Minggu, 19 Mei 2013
Sabtu, 18 Mei 2013
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR, VIDIO, FILM, TELEVISI DAN VCD DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR, VIDIO, FILM,
TELEVISI
DAN VCD
DALAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh : ALFIATU SOLIKAH
A.
Pendahuluan
Tantangan
pendidikan masa kini semakin berat karena tuntutan masyarakat modern semakin
kompleks. Pendidikan agama bukan hanya sekedar proses transfer of knowledge tapi
juga transfer of value yaitu penyampaian nilai-nilai moral Islam, karena
tujuan pendidikan agama Islam adalah menjadikan manusia yang bertaqwa kepada
Allah SWT.
Hasil yang
diharapkan dari sebuah pembelajaran meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif
meliputi perubahan dalam segi penguasaan ilmu pengetahuan dan perkembangan
ketrampilan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, aspek
afektif meliputi perubahan segi mental, perasaan dan kesadaran dan aspek
psikomotorik meliputi perubahan dalam segi tindakan bentuk psikomotorik.[1]
Memasuki
era perdagangan bebas, pendidikan harus mampu mengembangkan sumber daya manusia
yang menunjang pembangunan Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat bersaing
dengan bangsa lain. Sumber daya manusia yang bermutu sedikitnya mempunyai tiga
komponen yaitu kemampuan menguasai keahlian bidang ilmu teknologi, kemampuan
bekerja secara profesional, kemampuan menghasilkan karya yang bermutu.[2]
Secara
nasional, pemerintah sebenarnya telah merencanakan bahwa fokus pembangunan
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan sebagai kunci
utamanya. Meski terbilang sulit untuk menentukan ukuran tepat dalam mengukur
mutu pendidikan, tapi ada beberapa indicator yang dapat digunakan, yaitu (1) kualitas
guru dan (2) alat bantu proses pendidikan.[3]
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan maka seorang pendidik harus dapat
mengelola pembelajaran dengan baik dalam berbagai aspeknya, antara lain dari
segi pemilihan metode, media, pendekatan dan teknik mengajar. Seiring dengan
berkembangnya arus teknologi dan komunikasi, maka perlu dilakukan inovasi
pendidikan agar teknologi dapat dimanfaatkan dalam proses mencetak sumber daya
manusia. Salah satunya penggunaan media pembelajaran yang relevan. Penggunaan
media pembelajaran yang relevan, memungkinkan murid dapat berpikir konkret dan hal
ini berarti mengurangi misunderstanding antara murid dan pendidik.
Ada beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi, yaitu :
1.
Hambatan psikologis,
yang meliputi minat, intelegensi, dan tingkat pengetahuan
2.
Hambatan fisik,
seperti kelelahan, sakit dan cacat tubuh
3.
Hambatan
kultural, seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma social dan kepercayaan
4.
Hambatan
lingkungan, seperti kelas bersebelahan dengan bandara.[4]
Setiap
materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi
terdapat materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu dalam
penyampaiannya, tapi di sisi lain terdapat materi pelajaran yang sangat memerlukan
alat bantu dalam penyampaiannya, berupa media pembelajaran.
Materi
pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi sangat sulit dipahami oleh murid.
Penjelasan guru yang bersifat verbal menyebabkan mereka semakin tidak mengerti
akan materi pelajaran dan sering kali mengakibatkan kebosanan murid. Oleh
karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu murid agar lebih
mudah mencerna materi pelajaran secara optimal.
Teknologi
yang sedang berkembang sekarang ini, diharapkan juga dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Alat bantu yang sering digunakan adalah visual, yaitu berupa
gambar, model, obyek dan bentuk visual lainnya.
Dengan
masuknya pengaruh audio pada pertengahan abad XX, maka alat visual dalam proses
pembelajaran dilengkapi penggunaannya dengan alat audio yang kemudian dikenal
sebagai media audio visual.[5]
Penggunaan alat audio visual diharapkan mempermudah murid dalam mencerna
pelajaran. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan dari Konfusius yang telah
dimodifikasi oleh Melvin L. Silberman yang mengatakan bahwa : Yang saya dengar,
saya lupa.Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.[6]
Menurut
Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Raharjo mengungkapkan bahwa hambatan-hambatan
komunikasi yang sering muncul biasanya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Verbalisme ;
2. Kekacauan penafsiran ;
3. Perhatian yang bercabang ;
4. Tidak ada tanggapan ;
5. Kurang perhatian ;
6. Keadaan fisik lingkungan yang mengganggu.[7]
Ada
banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Mulai dari media yang sederhana, konvensional dan murah harganya hingga media
yang kompleks, rumit, modern dan harganya mahal.
