Pendahuluan
Di tengah meningkatnya gangguan
kesehatan mental dan fisik akibat gaya hidup modern yang serba cepat, manusia
semakin membutuhkan cara-cara alami dan holistik untuk mengembalikan
keseimbangan hidupnya. Salah satu praktik alami yang mendapat perhatian global
adalah Shinrin Yoku atau “mandi hutan”, yaitu kegiatan menghabiskan waktu di
alam terbuka, khususnya hutan, untuk mendapatkan ketenangan batin dan kebugaran
jasmani. Islam sendiri sejak awal telah mengajarkan pentingnya tafakkur
(perenungan) terhadap alam semesta sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan menjaga ciptaan-Nya. Hal ini sejalan dengan program Penguatan
Ekoteologi yang menjadi salah satu prioritas Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Dalil Naqli: Perintah Bertafakkur dan Menjaga Alam
Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad
SAW banyak memuat perintah untuk memperhatikan, merenungkan, dan menjaga alam
sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT (ayat kauniyah):
Mengamati keajaiban ciptaan-Nya
اَفَلَا
يَنۡظُرُوۡنَ اِلَى الۡاِ بِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ(١٧)
وَاِلَى
السَّمَآءِ كَيۡفَ رُفِعَتۡ(١٨) وَاِلَى الۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ(١٩) وَاِلَى
الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ(٢٠)
Maka
tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?
Dan langit,
bagaimana ditinggikan?
Dan
gunung-gunung bagaimana ditegakkan?
Dan bumi
bagaimana dihamparkan? (Q.S. Al-Ghasiyah
17-20)
Merenungkan makna penciptaan
sebagai bukti kekuasaan-Nya
اِنَّ فِىۡ
خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ
لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ ۚۖ ١٩٠
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,
ٱلَّذِينَ
يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ
هَـٰذَا بَـٰطِلًۭا سُبْحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)
Melihat alam sebagai makhluk
yang taat kepada-Nya
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ
وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ
اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
Apakah kamu tiada mengetahui,
bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan,
bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian
besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab
atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (Q.S. al Hajj:18)
Alam sebagai Rahmat bagi Manusia:
هُوَ الَّذِىۡۤ
اَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً لَّـكُمۡ مِّنۡهُ شَرَابٌ وَّمِنۡهُ
شَجَرٌ فِيۡهِ تُسِيۡمُوۡنَ ١٠
“Dialah yang telah menurunkan
air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.
يُنۡۢبِتُ
لَـكُمۡ بِهِ الزَّرۡعَ وَالزَّيۡتُوۡنَ وَالنَّخِيۡلَ وَالۡاَعۡنَابَ وَمِنۡ
كُلِّ الثَّمَرٰتِؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوۡمٍ
يَّتَفَكَّرُوۡنَ ١١
Dengan (air hujan) itu Dia
menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.” (QS. An-Nahl: 10-11)
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ
غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
Hai manusia, ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan
rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka
mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (Q.S. Al Fatir ayat 3)
Larangan Merusak Lingkungan:
وَلَا
تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ بَعۡدَ اِصۡلَاحِهَا وَادۡعُوۡهُ خَوۡفًا وَّطَمَعًا ؕ اِنَّ
رَحۡمَتَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ مِّنَ الۡمُحۡسِنِيۡنَ ٥٦
“Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS.
Al-A’raf: 56)
Dalil Aqli: Bukti Ilmiah Manfaat Shinrin Yoku
Secara ilmiah, Shinrin Yoku telah
diteliti oleh para ahli kesehatan dan lingkungan:
Penurunan Stres dan Kecemasan:
Studi Park et al. (2010)
menemukan bahwa berjalan santai di hutan selama 30–60 menit menurunkan kadar
hormon stres kortisol, menurunkan tekanan darah, dan memperlambat detak
jantung.
Peningkatan Imunitas:
Menghirup senyawa organik dari
pepohonan yang disebut phytoncides dapat meningkatkan sel darah putih
tipe natural killer (NK Cells) yang berperan penting dalam melawan infeksi dan
sel kanker (Li, 2010).
Kesehatan Mental dan
Emosional:
Shinrin Yoku meningkatkan hormon
serotonin dan endorfin yang membantu memperbaiki suasana hati, mengurangi
gejala depresi, serta meningkatkan perasaan rileks dan bahagia.
Semakin Mencintai Alam &
memiliki kesadaran lingkungan
Dengan mengingat Allah sebagai
pencipta alam dan seisinya, maka sudah seharusnya kita semakin mencintai alam
dan merawatnya dengan baik. Caranya antara lain dengan tidak merusak hutan,
menyayangi binatang, dan sebagainya. Berada di hutan membuat seseorang lebih
sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam, mendorong perilaku ramah
lingkungan, dan menumbuhkan empati ekologis.
Meningkatkan Rasa Syukur
kepada Allah
Manusia diberi akal oleh Allah
SWT untuk berpikir dan mempunyai hati untuk merasa.
Dengan merenungkan ciptaan Allah yang berupa alam dan seisinya, maka kita akan
menyadari betapa besarnya nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kita. Hal
ini dapat meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah.
