu meraih hakekat kepahlawanan. Berkenaan dengan hal ini Allah berfirman “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.(Q.S. Al-Anfal: 65)
Sabar adalah penentu kemenangan bagi seorang pahlawan, ia bagaikan segelas jamu yang terasa pahit, tetapi justru dengan kepahitan itu akan menghasilkan kesembuhan yang rasanya lebih manis daripada madu. Dari kesabaranlah lahir sifat santun. Dari kesabaran pula lahir kelembutan. Bukan hanya itu, kemampuan menjaga rahasia juga lahir dari kesabaran. Demikianlah pula berturut-turut lahir kesungguhan, kesinambungan dalam bekerja, dan yang mungkin sangat penting adalah ketenangan.
Mereka yang memiliki naluri kepahlawanan dan keberanian harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal; sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam ketaatan, sabar dalam meninggalkan maksiat, atau menghadapi cobaan. Maka, ketika aku sabar, aku mampu menjadi pahlawan. Karena aku bersungguh-sungguh berbuat dan bertindak demi kemaslahatan manusia, agama dan negara. Aku mampu melakukan sesuatu yang sederhana dikerjakan tetapi dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.
Langganan:
Postingan (Atom)
"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."
Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...
-
PENGANTAR Berikut ini beberapa contoh Instrumen penilaian, yang meliputi : 1. Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi sikap,...
-
RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN KARANGAN JEANNE ELLIS ORMROD FAKTOR-FAKTOR KOGNITIF DALAM MOTIVASI Motivasi dalam proses p...