Media
yang merespon indera tertentu sampai yang dapat merespon perpaduan dari
berbagai indera manusia. Dari yang bersifat manual dan konvensional dalam
penggunaannya sampai media yang sangat tergantung pada perangkat keras dan
kemahiran sumber daya manusia tertentu dalam penggunaannya. Allah telah menyeru
kepada manusia agar mereka menggunakan telinga, mata dan hati untuk mencari
pengetahuan karena ketiganya merupakan anugrah yang telah diberikan oleh Allah
dan akan diminta pertanggung jawabannya, seperti dalam al-Qur’an :
Terjemah:
“Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya”. (Q.S. Al- Isra’: 36)[8]
Penggunaan
media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis, yaitu:
1.
Media dapat
mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki murid ;
2.
Media dapat
mengatasi ruang kelas ;
3.
Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara murid dengan lingkungan;
4.
Media
menghasilkan keseragaman pengamatan;
5.
Media dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis;
6.
Media dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru;
7.
Media dapat
membangkitkan motivasi dan merangsang murid untuk belajar;
8.
Media dapat
memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret sampai kepada
yang abstrak.[9]
Hal
lain yang juga mempengaruhi tercapainya tujuan pengajaran adalah minat murid.
Banyak murid yang memiliki minat belajar rendah, hal ini dapat di identifikasi
dari berbagai bentuk gejala tingkah laku muridselama pembelajaran. Dalam The
Elementary Teacher and Guidance, John A.Barr seperti di kutip Abdul Wahib
menyatakan bahwa ada beberapa factor penyebabnya, antara lain:
1.
Kelainan
jasmaniah pada mata, telinga atau bagian tubuh lainnya yang sangat mempersukar
anak dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas
2.
Pelajaran kurang
merangsang, karena dirasa kurang memenuhi kebutuhan anak, maka anak merasa
bosan
3.
Masalah
kejiwaan
4.
Konflik pribadi
dengan guru.[10]
B.
Gambar
1.
Hakekat
& Pengertian Gambar
Menurut Oemar
Hamalik bahwa “gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”[11].
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “gambar adalah tiruan barang,
binatang, tumbuhan dan sebagainya.”
Media gambar merupakan
salah satu bentuk media ajar yang termasuk jenis media visual, yang diketahui
memberi pengaruh paling besar terhadap siswa di antara jenis media lainnya.
Media gambar memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar
siswa misalnya pada materi Tayamum. Hal ini mengacu pada pernyataan yang
menyatakan bahwa :
” penglihatan (visual) memiliki komposisi paling besar (75%) dalam hal
rata-rata jumlah informasi yang dapat diperoleh seseorang. Informasi yang
diperoleh melalui penglihatan juga lebih mudah ditangkap dan diingat oleh
memori seseorang. Media gambar apabila didukung oleh metode pembelajaran yang
sesuai, juga dapat membawa siswa pada lingkungan belajar yang aktif dan
menyenangkan.”[12]
Dalam pembelajaran PAI/Fiqih, sangat memungkinkan
untuk menggunakan media gambar. Apalagi di dunia modern ini, dimana media
gambar dapat dengan mudah dibuat atau ditemukan dengan bantuan komputer dan
internet. Penerapannya pun sangat mudah, karena tidak memerlukan fasilitas dan
sarana khusus, serta dapat diterapkan kepada hampir setiap kelompok peserta
didik tanpa menilik usia atau latar belakang lainnya. Yang terpenting adalah
bagaimana guru memadukannya dengan materi dan metode yang sesuai.
Dari sini dapat kami simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik.
2. Kelebihan dan Kelemahan
Media Gambar
Adapun kelebihan media gambar menurut Sadiman yaitu antara lain:
...sifatnya kongkrit dan lebih realitas dalam memunculkan pokok masalah,
jika dibandingkan dengan bahasa verbal, dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, memperjelas masalah bidang
apa saja, dan harganya murah dan mudah didapat dan digunakan. Sedangkan
kelemahan media gambar yaitu hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya
terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa, gambar diinterprestasikan
secara personal dan subyektif, gambar disajikan dalam ukuran kecil, sehingga
kurang efektif dalam pembelajaran.[13]
3.