Cara Mengingat Allah
Manusia tidak bisa terlepas dari
alam karena setiap kebutuhan manusia berasal dari alam. Sebagai orang yang
beriman, kita meyakini bahwa alam dan seisinya adalah ciptaan Allah. Maka
melalui tadabbur alam, kita akan senantiasa mengingat Allah Sang Maha Pencipta.
Semakin banyak kita mengingat Allah, maka diharapkan Allah juga akan selalu
dekat dengan kita.
Motivasi Belajar
Bagi pelajar yang melakukan
tadabbur alam, kegiatan ini dapat menjadi motivasi belajar agar lebih semangat.
Sebab tadabbur alam memberikan suasana baru bagi siswa dalam belajar langsung
di alam. Ini juga sekaligus digunakan sebagai kegiatan rekreasi.
Semua manfaat ini menunjukkan
bahwa tubuh manusia memang selaras dengan alam, sesuai fitrah penciptaannya.
Ekoteologi Islam: Integrasi Spiritualitas dan Ekologi
Ekoteologi adalah cabang teologi
yang mempelajari hubungan antara keyakinan keagamaan dan tanggung jawab
terhadap lingkungan. Dalam Islam, konsep khalifah fil ardh (QS.
Al-Baqarah: 30) menegaskan bahwa manusia adalah wakil Allah di bumi yang
bertugas menjaga keseimbangan alam. Interaksi dengan alam tidak hanya untuk
dinikmati, tetapi juga untuk dipelihara. Shinrin Yoku dalam ekoteologi Islam
dapat menjadi ibadah tafakkur, memperdalam rasa syukur dan ketundukan
kepada Allah SWT.
Kegiatan tafakkur alam seperti
Shinrin Yoku mampu membangkitkan spiritualitas ekosentris, yaitu
kesadaran bahwa manusia dan alam adalah bagian dari satu ekosistem ciptaan
Allah SWT, yang saling terkait dan saling menjaga.
Kesehatan Holistik: Fisik, Mental, dan Spiritual
Islam memandang kesehatan secara menyeluruh (holistik):
- Kesehatan
fisik: menjaga kebugaran tubuh sebagai amanah Allah (HR. Bukhari)
- Kesehatan
mental: menghindari stres dan kecemasan dengan zikir dan tafakkur (QS.
Ar-Ra’d: 28: “Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.”)
- Kesehatan
spiritual: mendekatkan diri kepada Allah melalui ciptaan-Nya.
Shinrin Yoku menjadi sarana yang memenuhi ketiga aspek
tersebut sekaligus.
Relevansi dengan Program Kementerian Agama
Kementerian Agama RI melalui Keputusan Menteri Agama No.
244 Tahun 2025 tentang Asta Protas (Program Prioritas) 2025–2029, mendorong
penguatan ekoteologi dengan fokus pada:
- Kesadaran
spiritual yang mendorong pelestarian alam
- Pemberdayaan
masyarakat berbasis lingkungan
- Peningkatan
layanan keagamaan yang berdampak pada kesejahteraan mental umat
Dengan demikian, penyuluhan agama yang mengajak umat untuk
bertafakkur alam melalui kegiatan seperti Shinrin Yoku dapat menjadi media
dakwah yang transformatif, meningkatkan kualitas spiritual sekaligus
menyehatkan fisik dan mental.
Penutup
Shinrin Yoku, dalam perspektif Islam, bukan sekadar terapi
fisik dan mental, melainkan sarana tafakkur dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Islam telah mengajarkan sejak dahulu pentingnya merawat alam dan
merenungkan keindahannya sebagai wujud syukur dan tanggung jawab manusia
sebagai khalifah di bumi. Dengan mengintegrasikan dalil naqli dan aqli, praktik
ini dapat dijadikan bagian dari program penyuluhan agama yang mendukung
penguatan ekoteologi untuk mewujudkan masyarakat yang sehat fisik, kuat mental,
dan seimbang spiritualitasnya. Inilah esensi pembangunan manusia holistik
sebagaimana dicita-citakan dalam ajaran Islam dan program prioritas Kementerian
Agama.
Daftar Pustaka
- Al-Qur’anul
Karim.
- Hadis
Shahih Bukhari dan Muslim.
- Park,
B.J., Tsunetsugu, Y., Kasetani, T., Kagawa, T., & Miyazaki, Y. (2010).
The physiological effects of Shinrin-yoku: Evidence from field experiments
in 24 forests across Japan. Environmental Health and Preventive
Medicine, 15(1), 18–26.
- Li,
Q. (2010). Effect of forest bathing trips on human immune function. Environmental
Health and Preventive Medicine, 15(1), 9–17.
- Kementerian
Agama RI. (2025). Keputusan Menteri Agama No. 244 Tahun 2025 tentang
Program Prioritas Kemenag 2025–2029 (Asta Protas).
- Dirjen
Bimas Islam. (2024). Penguatan Ekoteologi Islam: Membangun Moderasi
Beragama dan Kesadaran Lingkungan.