Fungsi Gambar
Secara khusus
gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau
diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau
dari segi biayanya.
Media gambar
untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, Secara
umum fungsi media gambar menurut Basuki dan Farida yaitu:
a.
Mengembangkan kemampuan visual
b.
Mengembangkan imajinasi anak
c.
Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap
hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam
kelas
d.
Meningkatkan kreativitas siswa[14]
Gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
Dari uraian di
atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan media gambar tersebut sesuai dengan
materi yang disampaikan dan disertai dengan penjalasan – penjelasan yang sesuai
dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan
penjelasan – penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan
spesifik, sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen –
elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan. Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc
Donald and Al P. Mizell yang menyatakan bahwa :
Every visual consists of number of elements
presented in adeliberate arrangement. There are three primery categories of
design elements: visual, text, and affective elements. Visual elements may
include graphics, symbol, real object, or organizational visuals. Text elements
include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen to
the font style, colors, and size used. Affective elements are those components
of visual that can elicit a response from the viewer, such as pleasure,
surprise, or humor. Selecting and arranging these elements appropriately result
in effective display. Folling the guidelines discussed here will assist you in
creating clear and effective visual.
Secara khusus
gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau
diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian diatas adalah bahwa dengan
penggunaan, media gambar dapat menarik perhatian, jika perhatian siswa sudah
tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta membantu memantapkan
pengetahuan pada benak para siswa dan dapat menghidupkan pelajaran,sehingga
dengan semangat belajar yang meningkat dan disertai penggunaan media gambar y ang
tepat dan sesuai dengan materi dapat dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan
meningkat.
C. Video
1.
Pengertian
Video
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan video dengan : 1) bagian yang
memancarkan gambar pada pesawat televise ; 2) rekaman gambar hidup untuk
ditayangkan pada pesawat televisi. Dari beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya
adalah gambar hidup (bergerak ; motion), proses perekamannya, dan
penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
Karenanya, banyak orang yang
memahami video dalam dua pengertian : 1. sebagai rekaman gambar hidup yang
ditayangkan (di sini video sama dengan film). Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya; dan
2. sebagai teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Di
sini istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video dan pemutar video.
Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media pandang-dengar.[15] Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni ; dan kedua, media audio-visual tidak murni. Film bergerak (movie), televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua.[16]
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Video
Ada banyak kelebihan video ketika
digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut Smaldino dkk. video
merupakan media yang cocok untuk pelbagai milliu pembelajaran, seperti kelas,
kelompok kecil, bahkan satu murid seorang diri sekalipun.[17]
Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para murid saat ini yang tumbuh
berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit
menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya
beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan
pembelajaran secara langsung pada kebutuhan murid.
Selain kelebihan, video/film juga memiliki kekurangan, di antaranya : sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut ; pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah, terutama bagi guru, maaf, dengan gaji pas-pasan di negeri ini ; dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain. [18]
3.
Manfaat
Video juga bisa dimanfaatkan untuk
hampir semua topik, dan setiap ranah :
kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal.
Pada ranah kognitif, murid bisa
mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman
aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah
atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman murid terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat
memperkuat murid dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran
yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional
impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung menarik
sisi penyikapan personal dan sosial murid. Membuat mereka tertawa
terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis
berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada
penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang
tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video
memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya
dalam mendemonstrasikan bagaimana tatacara merawat jenazah, menyembelih
binatang, dan lain-lain. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan
bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik murid juga
memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja
praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan
kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk
mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara berjama’ah. Misalnya
tentang resolusi konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa saling
mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.
Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah :
· Mengatasi jarak dan waktu
· Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
· Dapat membawa murid berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
· Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
· Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
· Megembangkan pikiran dan pendapat para murid
· Mengembangkan imajinasi
· Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
· Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
· Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas murid dalam mengekspresikan gagasannya.
D.
FILM
1.
Pengertian Film
Film secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton
melalui rangkaian gambar bergerak. Menurut Azhar Arsyad, film atau gambar hidup
merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan
melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu
hidup.
2.
Fungsi Film
Fungsi film dalam proses pembelajaran terkait
dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, untuk tujuan psikomotor, dan
untuk tujuan afektif.
Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film
dapat digunakan untuk :
Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan
stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan obyek yang bergerak, dan
sebagainya. Mengajarkan aturan dan prinsip. Film dapat juga menunjukkan deretan
ungkapan verbal, seperti pada gambar diam dan media cetak. Misalnya untuk
mengajarkan arti ikhlas, ketabahan, dan sebagainya. Memperlihatkan contoh model
penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi manusia.
Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor,
film digunakan untuk : memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga
dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan suatu
alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dsn sebagainya. film juga dapat
memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual untuk menunjukkan
tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa
waktu kemudian.
Dengan
hubungannya dengan tujuan afektif, film dapat : mempengaruhi emosi dan sikap seseorang,
yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok
untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran
visual yang berkaitan.
3.
Kelebihan
Beberapa kelebihan film sebagai media dalam pendidikan yaitu :
Film sangat bagus untuk menjelaskan suatu proses. Misalnya proses kejadian manusia ; Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau ; Film dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu ; Film dapat memikat perhatian anak ; Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan ; Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
Film sangat bagus untuk menjelaskan suatu proses. Misalnya proses kejadian manusia ; Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau ; Film dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu ; Film dapat memikat perhatian anak ; Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan ; Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
E.
Televisi
1.
Pengertian
Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom
(hitam putih) maupun berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele
(jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan. Televisi adalah sistem elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peratalan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat
dilihat dan suara yang dapat didengar.[19]
Perkembangan dunia informasi dan hiburan saat ini telah berkembang
pesat. Televisi salah satunya. Televisi merupakan salah satu media massa
elektronik yang memberikan informasi dan hiburan secara audio dan visual. Sejak
ditemukannya sejak abad sembilan belas, kini manusia dapat menikmati hanya
dengan memencet tombol-tombol pada alat canggih tersebut.
Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran
pesan dengan memanfaatkan indra pendengaran dan penglihatan. Secara umum media
audio visual menurut teori kerucut pengalaman Edger Dale memiliki efektivitas
yang tinggi dari pada media visual atau audio.[20]
Televisi merupakan salah satu media audio visual. Dalam menikmati ataupun
menggunakannya membutuhkan indra pengliharan dan pendengaran agar informasi
atau hiburan yang diinginginkan diperoleh secara maksimal.
Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan
efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya.
Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi
mana yang cukup memadai sebagai sarana pembelajaran kita. Di sini televisi
diletakkan pada kerangka positif, sebagai media pertukaran informasi,
pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian ilmiah, dokumentasi, dan lain
sebagainya.[21]
Kita harus mengakui bahwa televisi memegang
peranan yang begitu besar dalam perkembangan anak-anak. Sikap anak tehadap
televisi, jumlah jam yang mereka habiskan untuk menonton televisi, jenis acara
yang ditonton, serta alasan yang mendorong mereka untuk menonton televisi,
semuanya sangat mempengaruhi perkembangan pada anak-anak. Meskipun begitu kita
tidak bisa mengatakan bahwa televisi memegang peranan yang cukup dominan dalam
hal ini karena masalah yang paling mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan
si anak untuk menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan
bagaimana peran orangtua serta guru memanfaatkan program-program ini untuk
sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.[22]
Pendidikan
masyarakat yang makin baik diharapkan menangkal masuknya unsur-unsur negative
dari acara yang disajikan media televisi.[23]
Karena tidak bisa dipungkiri keberadaan media televisi dalam beberapa dasawarsa
terakhir ini semakin menarik perhatian masyarakat sehingga dari apa yang
tersaji di dalamnya tentu saja membawa dampak positif sekaligus negative bagi
penontonnya terutama anak-anak. Televisi juga merupakan salah satu media dalam
pembelajaran pendidikan agama islam yang sangat efektif. Hal ini tidak terlepas
dari kekuatan media televisi dalam mempengaruhi penontonnya terutama anak-anak
dalam menanamkan nilai-nilai dan moral melalui program-program yang disiarkan
di dalamnya.
2. Penerapan Media Televisi Dalam Pendidikan Agama Islam
Penyiaran agama melalui televisi sudah
dilakukan untuk pembinaan nilai-nilai keagamaan sejak media tersebut muncul di
Indonesia pada tahun 1976.[24]
Namun belum banyak yang diketahui mengenai hal-hal yang menyangkut dengan
keadaan tersebut, baik aspek isi atau materi siaran maupun minat masyarakat
untuk menonton siaran-siaran agama.
Seiring berjalannya waktu, banyak acara
televisi yang menyuguhkan acara-acara yang dapat dijadikan sebagai media
pendidikan agama Islam, baik dalam bentuk acara dakwah, film, hiburan, dan
lain-lain. Beberapa acara tersebut diantaranya : Wisata hati bersama Yusuf
Mansur “Merajut Silaturrahim” di ANTV
Acara ini bisa
diajarkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada MA atau MTs. Standar
kompetensi yang bisa diterapkan dengan acara tersebut adalah memahami arti
penting silaturrahim. Sedangkan kompetensi dasar dan indicator yang hendak
dicapai diantaranya adalah murid diharapkan dapat menyebutkan arti silaturrahim
dalam Islam, dapat menjelaskan arti penting silaturrahim sesama umat dan dapat
mengaplikasikan silaturrahim dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Pendidikan
Sebagai media
pembelajaran, televisi memiliki beberapa kelebihan dalam menyampaikan pesan dan
juga mempunyai kelemahan. Di antara kelebihan media televisi adalah seperti
berikut :
a)
Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan
audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen dan drama.
b)
Televisi bisa menyajikan model dan
contoh-contoh yang baik bagi murid.
c)
Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan
ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat dan peristiwa, melalui penyiaran
langsung atau rekaman.
d)
Televisi dapat memberikan kepada murid peluang
untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
e)
Televisi dapat menyajikan program-program yang
dapat dipahami oleh murid dengan usia dan tingkatan pendidikan yang
berbeda-beda.
f)
Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang
amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dental
operation, dan lain-lain.
g)
Televisi dapat menghemat waktu guru dan murid,
misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang
jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali. Disamping itu,
televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar murid
pada lokasi yang berbeda-berbeda untuk penyajian yang bersamaan.[25]
Adapun
kelemahan yang dimiliki media televisi adalah sebagai berikut:
a)
Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu
arah.
b)
Televisi pada saat disiarkan akan berjalan
terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan
kemampuan individual murid.
c)
Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi
film sebelum disiarkan.
d)
Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau
kelas besar sehingga sulit bagi semua murid untuk melihat secara rinci gambar
yang disiarkan.
e)
Kekhawatiran muncul bahwa murid tidak memiliki
hubungan pribadi dengan guru, dan murid bisa jadi bersikap pasif selama
penayangan.[26]
Kelebihan
Televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajiakan berbagai
kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat
memuaskan. Penonton TV tak perlu bersusah-susah pergi kegedung bioskop atau
gedung sandiwara karena pesawat TV menyajikan di rumahnya. Ia tak perlu pergi
ke Amerika untuk menonton Mohammad Ali bertanding, atau pergi kesenanyan untuk
menonton kebolehan Liem Swie King, sebab peristiwa- peristiwa seperti itu dapat
dinikmati dirumah sambil berleha-leha.[27]
4. Dampak Media Televisi Terhadap Murid
Kehadiran media TV dalam kehidupan modern ini
sudah begitu memasyarakat, bahkan TV sudah menjadi kebutuhan tersendiri bagi
setiap orang. Hampir setiap rumah tangga telah memiliki pesawat TV dan tidak
jarang satu rumah tangga memiliki lebih dari satu pesawa TV. Televisi dapat menjadi guru bertombol, ditambah jika televisi dapat memberikan
tampilan acara-acara yang bersifat edukatif
Program televisi yang bersifat
pendidikan, misalnya “si bolang” yang dapat meningkatkan pengetahuan umum, dan
“jika aku menjadi” yang mengandung nilai-nilai sosial. Program tersebut dikemas
dengan menarik walaupun nuansa pendidikannya tetap ada. Televisi merupakan
sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan perilaku pembelajaran murid.
Televisi juga dapat menyajikan kejadian yang aktual dengan kondisi yang nyata
sehingga dapat memberikan informasi sesuai kejadian, seperti kejadian Aceh,
Solo, Irak, dan lain-lain.
TV sebagai produk perkembangan teknologi yang
lain, bagi masyarakat terutama dalam konteks pendidikan anak-anak di dalamnya
memiliki sisi negatif dan sisi positif. Menurut Martin Leman sisi negatif dari
TV bagi pendidikan anak yaitu :
a.
Ketidakmampuan sorang anak membedakan dunia
yang dilihat di TV dengan apa yang sebenarnya.
b.
Anak menjadi pasif, tidak aktif, dan tidak
kreatif.
c.
Anak cenderung lebih gemuk, bahkan bisa
overweight karena mereka biasanya menonton TV sambil makan kudapan (cemilan),
terus menerus tanpa terasa.
d.
Menyebabkan kecanduan dalam menonton TV
menjadikan ana kuper (kurang pergaulan).
e.
Mengakibatkan menurunnya prestasi karena
kurangnya waktu belajar gara-gara menonton televisi.
f.
Dengan adanya iklan-iklan TV yang bombastis
menyebabkan tanpa sadar menanamkan nilai-nilai konsumerisme dan bahwa
kebahagiaan keluarga yang diperoleh diukur dari kemampuan memiliki produk
terbaru yang ditawarkan.
g.
Efek untuk orang tua yang malas menjadikan TV
sebagai electronik baby sitter akhirnya berkurang kedekatan anak dan orang tua.[28]
b)
Sementara itu sisi positif dari TV pendidikan
anak antara lain :
a.
Menambah kosakata (vocabulary) terutama
kata-kata yang tidak terlalu sering digunakan sehari-hari.
b.
Anak dapat belajar tentang berbagai hal melalui
program edukasi dari siaran televisi. (masih sedikit)
c.
Menambah wawasan dan minat.
d.
Mengenal berbagai aktifitas yang bisa
dilakukannya.
e.
Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
f.
Film pun ada yang bagus dan mendidik,
mengajarkan hal baik, sikap baik , tentang nilai kemanusiaan, nilai keagamaan
dsb.(masih sedikit).[29]
5. Peranan Orang Tua dan Guru Dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi
Setiap orangtua memiliki tanggungjawab untuk
selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu
hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua
mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang
bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak
negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk
mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak yang diakibatkan oleh
tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang
tua, yaitu:
a.
Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang
tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak,
perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur
kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
b.
Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang
mereka tonton selalu terkontrol dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara
tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.
c.
Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan
TV dikamar anak.
d.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan
mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa
mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa
ingin tahu anak-anak sangat tinggi.
e.
Tanyakan acara favorit mereka dan buntu
memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah
menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana
dan positif. Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, siraturahim
tempat sanak keluarg dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
f.
Perbanyak membaca buku, letakkan buku ditempat
yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko dan perpustakaan
g.
Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
h.
Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset
atau mendengarkan musik sebagai mengganti menonton TV. [30]
F.
VCD
1.
Pengertian VCD
Gambar bergerak, yang disertai
dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui video compact disk [VCD]. Sama
seperti medium audio, program video compact disk [VCD] yang disiarkan
[broadcasted] sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana
penyampaian materi pembelajaran. video compact disk [VCD] mampu menayangkan
pesan pembelajaran secara realistik video compact disk [VCD] memiliki beberapa
features yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Salah satu features tersebut adalah slow motion di mana gerakan objek atau
peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah
dipelajari oleh “pembelajar”. Slow motion, adalah kemampuan teknis untuk
memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung cepat. video compact disk
[VCD] dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari objek dan mekanisme kerja
dalam mata kuliah tertentu.
2.
Karakteristik VCD
Media video compact disk [VCD],
sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Gambar bergerak, yang disertai
dengan unsur suara.
b. Dapat digunakan untuk sekolah
jarah jauh
c. Memiliki perangkat slow motion
untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.
3.
Kelebihan & Kelemahan VCD
Video compact disk [VCD], sebagai
media pembelajaran juga tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahannya.
a. Kelebihan media video compact disk
[VCD], sebagai berikut :
1)
Menyajikan objek belajar secara konkret atau
pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah
pengalaman belajar.
2)
Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki
daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi murid untuk
belajar
3)
Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar
psikomotorik
4)
Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika
dikombinasikan dengan teknik mengajar secara cemah dan diskusi persoalan yang
ditayangkan.
5)
Menambah daya tahan ingatan atau retensi
tentang objek belajar yang dipelajari “pembelajar”.
6)
Portable dan mudah didistribusikan.
b. Kelemahan Media video compact disk
[VCD], adalah :
1)
Tergantung pada energi listrik, sehingga
tidak dapat dihidupkan di segala tempat.
2)
Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat
memberi peluang untuk terjadinya umpan balik.
3)
Mudah tergoda untuk menayangkan kasset VCD
yang bersifat hiburan, sehingga suasana belajar akan terganggu.
Untuk pembelajaran pendidikan agama Islam,
media video compact disk [VCD] dapat digunakan untuk menayangkan materi
pelajaran pendidikan agama Islam yang dikemas dengan baik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran, materi, dan metode. Contoh, dapat dikemas suatu program video
compact disk [VCD] untuk materi pelajaran ibadah haji, merawat jenazah, materi
pelajaran salat, materi pelajaran membaca al-Qur’an, dan sebagainya, sehingga
“pembelajar” akan aktif melihat, mendengarkan, mengamati, menafsirkan dan
“pembelajar” dapat mempraktekan apa yang telah disajikan lewat program video
compact disk [VCD] tersebut.
G.
PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR, VIDIO, FILM, TELEVISI DAN VCD DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dari uraian diatas, maka dapat buat table contoh penggunaan media
dalam Pendidikan Agama Islam
MATERI
|
MEDIA
|
||||
GAMBAR
|
VIDEO
|
FILM
|
TV
|
VCD
|
|
Syahadat
|
√
|
√
|
√
|
||
Sholat
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Zakat
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Wakaf
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Puasa
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
Haji
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Iman
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Ilmu
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Amal
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Muamalah
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
Akhlak
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
BTQ
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Merawat Jenazah
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Doa
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
H.
PENUTUP
Banyak faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran PAI, karena karakteristik
mata pelajaran PAI untuk membentuk perilaku dan keimanan. Oleh karena itu untuk
mengembangkan media disarankan untuk mempertimbangkan : kebutuhan, bukan kecanggihan media yang diutamakan dalam
menetapkan media pembelajaran PAI, tetapi keefektifan media untuk belajar murid,
bukan kemampuan guru menggunakan media tetapi ditekankan pada aktivitas belajar
murid melalui media untuk kemudahan memahami informasi, perlu adanya
peningkatan kompetensi guru PAI untuk pemahaman dan kemampuan memproduksi media
pembelajaran.
[2] Munawar Sholeh, Politik Pendidikan, (Jakarta:
IPE, Grafindo Khasanah Ilmu, 2005),
44-45.
[4] Fatah
Syukur, Teknologi Pendidikan (Semarang : Rasail, 2005), 9
[6]
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terj.
Raisul Muttaqien (Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2004), 15
[7]
Chabib Toha dan Abdul Mu’ti, PBM PAI di sekolah Eksistensi dan Proses
Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
270-271.
[8] Al
Qur’an : 17 (al Israa’), 36.
[9]
Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), 13-14
[10] Chabib
Toha dan Abdul Mu'ti, PBM PAI, 108-109
[15] Punaji Setyosari & Sihkabuden, Media Pembelajaran (Malang : Penerbit Elang Mas, 2005), 117.
[16] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru,
(Ciputat : Gaung Persada Press, 2008), 113.
[17] Sharon E. Smaldino, dkk Instructional
Technology and Media for Learning (Ohio : Pearson Merrill Prentice
Hall, 2008), 310.
[21]Mediapembelajaran.blogspot/media-televisi-sebagai-sarana-pembelajaran.html,
diunduh hari : Kamis, tanggal 16-05-2013/16:20)
[22]Arini
Hidayati, Televisi dan Perkembangan
Sosial Anak (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 1998), 74.
[25]
Azhar Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta
: Raja Grafindo Persada, 2003), 51.
[26] Ibid.,
52.
[27] Onong
Uchjana Effendy, ILmu Komunikasi Teori
dan Praktiek (Bandung : CV. Remaja Karya, 1984), 90.
[29] Ibid.
[30]
Ningsih, Pengaruh Televisi Terhadap Anak.
(2009: Artikel)
Langganan:
Postingan (Atom)
"Menghargai Setiap Tetes: Kajian Holistik tentang Penggunaan Air secara Bijaksana untuk Masa Depan Berkelanjutan."
Latar Belakang Penggunaan air yang berlebihan dalam kegiatan sehari-hari menjadi perhatian utama penulis, terutama dalam aktivitas seperti b...
-
PENGANTAR Berikut ini beberapa contoh Instrumen penilaian, yang meliputi : 1. Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi sikap,...
-
RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN KARANGAN JEANNE ELLIS ORMROD FAKTOR-FAKTOR KOGNITIF DALAM MOTIVASI Motivasi dalam proses p...